01 • Surat Cinta

41 6 2
                                    

Dear Joan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dear Joan . . .
Sebenarnya . . Sudah lama sekali aku menyukaimu
Sebenarnya . . Selama ini aku menyimpan rasa padamu
entah mengapa aku merasa selama ini kamu juga memiliki perasaan yang sama padaku
Itulah sebabnya aku memberanikan diri untuk menulis surat ini
Kalau memang kamu juga memiliki perasaan yang sama denganku,
ku tunggu kamu di halte bus sepulang sekolah . .

Angelina April D.

April sudah berdiri tepat di depan loker anak kelas 12 IPA-III. Ia menarik napas dalam-dalam sembari menggenggam erat surat yang ada di tangannya, matanya menatap yakin loker atas nama Jonathan kahhil—orang yang April tuju. Lantas dengan segenap keberanian yang telah ia kumpulkan, ia menoleh ke kanan dan kiri lalu langsung menyalipkan surat tersebut di pintu loker milik Kail.

Setelah berhasil dengan misi pertamanya, April lantas menarik napas bersiap untuk melancarkan misi keduanya, yaitu 'melarikan diri'. Dengan secepat kilat ia berlari menjauh dari loker milik Kail, bersembunyi di balik tembok persimpangan sembari melirik apakah surat itu terjatuh atau tidak. Syukurlah surat itu aman di tempatnya.

Lantas April pun langsung pergi meninggalkan gedung IPA dan menuju gedung IPS. Sembari berjalan ke arah kelasnya April bergumam, "semoga aja apa yang gua pikirin selama ini benar."

April masuk ke dalam kelasnya, kelas IPS-I yang sudah sepi karena penghuninya sedang sibuk di kantin. Ia berjalan menghampiri Jere yang tengah berbicara pada tembok.

"Lu gada kerjain lain apa selain ngomong sama tembok?" tanya gadis berambut pendek itu sembari duduk di samping sahabatnya. Jangan lupakan kaki April yang kini tengah bersantai di meja yang berada di hadapannya.

Jere yang tadinya sedang menyandarkan diri ke tembok pun langsung bangkit dengan malas. Melirik sedikit kaki April yang tidak ada sopan santunnya. "Suka-suka gua lah, abis gabut," ujar Jere, menjawab pertanyaan April.

April mengerlingkan bola matanya malas. Lalu setelahnya ia kembali buka suara dengan topik berbeda. "Gua baru aja nyelesaiin dua misi yang hasilnya nanti sama aja, menurut lu ini bakal berhasil ga?" Jujur April tidak mengharapkan sama sekali jawaban dari Jere.

Jere dengan malas menjawab, "gataulah, emang gua tuhan apa," sembari menyandarkan kembali tubuhnya ke tembok.

April berdecak kesal. Kalau tidak tahu kenapa harus menjawab, padahal April tidak mengharapkan jawaban. Jere memang payah dan menyebalkan karena ketidak-pekaannya.

April dan Jere pun terjebak dalam suasana canggung. Jere sibuk dengan dunianya dan tembok, lantas April sibuk memikirkan reaksi Kail saat menerima surat itu nanti. Menerka-nerka reaksi Kail membuat April menjadi lebih khawatir akan hasil dari misinya, daripada dia harus overthinking, bukan kah lebih baik dia mencari Jaf dan Efal.

AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang