05. Hello World : Gone

280 31 3
                                    


Jisoo tampak sekali tergesa-gesa saat mengenakan jasnya sambil memasukan beberapa barang kedalam tas, setelah itu menyempatkan mematut diri didepan cermin untuk merapikan penampilannya yang ternyata cukup berantakan.

Pagi ini dia ada janji dengan Bona untuk pergi jalan-jalan bersama, menghabiskan waktu berdua. Jadi mungkin nanti dia akan meminta izin untuk membawa Bona pada Seola yang katanya sudah pulang dari luar negeri.

Sedangkan diluar, Lisa yang hendak pergi ke kamarnya sendiri tiba-tiba menahan diri didepan pintu kamar Jisoo yang terbuka cukup lebar, lalu melongok kedalam.

"Lo mau pergi kemana kak? Tumben pagi gini udah rapih banget." Tanya Lisa, lalu masuk dan langsung duduk dipinggiran kasur Jisoo. Mata Lisa tak lepas dari Jisoo yang sedang sibuk mengikat tali sepatu.

"Jalan-jalan sama Bona. Why?"

"Ikut dong."

"Nggak!" tolak Jisoo mentah-mentah.

"Nggak ada ikut-ikutan, lo diem aja dirumah."

Lisa berdecak kesal berkali-kali dan mendumel tak jelas. "Pelit banget. Ya udahlah, mending gue lanjut dan puas-puasin tidur hari ini."

Jisoo mengibas-ngibaskan tangannya, bermaksud mengusir Lisa dari kamarnya, tapi Lisa justru langsung merebahkan tubuh dikasurnya dengan terlentang disana.

Baru saja akan keluar kamar, langkahnya tiba-tiba tertahan diambang pintu saat mendengar dering panjang dari dalam saku jasnya. Segera Jisoo mengambil ponselnya dengan nama Bona yang terpapar dilayarnya sebagai pemanggil.

"Tunggu ya Bona sayang. Gue udah mau berangkat buat jemput lo kok." Ujar Jisoo membuka obrolan saat Bona dari seberang tidak langsung menyapanya.

Jisoo mengerutkan dahinya heran mendengar jawaban Bona yang mengatakan jika gadis itu hari ini tidak bisa pergi. Dia ingin sekali melayangkan protes karena Bona tiba-tiba membatalkan janji, tapi dia juga dibuat khawatir saat mendengar suara Bona dari seberang yang terdengar sangat parau dan serak.

"Kok mendadak? Kenapa? Atau karena nggak di ijinin sama kak Seola atau malah lo mau pergi bareng dia? Tapi lo nggak papa kan?" tanya Jisoo. Dia semakin dibuat khawatir saat mendengar dengan samar-samar suara isak tangis dan suara keributan.

Setelah mendengar jawaban dari Bona, tangan Jisoo bersama ponsel digenggaman yang ada didekat telinga langsung melemas dan jatuh bebas disamping tubuh.

"Lisa."

Yang dipanggil pun menyahut dan segera bangun dari kasur. Lisa juga langsung berdiri dan bersiap untuk pergi ke kamarnya sendiri dan tidur disana.

"Ada apa kak? Lo nggak jadi pergi kah? Kak Bona tiba-tiba batalin janjinya?"

Saat hendak melewati Jisoo yang terdiam diambang pintu, Lisa dibuat bingung melihat Jisoo yang tampak linglung dengan tatapannya yang terlihat amat kosong.

Lisa lantas melambaikan tangannya didepan wajah Jisoo, bermaksud menyadarkan lelaki itu.

"Kak, are you okay?"

"She's gone."

Lisa mengerutkan dahinya dan menaikan salah satu alisnya bingung menatap Jisoo yang semakin tampak kosong dengan matanya yang tak berkedip sama sekali.

"Who?"


=====


"Ayo keluar Seo." Bujuk Bona pada Eunseo yang dari semalam terus mengurung diri dan tidak mau keluar.

"Emangnya lo nggak mau ikut pergi nganter?"

"Gue nggak mau nyuruh lo buat hormatin tamu-tamu yang datang kesini, minimal hormatin Luda buat yang terakhir kali."

Akhirnya setelah susah payah membujuk, Eunseo pun keluar dengan keadaan yang amat berantakan dan memprihatinkan.

Bona mengusap bahu Eunseo yang masih terisak dengan wajah yang sudah amat sembab dan mata bengkak. Lalu memerintahkan lelaki itu untuk segera berganti pakaian.

"Gue tunggu didepan sama yang lain."

Dan tak lama setelahnya, Eunseo pun datang dengan setelan jas hitam yang seragam dengan milik yang lain.

Alih-alih membantu Dayoung dan Yeonjung yang terlihat sedang susah payah menarik mundur Yeoreum yang tengah mengamuk dan meraung-raung tak karuan, Eunseo memilih bergabung dengan Dawon yang duduk dipinggiran seorang diri dengan kepala tertunduk dalam.

Lalu perhatiannya tertuju pada Seola, Bona, Soobin, dan Exy yang bertugas menyambut para tamu yang datang dengan senyum seadanya dan dengan hati yang Eunseo yakini dikondisikan agar bisa setegar mungkin, tidak seperti hatinya yang sudah hancur, berantakan dan sulit untuk ditata lagi.

"Jisoo, Lisa."

Seola, Exy, dan Soobin menoleh saat mendengar Bona memanggil kedua nama tersebut dengan begitu lemah.

Jisoo tanpa aba-aba langsung memeluk Bona dengan erat setelah menyapa Seola, Exy, dan Soobin. Mereka berdua sama-sama menangis, dengan tangan Jisoo yang tak henti-hentinya memberi usapan lembut di punggung bergetar Bona, berusaha menguatkan sang sahabat.

Sedangkan Lisa, tanpa repot-repot menyapa keempatnya lebih dulu, dia langsung memilih masuk kedalam dengan langkah gontai hingga akhirnya terduduk lemas bersama matanya yang kosong menatap tak percaya pemandangan didepannya.

Setelah berusaha menahan mati-matinya agar tidak mengeluarkan air matanya, Lisa kalah dengan keadaan, membuat dia pun akhirnya menangis juga.

Padahal Yeoreum baru saja berhasil ditenangkan oleh Dayoung dan Yeonjung agar para tamu bisa memberi penghormatan terakhir mereka, tapi sekarang Yeoreum kembali meraung-raung dengan mendatangi Lisa dan langsung menarik kerah jas Lisa dengan sangat kuat.

Lisa yang diperlakukan tidak baik oleh Yeoreum hanya bisa diam, dia tidak protes atau melakukan perlawanan balik. Dia sangat tahu betul apa yang sedang Yeoreum lakukan padanya.

Sebuah pelampiasan.

"Kak Lisa, kenapa kak Luda harus pergi?"

Lisa tidak menjawab. Dirinya juga sangat bingung kenapa kejadian buruk itu harus menimpa pada Lusa. Jika tau begini seharusnya kemarin dia tetap nekat untuk pergi mengantarkan Luda dengan mengikuti mobil gadis itu dan memastikan jika Luda sampai dengan selamat.

Namun sekarang nasi sudah menjadi bubur. Percuma saja jika Lisa harus menyesal, karena semua itu percuma dan tidak akan berguna, apalagi mengembalikan Luda pada mereka semua.

Lisa tetap diam saat Yeoreum memeluknya dengan sangat erat sambil menangis meraung-raung. Pikirannya sejak diperjalanan kemari benar-benar dibuat kosong. Lebih tepatnya karena masih belum percaya dengan kenyataan kejam yang baru saja dia hadapi.

Lisa berharap ini adalah mimpi buruk dalam tidurnya, tapi semakin dia berusaha menyakinkan diri dengan hal baik-baik dan berusaha menyangkal kejadian yang baru saja terjadi, tapi hal tersebut justru membuat dadanya semakin sesak dan sakit, dunianya seakan-akan hancur.

Ditengah-tengah suasana duka dan sedih itu, tanpa mereka sadari diam-diam ada salah satu dari mereka semua yang telah menyunggingkan senyum licik dan puas.




To Be Continue
Hello World

Hello WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang