Prolog

3 0 0
                                    

Hai, apa kabar?

Iya... Kamu.... Kamu diriku di masa lalu, diriku di kala remaja, diriku di masa kanak-kanak...

kita adalah kita: kamu aku, dan aku kamu.

Sekarang usia kita digerbang menuju kepala tiga.

Terkadang kepalaku penuh dengan suara-suara, dadaku sesak, penuh dengan ketakutan-ketakutan... khawatir untuk melangkah. Menjadi diri yang sesungguhnya. Penuh dengan amarah dan emosi. Tidak siap kecewa. Aku semakin takut ketika diriku menjadi seorang istri dan ibu. 

Kamu baik-baik saja kan?

Berjanjilah untuk baik-baik saja...

Demi kita berpuluh-puluh tahun lagi... Aku ingin berumur panjang, hidup dalam kebahagiaan, menemani orang-orang terkasih, orang yang kucintai. Bukan hanya dalam angan-angan cerita dongeng atau novel yang kadang bergema di kepalaku... Membisikan "cerita" yang mungkin akan menjadi "skenario" selanjutnya.

Aku ingin menjadi ibu yang disayangi anak-anakku kelak, demikian pula, aku tidak ingin menyisakan trauma di hati mereka. Aku ingin mereka dicintai sebagaimana aku ingin dicintai: seperti yang mereka inginkan. Karena dari apa yang telah kualami, aku mengerti bahwa setiap anak punya karakter, jiwa, sifat, atau apapun penyebutannya, yang berbeda.

untuk itu,

Dear, 

Diriku di masa lalu....


Untuk DIriku di Masa LaluWhere stories live. Discover now