"Ken... Tunggu !" panggil Ashlan dari kejauhan.
Ken yang hendak masuk kedalam gerbang sekolahpun terhenti dan menoleh.
"Bentar Ken...!" Pinta Ashlan.
Ashlan yang tak memakai seragam menghampirinya dengan Terengah-engah.
"Kenapa lu Lan...??"
"Kok gak pakai seragam..?"
" Bolos lu ya....?"
Ciri khas Ken. Yang ketika bertanya, sebelum terjawabpun udah bertanya lagi."Bentar... Bentar..." Ashlan mengatur nafas.
"Huuuuhhh...
"Gini Ken... Bilangin ke seksi absensi kelas gw, hari ini gw gak masuk dulu..!"
Pinta Ashlan."Lah... Kok?" Ken bingung
Karena di benaknya:
"Nih anak sakit kagak. Malah bisa Dateng ke sekolah tepat waktu. Kok gak sekolah. Jangan-jangan ada.....?"
"Lu mau ribut sama anak-anak yang buli lu kemarin yah?" Tanya Ken dengan wajah yang agak serius.
Ashlan yang sedang terbungkuk dengan nafas yang tak teratur, tiba- tiba diam. Lalu ia menegaskan badannya.
"Dari mana lu tau gw di buli???" Ashlan bertanya balik.
" Ya elah bro... Anak gitu doang mah gak usah elu yang ngadepin... Gw sendiri juga mampu..." Ungkap Ken dengan pede nya.
" Lagian kabar pembulian lu, tersebar di kelas gw..."
" Kenape gw tau? Orang salah satu yang nge buli elu, sekelas sama gw. Habis dah ..."
Pungkas Ken sembari melipatkan tangannya.
"Maksud lu...?" Tanya Ashlan bingung. Berharap Ken tak melakukan apa yang ada dalam fikirannya.
" Ya abis... Gw sikat di belakang WC kemarin. Enam-enamnya bro.... Hahaha..." Ken berkata dengan bangga.
Ashlan menutupi wajah dengan kedua telapak tangannya.
"Haduuuuhhh.... Begoooo" bentak Ashlan sambil menjitak kepala Ken.
"Kenapa lu lakuin itu...?" Tegas Ashlan.
" Lah gw kan gak terima kalo tem.."
Belum juga Ken melanjutkan penjelasannya, ia terdiam...Tatapannya kosong menatap kearah belakang Ashlan.
"Kenapa lu Ken ?" Tanya Ashlan.
Ken diam seolah menjadi sesosok patung. Matanya tak berkedip. Nafasnya seolah terhenti.
Ashlanpu menoleh kearah pandangan Ken.
"Deg..."
Ashlan pun terkejut.Zhulfa Rihana atau Zara, tengah berdiri melambaikan tangan ke arah Ashlan. Senyum manisnya tertutup cadar. Tinggi semampai dengan baju wanita khas timur tengah berwarna hitam tak bisa menutupi kecantikan yang terpancar dari sorot mata indahnya.
***
"Ken bangun...!!!"
"Woy... Cepet bangun.."
"Bu Lanny Dateng tuh...."
Bisik teman sebangku Ken."Hmmmm..." Gumam Ken seraya perlahan terbangun dan membuka matanya.
"Lah kok gw ada di sini?? Bukannya gw tadi lagi ngobrol bareng Ashlan..." Gumam Ken.
Ia merasa bingung."Atau mungkin tadi hanya mimpi?" Tanya hatinya.
Tiba-tiba
"Ucchhhh..." Rintih Ken agak keras seperti kesakitan.
Tangannya meremas rambut kepala bagian kanannya."Eh kenapa lu Ken?" Sahut teman sebangkunya.
"Ken... Kenapa kamu?" Tanya seorang wanita cantik dengan kecamata bulat yang duduk di bangku guru.
"Eeehh... Ng..ngga apa-apa Bu.." jawab Ken terbata.
Ia sepertinya menahan sakit dalam kepalanya.
***
Di atap gedung kosong berlantai 23, terlihat Ashlan mulai membuka matanya.
Ia terlihat kebingungan."Mhhhh..." Rintih Ashlan sambil memusatkan fokus retina matanya mengelilingi sekitar.
"Kok gw ada disini... ?" Gumam Ashlan kebingungan.
"Jangan-jangan Julian..."matanya sedikit melotot.
Belum jua fikirannya melanjutkan perdiksinya, ia dikagetkan dengan seorang gadis bercadar yang menghampirinya membawa dua cup plastik minuman.
"Apa mungkin Julian menjadi perempuan?" Tanya dalam hatinya.
"Nih minum dulu Lan...!" Suruh seorang wanita bercadar memecahkan lamunan Ashlan.
"Kamu.... Jul..." Sebelum Ashlan melanjutkan pertanyaan nya, gadis itu memotong dengan jawaban
"Julian...??? Dzulfikar Alfian???" Tukas wanita bercadar itu.
"Itu kakak ku..." Jelasnya
"Oh ya... Kenalin...! Aku Zulfah Rihana... Adiknya ka Julian".
Sapa Zara dengan senyum yang tertutup cadar.Ashlan terdiam diselimuti bingung. Apa yang sebenarnya terjadi. Ia mengingat masa lalunya. Dulu ketika pertama kali Julian mengenalkan Zulfah terhadapnya, Zulfah kala itu sekitaran umur 9 tahunan. Meski kala itu Ashlan berusia 14 tahun.
Intinya Ashlan merasa pangling terhadap Zulfah."Kamu... Zulfah Rihana yang biasa di panggil Zara kah?"
Tanya Ashlan. Karena panggilan tersebutlah yang sering ia dengar dari Julian."Iya..."
Jawab Zara tegas dengan senyum yang tak lepas."Masha Allah... Jadi kamu Zara adiknya Julian yang dulu nangis waktu naik eskalator yah??" Tanya Ashlan dengan senyum meledek.
Yah... Dulu ia sempat di ajak Julian dan Ashlan kesuatu mall. Dia nangis karena roknya kejepit eskalator. Maklum dulu ia masih kecil.
Mendengar ucapan Ashlan, pipi Zara bagaikan tomat. Seandainya cadar tak menutupinya, mungkin Ashlan akan tambah mengejeknya.
Merekapun saling memperkenalkan diri dan bertukar cerita di atas sana. Terlihat senyum dari kedua insan itu.
"Oh iya... Kabar Julian gimana Ra??" Tanya Ashlan.
"Emmhh... Ia lumayan baik-baik aja. Cumannn sekarang tuh lagi sibuk-sibuknya..." Jawab Zara dengan nada manja.
"Ujiannya kaya apa sih?"
" Gimana ya..?" Zara agak bingung menjelaskannya.
"Intinya baik fisik ataupun psikis bener-bener di uji.." lanjut Zara.
"Oh .. gitu.."
To be continued....
KAMU SEDANG MEMBACA
My SIRIUS [On Going]
RandomWARNING !!!! Novel ASLI penikmat fiksi. Mengisahkan tentang anak manusia yang bersahabat dengan makhluk lain. Bagaimana jika persahabatan itu menjadi cinta?? Bahkan ketika cinta segitiga terjadi dikedua alam?? Dapatkah Ashlan menemukan SIRIUS -nya? ...