PART 2

459 65 8
                                    

Kini aldo baru saja sampai di rumahnya setelah mengantarkan adhel pulang. Aldo berniat untuk membersihkan tubuhnya, namun terdengar sebuah panggilan dari ponselnya.

Aldo langsung mengambil ponselnya dan mengangkat telpon tersebut.

"Halo"

"Bisa ke basecamp sekarang do?"

"Kenapa?"

"Soleh babak belur!"

"Gue kesana sekarang"

"Oke gue tunggu"

Tanpa menjawab ucapan dari temannya itu, Aldo langsung mematikan ponselnya sepihak dan kembali meraih jaket yang empat ia simpan. Aldo mengambil kunci motor nya dan segera berlari keluar dari kamarnya.

"Aldo kamu mau kem-"

"Aldo pamit mah, ada urusan. Bye mama" ucap aldo sedikit berteriak sambil berlari keluar dari rumahnya.

"Aldo...aldo..." gumam cindy sambil menggelengkan kepalanya.

•••

"S-sakit bang, pelan-pelan" ucap seorang laki-laki dengan seragam SMA yang berbeda.

Laki-laki itu nampak sedang di obati oleh abim.

"Lo nyari gara-gara ape sih leh? Sampe babak belur kaya gini?" tanya abim sambil mengobati luka soleh.

"Gue gak ngelakuin ape-ape bang, itu geng sebelah hadang gue pas pulang sekolah tadi. Gue kalah lah orang mereka berempat" jawab soleh sambil menahan ngilu di wajahnya.

"Hadeh, gak mungkin ada asap kalo gak ada api leh leh. Mereka gak akan hajar lo tiba-tiba kalo lo gak bikin ulah sama mereka" ucap floren yang baru saja mendudukan dirinya di kursi.

"Beneran bang, gue gak bohong. Gue gak ngapa-ngapain sumpah" ucap soleh kekeh.

"Kalo gini mah kita harus bales dendam gak si? Mereka udah seenaknya mukulin si soleh sampe babak belur kaya gitu" ucap mirza.

"Iye bang, gak terima gue di hajar gak ada sebab kaya gini" sambung soleh.

"Kita tunggu intruksi dari Aldo aja, dia pasti tau apa yang harus kita lakuin" ucap floren.

"Ngandelin si aldo yang bucin itu? paling dia gak bakal bales dendam" ucap seseorang mendudukan dirinya di kursi.

"Gimanapun juga aldo kan ketua disini sal, kita kalo berbuat sesuatu harus bilang dulu sama dia. Gak bisa asal serang gitu aja" jawab floren.

"Kalian tuh salah pilih ketua tau gak? Modelan kaya dia kok di jadiin ketua" cibir arsal sambil tersenyum smirk.

"Maksud lo apa sal?" tanya floren yang kini berdiri dari duduknya.

"Apa? Gak terima lo? Bela aja terus sahabat lo itu. Liat, soleh di hajar aja dia gak ngelakuin apa-apa kan? Kerjaannya cuma pacaran terus. Gimana nasib geng kita kalo kaya gini?" tanya arsal.

"Lo kalo ngomong dijaga ya! Aldo jadi ketua disini itu karna pemilihan, murni! Gak licik" ucap floren sambil tersenyum miring.

"Gak usah bawa-bawa kejadian itu ya. Kalo emang lo takut ngelawan geng black wolf ya bilang aja deh flo, biar gue yang lawan mereka" ucap arsal.

"cih.. Songong, lo tanpa kita gak bisa apa-apa sal" ucap floren.

Arsal mengepalkan tangannya kuat-kuat menahan emosinya agar tidak tersulut. Ia memukul meja sedikit keras lalu keluar dari basecamp itu.

"Baper" ucap floren lalu duduk kembali di bangkunya.

"Gak cape debat?" tanya mirza.

"Lo liat lah se egois apa dia. Udah kalah, masih aja keras kepala pengen jadi ketua di geng ini. Gak yakin gue kalo dia yang jadi ketua, geng ini bakal bener" ucap floren.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JEALOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang