Chapter's 16

811 87 25
                                    

Hallo hallo, kita bertemu kembali💃

YEYYY UPDATE LAGI!! SIAPA YANG UDAH NUNGGUIN?!

Yuk absen dulu disini, sebutkan askot kalian👉

Jadi, kalian lebih suka konflik yang ringan aja atau yang berat?

Follow PRINCEWORLD_ supaya langsung dapat notifikasi update dan jadi pembaca pertama di  chapter terbaru VSTMN!(≡^∇^≡)

Komen di setiap paragraf nya untuk membantu menembus komentar dari chapter sebelumnya🤓

Soo good night and happy reading, jangan lupa vote sebelum atau sesudah membaca yaw🦖🐾

Soo good night and happy reading, jangan lupa vote sebelum atau sesudah membaca yaw🦖🐾

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak henti-hentinya, Vanca berdecak sembari bergumam dengan raut wajah marah. Tangannya meremat udara, kepalang jengkel dengan sesuatu yang mengusiknya tadi.

"Sial! Sial! Sial!" umpat Vanca membuat Axy yang menemaninya hanya bisa menutup mulut. Malas jika harus terkena semprotan amarah gadis itu.

"Sial banget gue!! Sudah di kantin ada adkel ngeselin. Tadi di lapangan ada cowok ngeselin! Parah, pengen makan orang!!" ujar Vanca.

Sepanjang perjalanan menuju kelas, lorong itu di isi oleh suara Vanca yang berdecak, mendumel dan berteriak.

Axy memejamkan matanya, ia merasa pulang sekolah nanti, ia perlu menemui dokter untuk melakukan pemeriksaan telinga. Telinganya terasa pengang dan sakit lantaran sepanjang lorong harus mendengar kecerewetan Vanca.

"What's the matter? Your face is very unsightly?" tanya Rubby yang duduk di kursi guru— ketika melihat raut kusut Axy ketika memasuki kelas.

"It's okay, it's just that someone's shrill voice disturbs my hearing." Axy mendekati Rubby, ia menyuruh Rubby untuk berbagi tempat duduk. Membuat kursi guru itu kini diduduki oleh dua murid cantik.

"Did she not stop talking along the way?" tanya Rubby, lagi. Perempuan itu mengamati Axy yang menggosok telinganya yang sedikit memerah.

"Yes, you know how she is."

Berbeda dengan Axy yang raut wajahnya sangat tidak enak di pandang. Vanca yang baru memasuki kelas langsung memekik kegirangan membuat kebisingan di kelas yang memang bising semakin menjadi-jadi, karena saat ini kelas sedang jam kosong.

Perempuan itu menghampiri meja Livertia dengan langkah riang dan penuh semangat. Matanya di penuhi binar binar makanan, raut wajah yang terlihat jelas dan mata yang tidak bisa berbohong, jika Vanca lapar.

VILLAIN : Saving The Main Character Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang