chapter 2

71 9 0
                                    

Setelah perpisahannya dengan Jeno, Renjun memutuskan pulang karena memang jadwal hari ini hanya ujian saja. Renjun tidak pulang bersama yangyang, dirinya tidak mau memperlihatkan wajah sendunya itu ke sahabatnya. 

saat dirumah Renjun tidak mendapati siapapun disana. mungkin ayah dan papa masih ada urusan dikantor sedangkan jaemin kemungkinan pulang telat adiknya itu sangat aktif mengikuti ekstrakurikuler disekolah berbeda dengan dirinya.

syukurlah dirinya tak perlu memberikan alasan kenapa dirinya pulang sendiri? kemana jeno? kenapa wajahnya pucat?. karena renjun sendiri bingung dan takut memberitahu orang rumah tentang keadaannya saat ini.

"bagaimana cara gue kasih tau ke orang rumah, ayah pasti marah dan papa pasti kecewa dengan gue. bodoh banget lu renjun!!" yah penyesalan selalu datang terlambat.

Renjun benar-benar menyesal sekarang, dirinya tak tau harus berbuat apa. yang bisa dia lakukan hanya menagis dan menyesali kebodohannya saja.

dilihatnya benda persegi dimeja belajarnya dua buah foto keluarga. foto pertama terdapat 3 orang ada Papa winwin, Renjun bayi, dan juga Baba Lucas dengan alat penunjang hidup yang menempel pada tubuh ayah kandungnya itu.

"Baba maafin injun, baba pasti kecewa sama injun" meski renjun tidak mengingat kenangan apapun bersama Lucas karena memang baba-nya meninggal saat umurnya baru 3bln. tapi dia yakin dirinya telah mengecewakan baba Lucas di surga sana.

lalu foto kedua, foto keluarga yang diambil saat pernikahan Yuta dan Winwin. foto yang berisikan Yuta, Winwin, Renjun dan Jaemin. masih terekam jelas bagaimana wajah bahagia sang Papa dan ayah barunya tapi tidak dengan Jaemin yang terlihat marah.

---

Renjun menghabiskan masa kecilnya hanya dengan sang papa. winwin menjadi single parents setelah suaminya Lucas meninggal dunia. Jadi renjun hanya tau Lucas dari cerita papanya. suatu hari dia bertanya

"papa, apa injun cuman punya satu orang tua saja? injun mau dua seperti teman yang lain" kata bocah itu pada sang papa.

"injun punya dua kok, kan papa bilang kalo baba udah bahagia disurga. jadi injun ga boleh nangis ya" jelas Winwin menahan tangis.

saat Renjun berumur tujuh tahun

"papa, kita dimana sekarang?" tanya renjun saat memasuki rumah yang terlihat asing.

Winwin tersenyum, "injun ingin punya keluarga utuh seperti temen yang lain kan? jadi hari ini injun akan bertemu sama ayah"

Renjun terdiam berusaha memproses kata-kata winwin, tiba-tiba seorang pria menghampirinya bersama dengan anak laki-laki di gendongannya.

"hai Renjun, kenalin saya ayah baru kamu Ayah Yuta dan ini Jaemin adik kamu" ujar Yuta yang sontak saja membuat renjun bingung.

"adik?" ujarnya.

"iya renjun, bukan hanya ayah kamu juga punya adik sekarang. disapa dong adiknya" jelas Winwin.

Nakamoto Jaemin, adiknya.

"hai Nana, aku Injun kakak kamu" ucap renjun tersenyum cerah.

"jaemin, katakan Hai." Yuta berkata pada anaknya.

Jaemin terdiam, dia malah mengeratkan pelukannya pada ayahnya itu.

yuta yang jengah langsung berkata dengan kesal, "Kamu mau membuat ayah marah?"

"sudahlah Yuta, mungkin kita asing baginya." Winwin menyela percakapan anak dan ayah itu.

kemudian Winwin berjongkok menyamakan tingginya dengan Jaemin yang telah turun dari gendongan yuta, " Hai Jaemin, saya mama baru kamu. panggil aja Papa Winwin ya"

Jaemin menganggukkan kepala sebagai jawaban.

"anak pintar! kenalan juga dong sama kakak Renjun" rayu Winwin.

"hai injun, aku nana" ucap jaemin sambil mengulurkan tangan yang juga dibalas oleh renjun.

"kakak, jaemin!" ucap Yuta membenarkan.

"its okay yuta, lagi pula meraka hanya terpaut 5bln kan" kata winwin sambil tersenyum

"yasudah, sekarang ayo kita tunjukkan kamar baru Renjun ya." Yuta mengandeng kedua anaknya memasuki kamar.

"renjun, ini sekarang kamar kamu" kata Yuta.

"kamar barunya sangat besar, papa tidur sama renjun ya" 

"tidak, renjun. papa winwin tidur bersama dikamar ayah Yuta" jelas Yuta

"Huh? kenapa bisa begitu?" Renjun heran,

"karena ayah dan papa sudah menikah jadi harus tidur berdua" ujar Yuta

"Ah...seperti itu" ucap renjun pura-pura paham.

"kalau begitu Nana mau menikah sama Injun biar bisa bobo berdua" ucap Jaemin  tiba-tiba.

Sontak saja Yuta dan Winwin tertawa mendengarnya. "Jaemin pernikahan itu bukan hanya tentang tidur berdua, tapi tentang perasaan saling menyukai."

Jaemin mengangguk paham, "Nana suka Injun. apakah injun menyukai nana?"

Renjun memeluk senang Jaemin, "eung! injun juga suka Jaemin."

"astaga mereka tidak paham ternyata" ucap Yuta

"tapi mereka terlihat lucu. bahkan mereka mempunyai nama panggilan sendiri." 

Yuta dan Winwin ikut berpelukan dengan putra mereka. kedua keluarga telah menjadi satu. menjadi keluarga yang bahagia dan harmonis.

---

"Kak..." Jaemin masuk kamar kakaknya yang tak terkunci itu.

Jaemin mengecek kamar renjun, sedari pulang sekolah sampai waktunya makan malam dirinya tak melihat renjun sama sekali.

terlihat kakaknya tertidur sambil memeluk foto keluarga dengan raut gelisah. wajahnya basah, bekas air mata. Tubuhnya bergetar, kedinginan.

Jaemin mengecek suhu lewat dahi dan ceruk leher Renjun. "astaga... kak, kamu sakit?"

Renjun terbangun "Jaemin..."

"bentar kak, Nana pangil-in papa dulu" tapi renjun malah memegang tangannya rapat. "jangan..."

Jaemin membantu Renjun duduk menyandar pada tumpukan bantal di kepala ranjang.

"Jaemin..."

"iya kak? jaemin tau kakak lagi sakit kan, jaemin pangil-in papa ya..."

"aku hamil" dua kata dari kakanya sukses membuat Jaemin membeku.

Bersambung...

💚💚Annyeong yorobun-deul 💚💚

VoMent juseyo

Remein dong guys biar kiko semangat updatenya....
Kalo rame bakal rajin Sabtu-Minggu update deh...

Hwaiting!!



Patéras[NORENMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang