Break?

703 16 0
                                    

HARI ini weekend jadi Jeno dan Karina ingin menghabiskan waktu bersama dengan bermain di taman belakang rumahnya yang lumayan luas,mereka bersama-sama menanam bunga matahari.

Cuaca cukup cerah hari ini jadi mereka memutuskan untuk menanam bunga di taman belakang rumahnya.

Jeno tertawa lepas ketika ia menjahili Karina dengan menempelkan tanah yang untuk menanam bunga tersebut ke wajah cantik Karina, Karina yang tidak terima pun mengejar Jeno dan membalasnya.

Mereka bercanda ria terlihat sangat bahagia, setelah lelah dengan sesi berkejar-kejaran nya mereka memutuskan istirahat di kursi taman.

"Huftt melelahkan" Karina melenguh lelah.

Jeno yang melihat wajah memerah Karina karena panas tanpa jeno sadari ia tersenyum bahagia.

Lalu tiba-tiba Jeno menghapus peluh yang membasahi dahi Karina.

"Jeno tangan mu kotor!" Seru Karina menyingkirkan tangan Jeno yang ada di dahinya.

"Biarkan saja" Jeno terkekeh geli.

"Ish! lihat Bunga matahari nya belum selesai di tanam, ayo kita lanjutkan" Jeno hanya mengangguk dan mengikuti langkah Karina, melanjutkan menanam bunga nya.

"Nah selesai" Karina tersenyum setelah selesai dengan menanam bunga nya.

"Cantik sekali bunganya, seperti kau" Jeno mencubit pipi Karina.

"Kau bisa saja Jen" Karina menatap bunganya lekat lekat.

"Jen sepertinya jika bunga ini sudah tumbuh besar, maka aku dan kau sepertinya sudah menikah" Kekeh Karina masih menatap bunganya.

Hati Jeno serasa tertancap ribuan pisau mendengar ucapan Karina, Jeno tidak tahu harus bagaimana, Jeno masih memikirkan ucapan Donghae tentang perjodohan yang orangtuanya rencanakan.

Karina menatap Jeno yang termenung menatapnya "Jeno apa kau baik-baik saja?" tanya Karina merasa ada yang janggal dengan sikap Jeno.

"Hah aku tak apa" Jeno tersenyum.

Lalu mereka kembali masuk karena matahari sangat terik.

-

Setelah berganti pakaian, Jeno dan Karina duduk di ruang tamu untuk menonton TV.

"Na aku ingin bicara sesuatu padamu" Jeno membalikan badannya ke arah Karina.

Karina menatap Jeno, sepertinya Jeno ingin berbicara serius melihat dari raut wajahnya.

"Mau bicara apa Jen?" Karina menatap Jeno.

Jeno menghela nafas ia bingung mau mengatakan apa pada Karina, mau bagaimanapun lebih baik Karina mengetahui nya terlebih dahulu daripada nanti terlambat memberi tahu justru nanti akan semakin melukai perasaannya.

"Aku bingung mau memulai nya dari mana" Jeno menundukkan kepalanya.

"Tak perlu bingung, bicaralah jika memang harus dibicarakan" Karina memegang tangan Jeno.

"Ak—"

Tok Tok

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu, lalu Jeno menatap Karina "Sebentar ya Jen biar aku saja yang membuka pintunya" Lalu Karina pergi menuju pintu dan membukakan pintu nya.

Cklek

Karina terkejut melihat Taeyeon dan Donghae yang tak lain orangtuanya Jeno, Karina tersenyum dan menyambut Taeyeon dan Donghae, mereka hanya menunjukan wajah datarnya mereka menatap Karina dengan tatapan sinis.

"Hai Om Tante" Sapa Karina ramah.

"Dimana Jeno?" To the point Taeyeon.

"Jeno ada di dalam" Ucap Karina disertai senyuman manis nya.

Tanpa disuruh masuk Donghae dan Taeyeon langsung memasuki rumah putranya dan meninggalkan Karina yang hanya tersenyum pahit.

Karina tahu jika kedua orangtua Jeno tidak menyetujui hubungan nya dengan Jeno, tetapi Jeno nekat untuk tetap menjadikan Karina sebagai kekasih nya.

Karina langsung menyusul masuk dan membuatkan Donghae dan Taeyeon minuman.

Setelah selesai Karina duduk di pinggir Jeno
"Ada apa Dad? kenapa tiba-tiba kalian kesini?" Tanya Jeno sembari tangannya menggenggam tangan Karina, sungguh jeno merasakan ada aura tidak mengenakkan.

"Seperti yang Daddy susah janjikan kau akan Daddy jodohkan dengan wanita pilihan Daddy dan kau akan menikah dengannya Minggu depan" Ucap Donghae lantang tanpa mempedulikan Karina yang tentu saja shock mendengarnya.

"Apa yang di maksud Daddy Mu Jen?" Tanya Karina, ia mencoba tenang walau tidak dengan hatinya.

"Aku akan menjodohkan Jeno dengan teman kolega ku jadi kau pergilah dari kehidupan Jeno karena Jeno sudah mempunyai calon istri" Donghae berucap terkesan datar dan tidak memedulikan perasaan Karina.

Dapat Jeno rasakan tangan Karina yang bergetar melihat raut wajah Karina yang berkaca-kaca Jeno tidak tega melihat Karina seperti itu.

Jujur saja Jeno tidak pernah membuat Karina menangis selama menjalani hubungan sepasang kekasih walaupun pernah bertengkar tapi itu sangat jarang, dan baru kali ini Jeno melihat Karina menangis.

"Apa yang dikatakan oleh Daddy mu benar Jen?" Tanya Karina menatap Jeno dengan mata yang berkaca-kaca.

"Maaf, maafkan aku, aku tidak tau jika jalannya akan seperti ini,Aku benar-benar minta maaf" Jeno menggenggam tangan Karina erat dan menatap wajah sendu Karina.

"Let's break up" Ucap Jeno, sungguh jeno benar-benar berat mengatakan ini namun Jeno harus bisa mengatakan ia tak mau Karina terluka karena Jeno tak menerima perjodohan yang Daddy nya buat.

Jujur saja Jeno tidak tahu kenapa mengucapkan kata tersebut dengan Gamblang, Jeno menuruti permintaan orang tuanya untuk dijodohkan karena bagaimanapun jeno tidak mau durhaka kepada orang tua nya, bagaimana jika Jeno dikutuk menjadi batu oleh orang tuanya jika durhaka?.

Karina menatap Jeno dengan tatapan kecewa hati nya seketika mencelos mendengar ucapan Jeno air matanya tiba-tiba menetas di pipi tirusnya, Karina sungguh tidak mempercayai apa yang baru saja Jeno katakan, ini benar-benar menyakiti hati dan perasaannya.

Donghae dan Taeyeon hanya menyaksikan keduanya sambil tersenyum miring, sebenarnya ada rasa pedih di hati Taeyeon namun ia tepis karena Taeyeon tidak menyukai Karina.

"Jangan mendramatisir, Cepat kau pergi dari sini karena kau sudah bukan siapa-siapa lagi disini" Usir Taeyeon, ia tak peduli.

Karina menepis tangan Jeno Lalu berdiri "Kau benar-benar jahat Jeno! kau tidak mengatakan apapun tentang kau yang akan di jodohkan oleh orangtua mu" Karina menghapus air matanya berusaha kuat untuk berbicara.

"Baiklah Aku terima keputusan mu, thank you for the attention you gave for two years,I hope you are happy with the woman your parents chose" Karina menghapus air matanya, mengigit bibirnya kuat-kuat agar tidak terisak lalu keluar dari rumah Jeno.

Jeno menatap kepergian Karina dengan hati yang penuh kesalahan ia benar-benar lelaki bodoh yang meninggal wanita sebaik Karina hati Jeno benar-benar sakit melihat Karina menangis dan secara tidak langsung Jeno melukai perasaan Karina, tapi mau bagaimana lagi? Donghae akan menyakiti Karina jika ia tak menuruti perintahnya.

Donghae menatap putranya "Jangan seperti anak kecil kau sudah dewasa cobalah untuk lupakan dia kau sudah mempunyai masa depan" Jelas Donghae menghampiri Jeno.

"Tapi dad dua tahun itu bukan perjalanan yang cepat, aku sudah terlanjur menyayangi Karina aku tak—" Ucapan Jeno terpotong saat
Donghae memotong ucapan nya.

"Turuti saja yang Daddy perintahkan kepadamu Jeno, Daddy dan mommy mu hanya ingin kau mendapatkan yang terbaik dengan menikahi anak dari teman Daddy, apa kau tidak mengenalnya? dia teman semasa SMA mu" Ucap Donghae membuat Jeno heran.

"Siapa memangnya? jangan membuat ku penasaran, katakan kau membuatku penasaran" Jeno benar-benar penasaran, memangnya siapa orang yang akan orang tuanya jodohkan.

"Dia Choi Jisu"

Tbc

Please Votment, Thankyou!.

[NOMIN -feat Bluesy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang