1.

11 1 2
                                    

SMA Gumandala saat ini dihebohkan dengan kedatangan lelaki yang bersama keempat sahabatnya berjalan di koridor, semua tatap mata tertuju pada mereka.

"Eits biasa aja dong ngeliatnya. Tahu kok gue ganteng," kata Bimo dengan kepedeannya.

"Apa sih Mo, mereka bukan ngelitian lo," sela Arya menoyor kepala Bimo

"Anjing lo. Jangan panggil gue Mo bangsat, kayak sapi gue," ujar Bimo tidak terima.

Teman-temannya yang lain hanya menanggapi dengan tertawa.

"Jay," panggil Nichol.

Jayendra hanya menaikkan satu alisnya kepada teman disampingnya itu

"Katanya sekolah hari ini kedatangan murid pindahan."

"Terus?"

"Cewek, adik Kelas sih."

"Siapa tahu lo minat."

"Nic, lo pikir tu orang barang minit minat minit minat," ujar Aidan terkekeh.

"Pagi-pagi udah ngomongin cewek aja, buruan jalan. Kayak jalan punya kita aja ini," ucap Satya.

Mereka sedari tadi berjalan bersampingan, membuat jalan koridor penuh dan menjadi murid yang lewat atau di belakangnya untuk cepat menyelip. Untung saja Satya peka di sekitarnya.

"Anak-anak diam semuanya!" Perintah Bu Maria selaku Wali Kelas XI IPA 2 yang saat ini suasana kelas cukup berisik. Bu Maria mengetuk spidol di mejanya berkali-kali saat murid tersebut tidak juga diam.

Sedikit demi sedikit suara yang tadinya berisik kini senyap, Bu Maria berhasil membuat murid dikelasnya diam.

Bu Maria menarik nafasnya panjang, cukup lelah menghadapi mereka yang dari tadi susah diatur. Melihat umur Bu Maria bukan lagi muda, kira-kira umurnya sudah hampir 45 tahun.

"Mungkin kalian semua sudah mendengar bahwa hari ini SMA Gumandala kedatangan murid baru."

"Dan tepat, murid baru tersebut akan masuk di kelas ini."

Murid yang dikatakan Bu Maria pelan-pelan berjalan memasuki kelas dan berdiri disamping Bu Maria. Senyumnya yang cantik memfokuskan semua kelas terhadap perempuan itu.

"Nak, kamu bisa memperkenalkan diri kamu," ucap Bu Maria.

"Selamat pagi semua. Perkenalkan saya Kalyca Philomenia."

Perempuan berambut hitam sedikit berponi dengan rambut sebahu itu sedikit menunduk, pertanda sudah cukup untuk perkenalannya.

"Mungkin ada yang ingin kalian tanyakan kepada Kalyca yang sudah memperkenalkan diri tadi?"

Arshan selaku Ketua Kelas mengangkat tangannya. "Iya, Arshan silahkan."

"Boleh minta nomor Handphone-nya gak?"

Murid dikelas hanya menyoraki Arshan mendengar pertanyaannya barusan.

"Modus banget lo, Ar," imbuh murid bernama Panji.

"Sudah Arshan dan Panji jangan jadi tambah ribut. Saya mau balik ke kantor, kalian semua jangan berisik. Guru yang akan mengajar kalian sebentar lagi akan masuk,"

"Kalyca, kamu bisa duduk dibangku yang kosong ya." Kalyca mengangguk lalu berjalan ke bangkunya.

Bu Maria sudah pergi. Kondisi Kelas cukup baik saat ditinggal oleh Bu Maria, walau masih ada suara yang berbicara pelan.

"Hai Kalyca," sapa perempuan rambut panjang bergelombang yang merupakan teman duduk Kalyca.

"Akhirnya gue gak duduk sendirian lagi." Perempuan itu tersenyum ramah.

JAYENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang