0'18 - SuA

213K 12.3K 972
                                    

WAJIB FOLLOW SERTA VOTE DAN COMMENT GUYS!

Pagi ini semua siswa sedang bergerak mengikuti instruksi guru senam, mereka melakukan senam pagi sebelum berangkat menuju kebun stroberi.

"Ngantuk woi malah disuruh senam." Gerutu Cia.

Ia malas-malasan bergerak sama seperti Lara dan Mia. Sabila? Gadis itu rajin, Soleh, suka menabung, pasti nya apapun akan dilaksanakan.

10 menit berlalu barulah mereka duduk sembari menunggu panitia, pagi ini udaranya sangat dingin Sabila menggunakan celana panjang berbahan katun, bajunya ia menggunakan hoodie tebal berwarna pink soft, sendal jepit bertali berwarna hitam. Rambutnya dikuncir kepang dua, siapa yang melakukannya? Tentu Lara, kata gadis itu jadi cantik dan lucu.

"Ngemil mulu, entar ngeluh. 'Cia pipi Sabila besar banget' Gue tutup kuping beneran." Ejek Cia, sedangkan sang empu hanya tersenyum malu.

"Cikinya banyak, Sabila gak tahan liatnya."

Setelah menunggu lama akhirnya mereka berangkat dengan jalan kaki, berjalan beriringan karena jalan yang hanya bermuat untuk satu orang, jadilah Cia berjalan terlebih dahulu dibelakangnya diikuti Sabila, Mia, dan Lara. Didepan Cia terdapat dua orang laki-laki kakak kelas mereka.

Keempat gadis itu termasuk jalan paling depan, hanya berkelang 16 orang didepan mereka. Sepanjang jalan itu dipenuhi siswa-siswi, jarak tempuh sekitar 20 menitan untuk sampai ke kebun stroberi yang akan mereka kunjungi, dipinggir-pinggir jalan ada banyak kebun teh, mereka melewati padi, melihat kerbau mandi dilumpur sampai kerbau tersebut menjadi bahan mainan Alex dan teman-teman kelas nya.

"Lumpur semua," Ujar Sabila, ia menunduk melihat kakinya sudah banyak lumpur berwarna hitam.

"Udah dibilang tadi pake sepatu, ngeyel sih." Saut Cia.

Setibanya mereka dikebun stroberi, anak-anak mencar untuk memetik buah stroberi ketika sudah mendapatkan izin. Menyewa tempat serta membeli buah stroberi sudah diurus oleh Arga, jadi para siswa bisa bebas memetik buah.

"Bu Karin!"

Seorang guru yang sedang duduk sambil minum itu sontak menoleh, ia tersenyum dan berdiri menghampiri Sabila yang memanggilnya. "Kenapa nak?"

Sabila tersenyum manis, "Disini ada kamar mandi? Sabila mau cuci kaki," Gadis itu menunjuk kakinya yang putih sudah becek karena lumpur. "Lumpur semua."

"Dibelakang pondok ini ada air yang ngalir, airnya bersih kok, ibu juga habis cuci tangan disana. Coba kamu kesana," Kata Bu Karin.

"Makasih ya Bu, Sabila cuci kaki dulu."

Sabila berjalan menuju belakang pondok, ia melihat memang ada air yang mengalir dari dalam bambu, airnya jernih. "Mungkin air dari gunung ya," Gumam Sabila.

Gadis itu mulai mendekat ke air tersebut,"Ih dingin banget." Sabila mulai membersih kan kakinya.

Ia dibuat terkejut saat ada tangan berurat juga ikut menyentuh kakinya, "Kakak ih! Ngagetin."

Asher hanya menoleh singkat, kembali membersihkan kaki Sabila. Ia memijat pelan telapak kaki gadis itu, "Kakak geli, udah Sabila bisa kok." Sang empuh tidak menggubris dan lanjut mengusap kaki Sabila.

"Sebelah nya." Kata Asher.

Sabila menurut ia mengangkat sedikit kakinya, ia ikut mengusap kakinya sendiri. "Airnya kalo diminum gak papa kak?" Tanya Sabila.

"Gak."

Sabila cemberut, "Airnya bersih kok, bening banget."

Asher berdiri tegak saat selesai membantu gadis itu membersihkan kakinya, "Yang lo liat bersih belum tentu bersih Sabila, dan belum tentu perut bantet lo itu bisa cerna airnya, yang ada lo kena penyakit."

Sabila untuk Asher [UPDATE REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang