Thanks : Lima

152 13 1
                                    

Ada yang nungguin? Maaf ya lama update, masih sibuk sama tugas-tugas. Mungkin beberapa waktu ke depan Cici bakal jarang update karena persiapan ulangan.


Happy reading..






Keduanya —Seungcheol dan Jihoon— semakin dekat seiring berjalannya waktu. Mereka jadi sering menghabiskan waktu bersama setelah Seungcheol keluar dari rumah sakit. Namun, Seungcheol tetap menjalani rawat jalan tentunya dengan Jihoon yang merawatnya.

Kaki Seungcheol dinyatakan lumpuh sementara. Ia belum bisa berjalan dengan normal dan memerlukan kursi roda untuk sementara waktu ini.

Jihoon pun dengan sabar merawat Seungcheol hingga pasiennya itu kembali sembuh. Setiap hari ia akan mendatangi villa milik Seungcheol dan menemani pria itu dari pagi hingga jadwalnya bekerja datang, atau setelah jadwalnya bekerja Jihoon baru mengunjungi Seungcheol dan berakhir menginap di villa milik pria itu.
"Seungcheol-sii," panggil Jihoon.

Jihoon merasa aneh saat tak mendapat jawaban apapun dari sang empunya nama. Ia pun memilih untuk mengelilingi villa milik Seungcheol guna mencari keberadaan pria dengan paras tampan itu.
"Seungcheol-sii, kau dimana?" Jihoon terus menerus menyuarakan nama Seungcheol, namun tak ada jawaban apapun.

Hingga akhirnya, Jihoon menemukan Seungcheol berada di halaman belakang villanya.
"Seungcheol-sii, kau sedang apa?" Tanya Jihoon setelah berada dihadapan Seungcheol.

"Aku sedang berusaha untuk berdiri, tapi ternyata tak semudah itu. Kakiku belum bisa menumpu berat badanku," jawab Seungcheol.

Jihoon berjongkok di depan Seungcheol yang terduduk di kursi roda.
"Hyung," panggil Jihoon.

Seungcheol tentu terkejut dengan apa yang didengarnya. Jihoon memangilnya dengan sebutan, 'hyung'?
"Jangan memaksakan dirimu. Saat ini kau cukup beristirahat hingga kondisimu membaik, baru setelah itu aku akan membantumu untuk berjalan. Saat ini tolong jaga kesehatan mu terlebih dahulu, Hyung. Ku yakin semua akan kembali membaik," ucap Jihoon.

"T-tapi, melelahkan jika harus selalu duduk disini. Aku juga ingin kembali seperti semula, aku tidak mau selalu menyusahkan dirimu. Aku lelah, Ji." Seungcheol menundukkan kepalanya, menyembunyikan kesedihannya walaupun gagal.

"Hyung, percayalah padaku jika kau akan sembuh. Lagipula aku senang bisa membantumu, aku senang bisa merawat mu. Jangan merasa jika kau menyusahkan diriku, Hyung." Jihoon bangkit dari posisinya dan memeluk Seungcheol.

Seungcheol membenamkan wajahnya pada perut Jihoon. Memeluk pinggang yang sangat pas di rengkuhannya itu. Wangi pada tubuh Jihoon sangat menenangkan.

Dapat Jihoon rasakan jika baju pada bagian perutnya basah. Seungcheol menangis. Jihoon justru mengerti bagaimana rasanya, tak jarang pasien Jihoon juga menangis saat merasa lelah dengan keadaannya. Namun, baru kali ini Jihoon berani untuk memeluk pasiennya.
"Menangis lah, Hyung. Tak apa, aku disini." Jihoon mengelus surai hitam yang terasa lembut ditangannya itu. Merasakan bahu pria di pelukannya itu semakin bergetar.

...

Setengah hari sudah Jihoon habiskan di villa Seungcheol dan sekarang Jihoon harus kembali ke rumah sakit untuk bekerja.
"Hyung, aku sudah masakkan makan malam untukmu. Jangan lupa makan malam dan juga minum obatmu, jangan terlalu memaksakan dirimu lagi ya. Aku harus kembali bekerja," ucap Jihoon.

"Haruskah kau pergi, Ji? Aku tidak ingin kau pergi," ucap Seungcheol.

"Tapi, aku harus bekerja Hyung. Besok siang aku akan kembali dan menginap ya, sekarang aku harus kembali ke rumah sakit." Jihoon mencoba memberi pengertian kepada Seungcheol sembari mengelus pipi Seungcheol.

"Tidakk! Aku tidak mauu!!! Ji, ku mohon menginaplah sekarang. Jangan bekerja yaa, temani aku disini. Ku mohon," ucap Seungcheol.

"Tapi-"

"Aku akan menghubungi atasanmu bila perlu pemilik rumah sakit itu jika hari ini dan besok kau akan merawat ku." Seungcheol mengambil handphone miliknya dan menghubungi pemilik rumah sakit tempat Jihoon bekerja.

"Hyung...,"

"Halo!"

"..."

"Ya, benar ini Seungcheol."

"..."

"Aku ingin meminta izin jika salah satu Dokter terbaikmu, Lee Jihoon tidak bekerja hari ini dan besok."

"..."

"Ku rasa anda sudah tau mengenai kondisiku dan dokter terbaikmu itu yang merawat ku. Ku harap anda memberikan izin padanya."

"..."

"Baik, terimakasih atas izinnya."

Panggil terputus, Seungcheol kembali menghampiri Jihoon setelah menyimpan ponselnya di atas nakas.
"Nah, sekarang kau tidak perlu bekerja. Kau hanya perlu merawat ku hingga aku membaik," ucap Seungcheol.

"Bagaimana bisa seperti itu? Aku harus bekerja. Bagaimana—"

"Ji, jangan khawatirkan apapun. Rumah sakit tempatmu bekerja adalah anak cabang dari perusahaan ku, kau tenang saja." Seungcheol menuntun Jihoon untuk duduk di ranjang.

Sembari menggenggam tangan Jihoon, Seungcheol menatapnya dalam.
"Ji, salahkah aku yang menyimpan perasaan untukmu setelah semua yang kita lewati belakangan ini?"

TBC...
Entahlah, mood ga baik tapi malah ada ide dan niat untuk buat cerita.
9 Agustus 2022.

Thanks | JICHEOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang