Prolog

1.6K 100 24
                                    

"Dimana Freen?"

Zara sang lawan bicara tidak menanggapi. Hanya menatap gadis imut didepannya sinis.

"Gue tanya Freen dimana? Bisu lo?" tanyanya sekali lagi.

Zara memalingkan muka. Tersenyum mengejek, "Ngapain lo cari si Big Boss? Mau nyakitin lagi?"

"Bacot! Gue gak butuh bacotan lo oncom! Gue tanya Freen dimana? Pacar gue dimana?"

"Oh? Lo masih bisa bilang Big Boss pacar lo? Hebat banget lo, saking hebatnya sampe lo pengen gue qurbanin."

Becky berdecak. Gadis itu tidak melanjutkan dan langsung pergi dari kelas 12 IPA 3.

Zara yang melihat itu hanya menghela napas berat. Tangannya mengusap wajah.

"Assalamualaikum," salam Freen begitu memasuki kelas.

"Shalom. Btw, lo nonmus," ralat Zara.

Freen nge-lag sebentar, sebelum akhirnya terkekeh sadar. Kebiasaan denger orang masuk kelas Assalamualaikum jadi ikut-ikutan.

"Btw, kamu kenapa kok kayak orang stres banyak pikiran gitu? Mana mukanya kusut lagi," ucap Freen sembari berjalan kebangkunya.

Zara menoleh, menyusul Freen. "Gapapa," jawabnya bohong.

"Tadi Becky kesini?"

"Hng? Kok tau?"

"Iya.. biasanya kamu masang muka gitu kalau ketemu Becky," Freen terkekeh. "Jadi bener Becky kesini?"

Zara mengangguk samar.

"Ngapain?" tanya Freen.

"Gak tau. Dia tadi nyariin lo."

"Ooo," Freen bergumam pelan. Ia beranjak dari duduknya dan pergi keluar kelas.

"Mau kemana Freen?!"

"Nemuin Becky!"

Mendengar jawaban itu hati Zara kesal. Ia menendang bangku sembarang. "Kenapa sih harus Becca terus!"

_____

Freen mengetuk pintu kelas 12 IPA 1. Matanya memencar mencari Becky.

"Oh, P'Freen, cari Becca ya?" tanya salah satu siswi menghampri Freen.

Freen mengangguk.

"Dia gak ada di kelas Phi. Baru aja dia keluar sama Azalea."

"Kemana?" Freen mengerutkan dahi.

Siswi itu mengedihkan bahu, menggelengkan kepala.

"Oh... ok. Terimakasih infonya. Assalamualaikum," Freen ingin berbalik pergi tapi tangannya ditahan oleh siswi tadi. Freen berbalik lagi.

"Ada ap--" tanya Freen.

"Shalom Phi shalom.. P'Freen salah server," sama seperti Zara, siswi tadi ikut meralat.

Freen hanya tertawa saja, mengulang salam, dan akhirnya pergi dari sana.

Di koridor sepi Freen berjalan pelan. Dirinya mencari Becky yang katanya pergi sama Azalea.

"Bego banget gue.. ngapain gue cariin dia pas dia aja bareng Azalea. Yang ada gue jadi nyamuk, haha," Freen terkekeh miris menyadari kebodohannya. Ia berbalik ingin berjalan ke kelas.

"FREEN!"

Tapi teriakan itu menghentikan langkah Freen, membuat gadis itu menoleh ke belakang. Ia tersenyum lebar, namun seketika senyumnya luntur melihat wajah dingin Becky. Kenapa lagi?

Brak!

Setiba didepan pacarnya, Becky mendorong badan Freen ketembok. Cukup keras membuat punggung Freen ngilu.

"Gilak lo, ha?! Otak lo dimana?! Udah gue bilang jangan sakitin Azalea tapi lo bangkang! Kurang ajar banget lo jadi orang!"

Freen mendongak dengan bibir meringis. Dirinya bingung, kenapa Becky datang-datang langsung marah-marah. Dan lagi, sejak kapan dia nyakitin Azalea?

"Maksud kamu?" tanya Freen pelan.

"Halah! Gak usah pura-pura bego lo anjing! Sekali lagi gue peringatin, jangan berani-beraninya lo nyentuh Azalea, atau urusannya sama gue!" ancamnya sebelum berbalik pergi meninggalkan Freen.

Rasa sakit dipunggung Freen seketika hilang, berganti rasa sakit dihatinya. Kali ini lebih sakit hingga gadis itu menunduk dan akhirnya menangis.

Ya, seperti itulah Becky Armstrong. Selalu membela mantannya hingga rela melukai pacarnya.


____________

Karena bro (kata orang) aneh, jadi mungkin kaku kalau bikin cerita serius.

So, sangat dibutuhkan kritik dan sarannya, terima kasih--bro (human aneh)2k22.

DEAR FTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang