Gala Baehaqi Abimanyu

411 20 1
                                    

"Le, mengko bengi tulungi tante dadi Kembang mayang yo le??!!" Pinta Elly, seraya menahan nafas, agar kemben bagian luar pakaian Pengantinnya Muat dengan body nya yang super XXL.hihihi

Pria yang ditanyai tersebut menunduk, pikirannya berkecamuk, antara ingin menolak, namun merasa tak enak.
"Inggih tee.." jawaban pelannya membuat elly tak puas mendengarnya

"Tenanan, tho le?? Tante njaluk tulung nemmen, engkok bengii" Mohon Elly agak ngotot namun Halus.

"Inggih,te. INSYAALLAH" senyuman kecil muncul diwajah dingin Pria tersebut, untuk menenangkan Elly yang terlihat agak takut bila keponakannya yang satu ini tak mau membantu.

*****

30 April 2015
18.30
Acara temu manten pun dimulai.
Inara dan Reni yang ditunjuk untuk menjadi pendamping manten (kembang mayang) pun telah berdiri memegangi ELLY yang terbalut cantik oleh Kebaya Adat Jawa.

Mempelai Pria telah berdiri ditemani 2 Pendamping disamping kanan kirinya yang juga memakai pakaian adat berwarna hitam, bawahannya menggunakan sewek coklat, dilengkapi blangkon dan keris yang diselipkan dibalik pingganggnya.(JAWA BANGETTT)

Dilihat dari belakang saja, badan pendamping manten Pria tersebut sudah membuat Nara kagum memandanginya. Bahkan manten Pria yang pakaiannya jauh lebih bagus, terlihat kalah kerennya.

Siapa dia? Rasanya pengen tak peluk aja. Bisik Nara dalam hati.
Semogaaa, nanti dia jadi pasanganku. Plis Tuhan  jangan pendamping yang sebelah kiri itu. Punggungnya kelihatan lempeng.
Aku mau yang kanan ajaaa, Punggung tegapnya aja terlihat hot. Sepertinya dia memang tampan, sampai tamu-tamu mengarah kagum padanya.

Ning nang ning gung
Ning nang ning gung

Alunan bunyi gamelan, menandakan bahwa acara dimulai. Pengantin wanita dan para pendampingnya mulai berjalan menuju tempat yang ditentukan. Tepat dibawah panggung tempat Pajangan manten duduk. Terdapat selembar kain persegi yang berdiri piringan kuning berisikan air, centong dan beberapa melati didalamnya.

Elly ditemani Nara dan Reni dikanan kirinya berhenti melangkah didepan kain persegi tersebut dengan posisi mengarah pintu masuk dimana sang manten pria dan pendampingnya berjalan menyusul hingga akhirnya berhenti diseberang kain persegi. Berhadapan dengan manten wanita. Nara yang sedari tadi sibuk menggenggam kuat Kembang Mayang besar yang menutupi badan dan pandangannya ke depan, tak dapat melihat siapa pendamping pria pasangannya. Meski ia sangat penasaran namun ia tak mau mengambil resiko mengintip, karena Perias mewanti-wanti pendamping, agar rangkaian kembang mayang tersebut tak boleh jatuh.

Setelah Manten saling melempar gulungan sirih. Giliran Para Pendamping pria dan wanita maju untuk saling bertukar kembang mayang.

Saat itulah, Nara dapat mengetahui bahwa orang yang menukar kembang dengan miliknya itu si lelaki tampan. Lelaki berwajah dingin yang sempat membuat Nara melongo tadi siang.

****

Ehh. Apa ini? Kog sikuku kayak ada yang bikin panas???.
Nara melirik lengan kanannya. Yang Hanya berjarak satu senti dibelakang siku Pria disampingnya.

Ahhh, akuu gilaaa,,
Hanya siku kami yang berdekatan saja, aku sudah merasakan hangat, bahkan aku kepanasan, uuuaaaaaaa

Sumpah aku bukannya alay.  Ya, memang hawanya lagi panas, meski ini Outdoor (dipinggir jalan).
Kipas yang kugoyang-goyangkan ketubuhku sudah sedikit menghilangkan gerah dibagian pinggang keatas. Terkecuali, siku kananku yang berada tepat dibelakang siku kirinya. Karena keadaan tempat duduk kami yang sangat berdekatan.

Yahh, kami sekarang berada disamping sang manten. Duduk ditempat yang seharusnya dipersilakan untuk orangtua mempelai. Namun karena mereka sudah kelelahan menyambut tamu. Tadi siang hingga sore.
Maka perias mempersilakan Pendamping manten, untuk duduk disamping kanan kiri. "Daripada kosong, mending kalian ajaa yang ngisi"

Hahaha, tentu saja aku bersorak gembira, karena dengan begini, aku bisa setidaknya menyenangkan hati berdekatan ama cowok cakeeeeppp.
Dipakein baju adat, malah keliatan makin gagah. Kapan lagi cobak, aku bisa nampang pamer berpasangan sama cowok cakep kayak model begini.

Ohh meeennn... ini cuma siku dia, itupun tak bersentuhan, sukses bikin aku merasakan hawa panas. Sepanas Hatttiiiiikuuuu.. karena begitu dekat dengannya..huuhuu UuOo UuuoOoooo.
Tanpa Nara sadarii, mulutnya bergerak menyerukan 'U' dan 'O' nya tanpa suara.

"Mbak, ngomong apa? Saya gak dengar!"
Nara terperangah, mahluk disampingnya menanyakan hal yang Nara lakukan tanpa disadari.

"Eh?!.... Anuu mas..." Nara kikuk bingung memilih jawaban. "Itu,,, emmm Nama sampean siapa?"

"Saya Haqi,mbak" jawabnya datar, menatap kedepan, dimana para tamu lebih menatap mereka berdua. Ketimbang pasangan manten, ataupun Reni dan pasangannya yang duduk disebelah kiri manten.

"Haqi??? Baehaqi, tha mas???" Tebaknya ngasal, teringat salah satu nama koordinator di perusahaannya bekerja.

Haqi mengernyitkan dahinya
"Yya??!!"

"Jadi bener nih??!!" Nara balik bertanya. Haqi sedikit menganggukkan kepalanyaa
"Wuaahh, mungkin aku ada bakat jadi Madam Sahara, nih" Nara bergumam pelan, namun Haqi dapat mendengarnya.

Bagi Haqi, mudah saja orang menebak nama panjangnya itu Baehaqi,
Gak mungkin Su-Haqi, Ju-Haqi ataupun Mu-haqi dll.

"Mas-nya asli mana?" Tanya Nara lagi

"Rumah saya dheket sini ajha, mbak" Jawaban Haqi pelan dan singkat, terdengar jelas, karna Alunan musik yang berhenti sejak semenit lalu.

Tttoooeeeeettttt.. Nara menahan gelak tawa mendengarkan jawaban Haqi.
Nada bicaranya,cuyy!!! mungkin inilah yang ngebikin dia, daritadi diam, dan hanya menjawab alakadarnya.

Nada bicara, Jawa meddhok.
Persis Dodit Suci!!!
Hahahahahah

"Mas, kalo ngomong biasa bahasa jawa ya?!" Pertanyaanmu gak mutu nemen sih Raa, batin Nara

"Iyyaa mbak, saya Jhawa Tulen"
Nara lantas tak dapat menahan tawanya mendengar jawaban polos dan meddhok Haqi.

Duughh gantengnya berkurang 45% dah. Nada meddhoknya tuh lho, gak pas banget dengan badan Supermodelnya. Hahahahahaha
"Sorry, mas. Saya gak sengaja inget artis ditelevisi, lawakannya keinget sampe sekarang. Makanya saya ketawa"

Pernyataan yang gak masuk akal, Haqi menyadari, mungkin Nara tertawa karena Nada Bicara Jawa Meddhoknya yang keluar dari mulutnya. Itulah mengapa, haqi lebih memilih diam, tanpa harus mengumbar basa basi dengannya.

****

Itu di Mulmed foto bayangan si Haqi.
Karena dalam cerita, si pemeran itu orang Jawa.

Jadi mau gak mau aq cari pemeran orang Indonesia laahh, kalo aku casting pake orang bule, korea, dll kan gak nyambung.

Sorry, kalo kurang memuaskan. Hehehehe selera kan beda-beda. Jadi terserah kalian mau diubah jadi siapapun itu.

Dan juga percakapan yang aku tulis disini banyak memakai bahasa Jawa, sesuai realita. Akan jadi rancu, kalo aku nulisnya dengan inggris atopun bahasa gaul.
Kalo ada yang kurang mengerti. Silahkan bertanya ;)
Hug And Kisss :***

Brownies, You Got My Heart!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang