02 • Tentang Mentari

35 5 0
                                    

Motor itu melaju dengan santai membelah jalanan ibukota yang tengah lenggang karena sinar mentari belum datang. Lelaki dengan seragam putih-abu bersama helm coklatnya bersenandung santai menikmati angin pagi. Sampai motornya berhenti di depan sebuah panti asuhan barulah lelaki itu menghentikan senandungnya.

Ia melepas helm coklatnya sembari turun dari motor. Dari dalam panti asuhan sesosok wanita kisaran 40 tahun keluar dengan senyuman lebar. Wanita itu menunggu di ambang pintu, sampai lelaki berseragam itu sampai di hadapannya.

"Tunggu dalam dulu yuk, Angel nya belum bangun," lantas wanita itu masuk ke dalam panti asuhan diikuti dengan sang tamunya. "Tadi ibu sudah bangunkan, tapi dia kayaknya masih lelah," lanjut wanita itu yang menyebut dirinya sebagai 'ibu'.

Lelaki berseragam itu tersenyum menanggapi sang wanita. "Iya gapapa bu, lagi juga sekolah masuk masih 2 jam lagi, ga akan telat kok," katanya menenangkan.

Wanita atau ibu panti itu tersenyum mendengar ucapan lelaki berseragam itu. Ia tidak menyangka bahwa anak lelaki yang dulu suka mengacaukannya kini sudah bisa mengucapkan kata-kata yang menenangkan seperti ini. "Yaudah kamu tunggu di sini dulu, ibu bangunkan lagi Angel nya ya," kata ibu panti, setelahnya ia masuk ke dalam salah satu kamar.

Lelaki itu menunggu, cukup lama. Ia juga beberapa kali menyempatkan diri untuk mengelap lensa kameranya. Sampai akhirnya gadis itu keluar diikuti dengan ibu panti yang terus mencoba membujuknya agar segera mandi.

"Iya bu iyaaa, ini Angel mau mandi kokk," rengek gadis itu karena sudah jenuh dengan bujukan ibunya. Matanya terbuka dan menangkap sosok lelaki yang sedari tadi menunggunya. "Udah lama?" tanyanya sembari duduk di samping lelaki berseragam itu.

Lelaki itu mengangguk dengan senyuman yang senantiasa terpampang di wajahnya. "Sana mandi, sebelum matahari muncul."

Mendengar nama bintang kesukaannya disebut membuat gadis itu bersemangat 100%. "Tunggu yaaa.. gua mandi duluuuu!" ujarnya sembari berlari masuk ke kamar mandi.

Lelaki itu tersenyum melihat sahabatnya. Ya, gadis itu adalah sahabatnya sejak kecil. Ia jadi mengingat bagaimana masa kecilnya dulu bersama gadis yang namanya berarti malaikat.

Dulu ia tinggal di dekat panti asuhan ini karena ayahnya mendapat pekerjaan di dekat sini. Saat itu ibu dan ayahnya sangat sibuk bekerja yang akhirnya membuat ia sering dititipkan di panti asuhan ini. Teman pertamanya adalah gadis itu, dan sampai sekarang pun masih berteman dekat.

Gadis itu tidak pernah tahu siapa orang tuanya. Ibu panti bilang, suatu hari ada bayi yang terselimuti kain di depan panti, dan itulah bayinya. Gadis yang kini diberi nama Angelina April Dwinarta adalah bayi kecil nan malang yang ibu panti temukan di depan panti.

April tidak pernah kehilangan senyumannya sejak kecil. Ia benar-benar cantik seperti malaikat dan cerah seperti mentari. April mulai jarang tersenyum semenjak ia mengetahui bahwa kedua orang tuanya membuang dia ke panti asuhan, tapi ia tetap April yang bersemangat apalagi semenjak bergabung dengan Dreamy, memang tidak salah Jaf mengajaknya main dengan anak-anak Dreamy.

Hanya butuh waktu sepuluh menit untuk mandi dan berpakaian. Kini April keluar dengan seragam rapi dan tas ranselnya. Ia berjalan menghampiri orang yang sedari tadi menunggunya, "ayo."

Lelaki itu bangun dan langsung mengenakan helmnya. Ia juga merapikan filter-filter kameranya yang tadi sempat ia bersihkan sembari menunggu sahabatnya itu. Setelah rapi semua ia lantas berujar, "ayo."

April tersenyum dan sejurus kemudian dia berteriak, "ibu! Angel berangkat yaaa!" Tanpa menunggu jawaban dari sang ibu, April segera menarik lengan sahabatnya itu. April tidak ingin ketinggalan melihat kembarannya terbit.

AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang