Bab 3

891 87 12
                                    

Sudah 3 jam Freen duduk sendiri di halte bus. Kepalanya celingukan seperti menantikan seseorang. Berkali-kali pula ia membuka hp-nya, menunggu chat dari pacarnya.

Ting!

Freen segera menekan notifikasi itu.

Suka Nyakitin🐒💨

Sayang kamu pulang dulu aja ya

Freen mengerutkan dahi. Setelah 3 jam menunggu Becky baru mengabarinya sekarang. Dan sekalinya mengabari chat-nya seperti ini?!

Suka Nyakitin🐒💨

Kamu kemana?

Nganter Azalea pulang

Deg

Hati Freen serasa mencelos membaca balasan itu. Ternyata pacarnya belum berubah. Dia masih Becky yang lebih memprioritaskan saudari tirinya, Azalea.

"Azalea lagi, ya? Hm.. oke.." senyum miris terukir di bibir ranum Freen.

Ting! Ting!

Freen sekali lagi membuka pesan dari pacarnya.

Suka Nyakitin🐒💨

Freen?
Maaf ya sayang..
Nanti aku beliin makanan kesukaan kamu deh
Janji
Sekali lagi maaf ya sayang..

Hm.

Sayang..
Jangan marah hei!
Azalea kasian gak ada yang nganter pulang
Kamu ngertiin ya sayang..
Pliss..

Hm.

Setelahnya Freen mematikan hp-nya. Tidak peduli lagi dengan spam chat dari Becky. Pasti juga minta maaf dan pengen dingertiin. Udahlah Freen capek kalau masalah itu.

Tin Tin

"Neng cantik, sendirian aja disini? Gak mau pulang?"

Freen mendongak kesumber suara.

"Loh, Van? Belum pulang?" tanya Freen bingung.

Devan tertawa renyah, "Sebenernya udah pulang. Cuma  tadi harus balik buat ngambil tupperwere Bunda."

"Ooo," Freen mengangguk paham. Kalau masalah tupperwere seorang Bunda tidak memiliki toleransi. Anak baru balik dari Inggris aja jika tupperwere Bunda ketinggalan siap-siap suruh ngambil lagi.

"Oh, ya. Ngapain lo disini? Nungguin siapa?" Devan kembali ke topik awal.

Sejenak Freen diam, menggeleng.

"Dih, dasar prik," godanya. "Sini naik, gue anter," tawarnya.

Freen lagi-lagi terdiam. Kali ini mempertimbangkan.

"Tenang, gak dipungut biaya. Atau kalau lo takut gue lecehin, nih," Devan menyerahkan cutter-nya. "Tusuk aja pala gue pake itu kalau lo takut gue aneh-anehin."

Freen sedikit ngeri. Akhirnya ia percaya dan ingin beranjak mendekati motor Devan.

"Helm-nya pake dulu cantik," Devan membantu Freen memasang helm.

DEAR FTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang