Thanks : Satu

256 19 0
                                    

Seungcheol baru saja menyelesaikan pekerjaannya di kantor. Melelahkan memang menjadi seorang CEO dari perusahaan terbesar ke-2 di Seoul, Korea Selatan. Mengurus segala berkas-berkas, menandatangani surat perjanjian dengan kolega bisnis, mengadakan rapat dan pertemuan dengan beberapa klien.

Seungcheol juga jarang memiliki waktu dengan keluarganya apalagi dengan sang kekasih. Ia lebih memilih menghabiskan waktunya di kantor untuk menyelesaikan semua pekerjaannya yang menumpuk. Tak jarang, kedua orang tuanya akan datang menemuinya di kantor. Seperti saat ini, Tuan dan Nyonya Choi sedang menemui Seungcheol di kantornya.
“Ibu, Ayah, ada apa?” Tanya Seungcheol.

“Seungcheol-ah, tidak bisakah kau meluangkan waktumu?” Tanya Tuan Choi.

“Ada apa, ayah?” Tanya Seungcheol yang kini mengalihkan perhatiannya pada orang tuanya.

“Kapan kau akan menikah dengan kekasihmu? Kalian sudah lama menjalin hubungan, alangkah baiknya kalian menikah. Ibu dan ayah sudah tua, kami ingin segera menggendong seorang cucu. Tidak bisakah kau-“

“Ibu, bukankah aku sudah mengatakannya pada kalian? Aku sedang sibuk, pekerjaanku tidak sesederhana itu. Aku belum ingin untuk menikah,” ucap Seungcheol.

“Tapi, Seung-“

“Ayah, aku akan menikah jika aku sudah siap. Aku masih harus mengurus perusahaan dan mem-“

“Dan apa? Kau sudah memiliki semuanya. Pekerjaan, rumah, pasangan, apa lagi? Kau hanya tinggal menikahinya,” ucap Nyonya Choi.

“Untuk urusan persiapan pernikahanmu, bisa ibu dan ayah yang akan mengurusnya. Ti-“

“Ibu, aku tau kalian sangat ingin aku menikah. Tapi, aku benar-benar tidak bisa jika dalam waktu dekat ini. Aku masih belum siap jika harus menikah,” ucap Seungcheol.

Dan percakapan antara orang tua dan anak itu harus terhenti karena suara ketukan pintu ruangan milik Seungcheol.
“Masuk,” ucap Seungcheol.

Tak lama, seorang gadis memasuki ruangan itu dan tersenyum saat melihat kedua orang tua Seungcheol ada di sana.
“Ibu? Ayah? Kalian juga ada disini ternyata. Aku tadi sempat datang ke rumah untuk mengunjungi kalian, tapi kata maid kalian sedang keluar.” Gadis cantik bernama Bae Areum itu mendudukkan dirinya di samping Nyonya Choi.

“Ibu dan ayah hanya ingin bertemu dengannya. Sudah lama ia tidak pulang ke rumah, jadi kami pikir ada baiknya kami yang mengunjunginya. Kau terlihat sangat cantik,” ucap Nyonya Choi.

“Seungcheol, hentikan dulu pekerjaanmu. Lihatlah, kekasihmu datang kemari karena merindukanmu. Kau tidak ingin berbicara dengannya?” Tanya Nyonya Choi.

“Maaf tidak bisa menemani kalian, aku ada rapat sekarang dengan beberapa klien.” Seungcheol berdiri dari duduknya, membawa beberapa berkas yang sudah ia pelajari untuk rapat hari ini.

“Tidak bisakah rapatnya diundur?” Tanya Nyonya Choi.

“Tidak bisa, ini menyangkut perusahaan ku.” Seungcheol keluar dari ruangannya dan menuju ke ruang rapat.

...

Hari ini, Seungcheol sedang menikmati hari liburnya. Setelah sarapan, ia duduk di ruang tengah sembari menonton televisi. Menikmati acara olahraga yang ditayangkan dengan ditemani seekor anjing kesayangannya, kkuma.

Namun, acara menonton itu harus terhenti karena mendengar suara bel dari depan rumahnya. Seungcheol pun beranjak, bangun dari duduknya dan membukakan pintu untuk sang tamu.
“Pagi, Hyung!” Itu temannya, Seungkwan.

“Ada apa, Kwan? Ayo, masuk.” Seungcheol mempersilahkan sang tamu atau temannya itu masuk.

“Hyung menonton pertandingan voli juga? Ku kira hyung tidak begitu menyukainya,” ucap Seungkwan.

“Aku hanya tidak tau harus menonton apa. Pekerjaanku sudah selesai semua, jadi aku tidak tau harus melakukan apa sekarang. Apa yang membuatmu datang mengunjungi ku?” Tanya Seungcheol.

“Aku? Oh! Tadi Vernon yang mengantar ku kemari, sebenarnya dia yang memiliki urusan. Tapi, dia sedang kembali ke kantornya untuk mengambil sesuatu,” jawab Seungkwan.

“Apa begitu penting? Masalah pekerjaan?” Tanya Seungcheol.

“Ku rasa begitu,” jawab Seungkwan.

Tak lama kemudian, Vernon datang memasuki rumah Seungcheol. Menatap kedua orang yang sudah sejak tadi berbincang itu dan meletakkan beberapa berkas di atas meja yang ada di hadapannya.
“Ada apa?” Tanya Seungcheol.

“Begini Hyung, kau ingat kontrak kerja sama kita dengan perusahaan milik Shua Hyung?” Tanya Vernon.

“Tentu, kenapa? Apa ada kendala?” Seungcheol menatap Vernon yang sedang memilih berkas-berkas tadi.

“Ini, Shua Hyung memberikan ini tadi pagi padaku.” Vernon menyerahkan berkas itu kepada Seungcheol yang langsung diambil oleh Seungcheol.

“Apa maksudnya ini? Kenapa Joshua meminta agar kita memindahkan lokasinya? Bukankah di awal kita sepakat untuk melakukannya di rumah sakit tempat Mingyu bekerja?” Seungcheol menatap Vernon, memintanya untuk menjelaskan semuanya.

“Aku tidak tau alasan pastinya, dia hanya menyampaikan itu melalui sekretarisnya. Dia juga meminta untuk mengadakan rapat besok, apa Hyung bisa?” Tanya Vernon.

“Adakan rapat besok pagi dengan mereka,” ucap Seungcheol.

“Baiklah.”

TBC...
Hey-yo! Balik lagi sama Cici.
Bosen nda? Jangan bosen yaa. Cici balik lagi sama cerita tentang couple kitaa, jicheol/CoupsZi/CheolHoon. Semoga kalian nda bosen baca cerita-cerita Cici yaa.
Bye byee!
2 Maret 2022

Thanks | JICHEOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang