Thanks : Tiga

154 14 0
                                    

Saat ini Seungcheol dan Areum sedang berada di dalam mobil dan akan menuju ke Busan. Seungcheol memutuskan untuk tidak membawa supir pribadinya dengan alasan agar bisa lebih leluasa menghabiskan waktu dengan sang kekasih, namun sebenarnya ia hanya tidak ingin gadis di sampingnya ini memiliki kesempatan untuk menempel dengannya setiap saat.
“Seungcheol-ah, bisakah kita berhenti di restoran itu? Aku lapar,” ucap Areum.

“Kau baru saja makan tadi. Lagipula, bukankah kau bilang sedang diet?” Seungcheol tetap memfokuskan perhatiannya pada jalanan di hadapannya.

“Tapi aku lapar,” ucap Areum.

“Bukannya kau membawa banyak camilan? Makan itu saja,” ucap Seungcheol.

“Kau tega membiarkanku kelaparan? Bagaimana jika aku sakit setelah ini?” Areum memulai dramanya, pikir Seungcheol.

“Kau ingin makan? Baiklah, setelah itu berliburlah seorang diri.” Seungcheol memberhentikan mobilnya di depan restoran yang dikatakan Areum.

“T-tidak jadi. Kita lanjutkan saja perjalanannya,” ucap Areum.

...

Ini adalah hari kedua Seungcheol dan Areum berlibur di Busan. Saat ini mereka sedang menikmati keindahan pantai Busan, melihat bagaimana anak-anak kecil yang bermain dan membuat istana dari pasir. Areum menatap Seungcheol sambil memainkan tangannya di dada bidang Seungcheol, melukis pola abstrak pada tubuh pria Choi itu.
“Chagi~” panggil Areum.

“Hm, wae?” Tanya Seungcheol.

“Apa nanti kita juga akan memiliki anak-anak seperti mereka?” Tanya Areum.

“Aku tidak tau,” balas Seungcheol.

“Aku ingin memiliki anak perempuan. Bagaimana denganmu? Perempuan atau laki-laki?” Tanya Areum.

“Kenapa kau ingin memiliki anak perempuan?” Tanya Seungcheol.

“A... Aku ingin... Ah, agar ia bisa menemaniku di rumah. Jika anak kita laki-laki, ia pasti harus mengurus perusahaan seperti dirimu kan?” Seungcheol yang disampingnya menatap Areum yang sedang menatap seorang anak perempuan.

“Aku ingin anak laki-laki,” ucap Seungcheol.

“Laki-laki? Baiklah, laki-laki atau perempuan tidak masalah untukku.” Areum memeluk tubuh Seungcheol dan mendekatkan wajahnya pada Seungcheol.

“Kita sedang ditempat umum,” ucap Seungcheol.

...

Malam pun tiba. Seungcheol baru saja menyelesaikan kegiatan mandinya dan akan menghampiri kamar sang kekasih untuk makan malam bersama, namun baru ia keluar dari kamarnya dapat ia lihat sang kekasih sedang memeluk seorang pria. Areum bahkan terlihat sangat senang saat berhadapan dengan pria tersebut, samar-samar Seungcheol mendengar percakapan keduanya.
“Apa baby nakal?” Tanya pria itu.

“Setiap pagi aku sering mual, kadang aku harus menahan mual saat bersama Seungcheol. Tapi tak apa, mungkin baby merindukan Papanya. Iya kan, baby?” Terlihat Areum mengelus perutnya sambil tersenyum lalu menatap pria itu.

“Selesaikan urusanmu, lalu kita akan menikah dan mengurus baby bersama.” Kini si pria mencium kening Areum dan memeluk mesra pinggangnya.

“Lanjutkan kegiatan kalian di dalam kamar, jangan mengotori pemandangan sekitar.” Seungcheol menatap keduanya secara bergantian.

“S-seungcheol! I-ini tidak seperti-“

“Tidak usah dijelaskan, aku sudah mendengarnya. Terima kasih untuk semuanya,” ucap Seungcheol.

“Aku seperti ini juga karena mu. Kau sangat sibuk dengan pekerjaanmu itu dan melupakan ku, sebenarnya kekasihmu itu aku atau berkas-berkas itu?” Kini Areum menatap Seungcheol tak terima.

“Kau pikir aku bekerja hanya untuk bermain-main? Kau pikir posisi seorang CEO semudah itu? Aku bekerja juga untuk membeli keperluan yang kau inginkan, jika kau lupa. Ku rasa Tuhan memang berniat memberi tahuku jika kau bukan wanita yang baik,” ucap Seungcheol.

“Mulai sekarang kita tidak memiliki hubungan apa pun lagi dan jangan pernah kau menemui aku ataupun keluarga ku.” Seungcheol melangkahkan kakinya melewati kedua orang itu dan keluar dari hotel tersebut untuk mencari udara segar.

Namun siapa sangka, baru beberapa saat Seungcheol berjalan, ada sebuah mobil yang menabraknya hingga dirinya tidak sadarkan diri dan dibawa menuju rumah sakit terdekat. Diketahui pemilik mobil tersebut sedang dalam keadaan mabuk sehingga mobil tersebut menabrak Seungcheol.

Para pejalan kaki yang melihat kejadian tersebut menghampiri Seungcheol dan menghubungi ambulance yang kemudian membawa Seungcheol menuju rumah sakit terdekat untuk segera ditangani.

Setibanya di rumah sakit, Seungcheol segera dilarikan ke UGD dan ditangani oleh pihak rumah sakit. Beberapa suster dan dokter berlari memasuki UGD dan segera menangani Seungcheol.

...

Disisi lain, seorang dokter manis sedang berjalan menuju ruangannya. Dokter dengan nametag ‘Lee Jihoon’ di dadanya itu menghampiri resepsionis dan beberapa dokter yang sedang berkumpul disana.
“Oh, Dokter Lee! Kau dapat jadwal malam?” Tanya seorang wanita yang merupakan teman kerjanya, Zhou Jieqiong.

“Ne, Dokter Zhou. Hari ini rumah sakit sedikit lebih ramai, ada apa?” Tanya Jihoon.

“Baru saja terjadi kecelakaan. Sebuah mobil dengan pengemudi yang mabuk menabrak seorang pria,” jelas sang resepsionis.

“Siapa dokter yang menanganinya?” Tanya Jihoon.

“Ku dengar yang menanganinya adalah dokter Xu,” ucap dokter Jeon yang sedari tadi menyimak pembicaraan mereka.

“Bukankah setelah ini dokter Xu akan dipindahkan ke rumah sakit pusat untuk menjaga seorang pengusaha asal China?” Tanya Jihoon.

“Ak-“

“Dokter Lee!” Seorang dokter yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya menghampiri mereka.

“Eoh? Dokter Xu, bagaimana keadaan pasien itu?” Tanya dokter Zhou.

“Dia sudah dipindahkan ke ruang inap,” jawab dokter Xu.

“Oh ya, dokter Lee,” panggil dokter Xu.

“Ne?”

“Aku menyerahkan pasienku itu padamu, ia tanggung jawab mu mulai sekarang. Dan ini data-data yang ku dapat tentangnya.”

Tbc...
25 Maret 2022
Minta vote & comment dong ><

Thanks | JICHEOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang