Chapter 1 : Kill The Leader

1.1K 129 14
                                    

Badai menghambur salah satu kota di negara bagian Amerika Serikat, California. Kota yang terkenal dengan kota Hollywood tak lain adalah Los Angeles. Petir terus menyambar, disaksikan dengan Dewi Malam kala itu. Pemandangan tersebut ditatap lurus oleh seorang gadis dari balik kaca kamarnya disertai air mata yang terus bercucuran. Suara kegaduhan di balik pintu kamarnya, membuat ia enggan mencari tahu sebab ia sudah hafal benar suara apa itu.

Gadis itu memejamkan mata mendengar umpatan yang terus keluar dari sang ayah tiri nan tiada henti memukuli istrinya sendiri. Ia ingin sekali menolong sang ibu, namun jika gadis itu ikut campur, pria berengsek tersebut akan memperkosanya seperti yang biasa dilakukan si iblis itu.

"Tuan, sepertinya Nyonya tidak bernapas lagi."

"Apa maksudmu?"

"Sepertinya benturan di kepalanya terlalu keras."

Gadis itu membuka mata panik. Ia bergegas untuk keluar kamar, mendapati ibunya tergeletak bercucuran darah. "Mom!" jeritnya disertai air mata yang tiada henti merembes. Ia menatap manusia iblis di hadapannya. "Apa yang kau lakukan pada ibuku?! Kau yang berselingkuh lalu mengapa memukuli ibuku, dasar berengsek!" bentaknya berusaha mendekati ayahnya untuk menerjangnya, namun anak buah pria itu menahan. "Bajingan!"

Tamparan mendarat keras di wajah gadis berambut pirang tersebut disertai perintah pada anak buahnya, "Kurung jalang ini di kamarnya!"

"Baik, Tuan," ucap gadis berjas dengan dananan gothic menyeret anak bosnya ke kamar.

Gadis berambut pirang itu menangis dan duduk di atas kasur, ditemani oleh asisten sang ayah si gadis berjas berdandanan gothic. "Aku tidak tahan, Nieva!" jeritnya menangis frustrasi. "Bajingan itu melewati batas!"

Gadis berambut hitam itu menatap tenang nonanya. "You want me to kill him?"

Tangisan frustrasi dari gadis tersebut berhenti sejenak, menatap Nieva yang serius dengan kata-katanya. Ide Nieva bisa saja dilakukan, mayoritas anggota kelompok sudah muak akan sikap ketuanya yang seperti binatang. Ia bahkan lupa jika bodyguard-nya itu seoarang pembunuh bayaran. "Pull him to hell."

"In one condition, Lora," ucap Nieva mendekati gadis itu dan menyentuh dagunya. "Kau akan membatalkan pertunanganmu dengan Owen dan mengumumkan hubungan kita. Aku muak bermain kucing-kucingan."

Gadis pirang bernama Lora itu menyentuh tangan Nieva. "From now on we do what we want to do."

***

Dentuman keras suara musik memekakan telinga, para pria dan wanita sibuk bernari di dance floor, ada pula yang duduk di kursi VIP dan meminum-minuman mereka. Seorang pria tampan berkulit cokelat eksotis tengah sibuk menenggak cairan berkadar alkohol, di sisi kiri dan kanannya para wanita menemaninya minum.

"Owen, berhentilah minum. Kau sudah mabuk, sialan," ucap pria berambut ikal. "Seharusnya kau bersyukur sudah dijodohkan dengan gadis secantik Lora, tapi kau malah bermabuk-mabukkan dengan wanita seksi di sini."

"Diamlah, Axton. Justru itu aku menikmati masa-masa lajangku, benar begitu, girls?"

"Benar, lagipula dia tidak tahu, bukan?" sahut gadis seksi berambut merah.

Axton memutar mata dan menarik tangan Owen yang merangkul para wanita. "Pergilah kalian! Sudah waktunya pulang, brother!"

Namun, baru saja Axton hendak membantu Owen berdiri, suara dentuman musik tiba-tiba mati dan digantikan dengan suara manusia yang berbisik-bisik begitu ramai. Axton langsung mengurungkan niat dan mengedarkan pandangan, mencari hal apa yang membuat musik dimatikan.

Queen in SuitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang