Lalisa Manoban perlahan turun dari mobil yang membawanya dari bandara, seusai lebih dari satu bulan dirinya menghabiskan waktu untuk berlibur di Bali. Udara kota new York sedikit membuat perempuan berusia 20 tahun itu beberapa kali menghela napas lelah, setelah hampir satu bulan lamanya menghabiskan waktu liburan di pulau Bali dan jujur dia sangat menikmati liburan itu.
"Selamat pagi, Nona!" Sapa seorang petugas polisi membuka pintu untuknya, dan hanya dibalas oleh Lisa dengan senyum tipis nyaris tidak terlihat karena dirinya harus segera masuk untuk memulai aktivitasnya setelah hampir dua bulan lamanya dia menghabiskan waktu untuk berlibur sekali mengistirahatkan diri, dari pekerjaannya yang selalu mengambil resiko.
"Aku pikir bersenang-senang dan meninggalkan pekerjaan begitu saja akan membuat seorang Lalisa melupakan semuanya!" ucapan penuh sindiran itu didapatkan oleh Lisa yang baru saja mendudukkan bokongnya seketika menatap orang didepannya dengan tatapan kesal.
"Apa itu masalah, lagipula kau juga sangat bersenang-senang menghabiskan waktu dengan kekasih gelapmu, ketika aku pergi!" Lisa mengatakan hal itu dengan penekanan penuh kekesalan setelah mendapati kabar ini kesekian kalinya terhadap apa yang dilakukan oleh Oh Sehun tidak lain kekasihnya selama dirinya pergi berlibur.
"Seperti kau sudah lupa kesepakatan kita, ketika kita menjalin hubungan asmara?" Ingin sekali Lisa meludahi wajah Sehun ketika mengatakan hal itu, kekasih? Ya..., Itu tidak salah dan bukan sebuah rahasia jika mereka menjalan hubungan sebagai sepasang kekasih karena rasa iba.
"Berikan aku tugas, agar aku tidak terus melihat wajahmu itu. Jujur, melihat wajahmu itu membuat mataku sakit!" Sehun terkekeh pelan menatap wajah Lisa yang jelas kesal setelah sekian lama mereka tidak bertemu, tanpa bicara lagi Sehun segera bangkit berdiri berjalan kearah lemari berisi berbagai bekas masalah sepele hingga kejahatan berat yang belum tersentuh sama sekali.
"Ini, aku pikir kamu akan sangat bersenang-senang. Hadiah untukmu aku yakin kau akan puas untuk menanganinya!" Sehun memberikan amplop berisi berkas pekerjaan yang harus diselesaikan oleh Lisa yang kini terlihat sibuk membaca isi berkas.
"Sisilia?" gumang Lisa setelah benar-benar selesai membaca berkas perkara tersebut.
"Hemm, benar! Sisilia, entahlah hanya rumor atau bukan mereka sekarang sedang bekerja keras membentuk cabang organisasi untuk perdagangan narkoba dan organ tubuh manusia!"
"Hanya rumor?" Ralat Lisa mendengar penjelasan sekaligus setelah membaca berkas perkara di tangannya. Jelas, saat ini raut kesal sangat ditujukkan oleh perempuan berusia 20 tahun tersebut, setelah hampir empat tahun lamanya dirinya berkerja dan bergabung sebagai anggota rahasia kepolisian New York dan sekarang untuk pertama kalinya mendapatkan kasus hanya dengan kata rumor.
"Jangan langsung menyimpulkan sesuatu dengan emosi! Tck, seperti remaja saja. Duduk dengan tenang aku akan jelaskan, semuanya!" Sehun setengah kesal menarik tangan kekasihnya untuk duduk kembali.
"Ini bukan hanya rumor, sebenarnya sebagai seorang pembunuhan bayaran harusnya kau lebih tau mengenai organisasi ini. Beberapa Minggu yang lalu banyak sekali terjadi penculikan dan berakhir ditemukan tewas tanpa organ dalam dan satu hal dari hasil penyelidikan, aku menemukan simbol dari Mafia Sisilia dan jangan anggap itu remeh!" Lisa kembali menatap isi dari berkas kasus dengan teliti. Kemudian menarik napas kasar, baru saja dia kembali dari liburan dan sekarang akan kembali ke dunianya untuk mengungkap kejahatan. Ya..., Setidaknya itu yang dia lakukan sebagai agen pembunuh bayaran yang sudah terlatih.
"Aku butuh berkas otopsi!" Lisa pergi begitu saja meninggalkan Sehun yang diam menghela napas panjang, baru saja dirinya bertemu dengan sang kekasih setelah sekian lama menghabiskan waktu untuk berlibur dan sekarang sudah ditinggal lagi dan itu sangat menjengkelkan. Jangan berpikir, jika dirinya terlalu naif dengan membuang kesempatan untuk sekadar berkencan dengan beberapa orang perempuan dibelakang Lisa walaupun selama ini selalu tertangkap basah, tetapi perempuan itu tidak kunjung juga merasakan emosi ataupun cemburu.
"Anda harus memberikan komitmen, bukan pekerjaan!" Oh Sehun berdecak kesal pada salah seorang petugas polisi yang secara tidak langsung sedang menyindir Sehun yang selalu mengatur jadwal pekerjaan Lisa selama ini.
***
Jauh dari hiruk piruk kota New York di Italia seorang laki-laki berusia 25 tahun menatap penuh hormat pada laki-laki paruh baya di depannya yang sibuk menghisap cerutu dari mulutnya. Dia adalah penguasa penjualan barang haram selama hampir seluruh hidupnya dilakukan untuk transaksi berbagai barang haram dan itu adalah hal yang hebat baginya mengeni orang tua angkatnya.
"Jeon Jungkook, kau pergilah ke kota New York aku baru saja mendapatkan informasi. Jika, para polisi di sana sudah curiga dengan pergerakan di sana!" Jeon Jungkook,laki-laki muda berusia 25 tahun itu menganggukkan kepalanya pelan dan tersenyum penuh arti karena ini sudah waktunya bersenang-senang. Sudah lama dia tidak menembak kepala orang- yang menghalangi bisnis haram milik Ayah angkatan.
"Tentu Ayah, aku akan melakukannya!" Laki-laki paruh baya itu menatap sekilas anak angkatnya kemudian menganggukkan kepalanya pelan untuk segera bersiap.
"Aku akan menunggu kabar baik, jangan permalukan Aku!" Kalimat itu terucap dengan nada begitu terdengar pelan dan kalem, tapi sebenarnya itu adalah sebuah peringatan agar Jungkook tidak gagal atas kepergiannya ke New York.
***
Lisa terus menatap setumpuk berkas, dan laptop miliknya secara bergantian setelah sampai di apartemen tempat tinggalnya dan setelah hampir seharian mencari berkas mengenai Mafia Sisilia. Sedikit dia mendapatkan informasi terhadap sejarah Mafia Sisilia dan informasi yang dia dapatkan hanya organisasi ini perlahan mulai bangkit kembali setelah insiden 20 tahun yang lalu. Di mana menurut informasi yang di dapatkan mengenai organisasi terlarang itu sudah berakhir dengan ditangkapnya kepala sindikat organisasi terlarang itu dan saat ini sedang menjalani hukuman penjara seumur hidup.
"Apa aku harus menemuinya?" ujar Lisa saat ini terlihat berpikir keras terhadap kasus yang akan dia tangani. Baru saja Lisa akan kembali menyibukkan diri, mendadak suara ponselnya mengalihkan perhatiannya.
Lisa seketika berdecak kesal, begitu mengetahui orang yang sedang menelponnya tidak lain sang kekasih, Oh Sehun. Lisa kembali meletakan ponselnya setelah menolak panggilan itu, tetapi kembali berdering hingga membuat Lisa merasa muak. Lisa benar-benar kesal dengan apa yang selama ini dilakukan oleh kekasihnya apalagi setelah hampir dua bulan lamanya Lisa mengambil cuti untuk berlibur dan itu dipastikan, jika seorang Oh Sehun akan menghabiskan waktu dengan berkencan dengan banyak perempuan.
Katakan, jika Lisa sama sekali tidak peduli dengan hal itu karena egonya, hubungan mereka hanya sebatas kesepakatan yang dilakukan oleh Lisa dan Sehun karena saat itu Lisa begitu tergila-gila dengan laki-laki gila itu dan sekarang dia sama sekali tidak peduli. Lagipula, menghabiskan waktu untuk berkencan dengan kasus kejahatan itu lebih menyenangkan dibandingkan menatap Sehun yang terus memainkan ponsel mengirim pesan sampah pada banyak perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Mr Mafia (Lizkook)
FanfictionLalisa, nama itu tidak sesuai sama sekali dengan pekerjaannya dan paras wajahnya yang cantik sebagai seorang pembunuh bayaran dari kepolisian New York. Lalisa sangat menikmati pekerjaannya, hingga akhirnya dirinya mendapatkan misi untuk membunuh kep...