(Vote cuk!!)
Esok harinya.
Eiji menyerahkan kertas dokumen kepada Rias, melihat kamar dari balik pintu terbuka, matanya menatap rias, dan berkata dengan pelan, "Aku merasa aneh dengan tempat ini."
Rias mengangkat wajahnya dan menatap Eiji: "Apa yang kau
maksud?""Aku merasa aneh saat didalam... Maksudku, didalam ruangan ini terlihat gelap, sangat sunyi, seperti ada sesuatu yang disembunyikan." Eiji melirik ke pintu terbuka, "bahkan disini memiliki kamar."
"Seperti semacam markas rahasia?" Eiji menatap Rias dengan tenang.
Bulu mata Rias bergetar, matanya berkedip beberapa kali, nafasnya tertahan, wajahnya menunjukkan reaksi sesaat sebelum kembali tenang, dan berkata dengan santai, "Tidak ada hal yang semacam itu, mungkin kau terlalu banyak membaca manga."
Eiji menatap mata Rias selama 3 detik, lalu mengangkat bahu, dan membuka manga ditangannya, "...Kau mungkin benar."
Gresik Gresik.
Sentuhan halus dari bahu Eiji, dari waktu ke waktu saat dia mengabaikannya.
"Apa yang kau inginkan, Akeno?"
Eiji mengangkat matanya dan menoleh, melihat seorang wanita yang mengusapkan telunjuknya ke bahunya dari atas kebawah.
"Ara Ara~ menyebut nama depan seorang wanita tanpa adanya hubungan apapun?" Wanita itu menarik tangannya, "Bahkan tanpa ekspresi, apakah kau benar-benar seorang laki-laki?"
Wajah Eiji datar: "Secara biologis aku seorang laki-laki, dan tentunya, seksualitas ku masih normal."
"Apakah begitu?"
"Haruskah aku membuktikannya?"
"Kau harus, atau... Kau ingin aku membantu?"
Teriakan terdengar didepan mereka.
"Hentikan percakapan kalian!"
Eiji menoleh dan melihat, Wajah Rias merah semerah rambutnya, berusaha menyembunyikan wajahnya dari balik manga, yang sayangnya manganya terlalu kecil.
Satu mata hijau terlihat dari balik manga, dua mata bertemu, dan Rias menoleh samping.
"Kau dengar?"
Eiji menatap Akeno dengan datar dan membuka kembali manganya, "sekarang jangan ganggu aku."
Akeno mengambil manga dari tangan Eiji dan menyembunyikan di bawah roknya.
Eiji menghela nafas lelah, mengangkat matanya dan menoleh untuk melihat: "Sekarang, apa yang kau inginkan?"
Sudut mulutnya Akeno terangkat, menurunkan tangannya untuk memeluk dirinya sendiri dibawah dadanya yang membuatnya lebih menonjol, dan berkata dengan percaya diri, "Apakah kau tidak ingin berbicara dengan wanita cantik di sampingmu?"
"Tidak!" Eiji berkata dengan cepat.
Tapi, saat matanya tertuju pada area dada Akeno, mata Eiji berhenti, tidak berkedip, dan psikologisnya terganggu.
(Tenangkan dirimu Eiji! Itu hanya gumpalan lemak dan lemak, tidak ada yang spesial dari itu!)
Selama lima detik terperangkap, akhirnya Eiji berhasil lepas dari jebakan iblis Akeno.
"Aku tahu Oosuki-san juga tertarik." Senyum Akeno masih sama, "Tidak ada bedanya dengan laki-laki lain."
Semua lelaki berbeda, apa yang pantas meyebutkan laki laki itu sama!
Lihat saja panjang mereka, kau akan mengetahuinya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Jauhkan aku dari hal-hal supranatural!(DxD)
Action"Kenapa aku harus ke sekolah yang memiliki banyak siswa perempuannya?" Eiji berkata dengan lelah. ibu: "kau tidak mengerti maksud ibu, ini juga untuk kebaikanmu" "aku tidak butuh perempuan." "tapi kau akan membutuhkannya suatu saat." Eiji: "..." ...