Part 2

51 1 0
                                    

"Maaf sekali lagi pak... saya jadi merasa bersalah kepada anda kalau begini..."

"Ini sudah biasa terjadi di dunia kerja sekarang, jadi cobalah untuk tidak panik lain kali. Tolong juga besok untuk temui orang dari departemen produksi."

"Baik pak, terima kasih."

Tutt tutt tutt

Cukup melelahkan juga untuk bekerja di perusahaan elektronik. Salah sedikit saja sudah di bilang fatal. Apa aku harus mencari pekerjaan baru saja ya... Tapi mau bekerja di mana lagi di dunia modern sekarang. Semua pekerjaan sudah dilakukan dengan metode Online. Hanya beberapa perusahaan saja yang tidak melakukan itu dan bisa di bilang sudah mulai jarang. Salah satu tempatku bekerja ini juga termasuk di ruang lingkup itu. Susah sekali untuk berada di kehidupan sekarang.

Hum Hum ♪♪♪

Siulan ini... aku sudah mendengarkan nada ini berulang kali. Seperti biasanya orang tua itu bersiul sambil memberikan pakan pada ikan di kolam. Wajahnya juga terlihat gembira seakan dia tidak peduli dengan dunia yang terus berubah ini. Andai saja aku bisa lebih tenang seperti dia.

"Kelihatannya anda sangat menikmati nya."

"Ahh... aku tidak tahu kalau ada orang di sebelah saya."

"Tidak papa... saya hanya ingin memperhatikan saja."

"Anda dan orang lain yang saya temui selalu berbicara dengan nada seperti itu."

"Maksudnya..."

"Nada orang yang mulai tidak bergairah... mungkin juga nada orang yang mulai merasakan rasa putus asa."

Seketika bulu kuduk ku berdiri setelah mendengar dia berkata seperti itu.

"Yahh... entah kenapa bulan-bulan ini aku merasa kalau semua perkerjaan mulai terasa sangat berat dari sebelumnya."

"Ya begitulah dunia ini. Kau lengah dikit, para opurtunis akan menyerangmu dari arah mana saja. Semua orang merasakan apa yang kau rasakan dan itu pasti akan terjadi."

"Entah kenapa apa yang anda katakan benar..."

"Anda harus tetap tenang dalam kondisi apapun. Semua pasti akan terselesaikan jika anda bisa berpikir lebih jernih. Apapun yang anda lakukan, lakukanlah dengan jiwa yang tenang."

Pikiranku yang sebelumnya terasa berat sekali, secara tiba-tiba terasa lebih ringan dari biasanya. Hanya beberapa kata dari dia, bebanku sedikit demi sedikit mulai memudar. Apa dia seorang penyihir yang menghilangkan beban hidupku secara perlahan? Tidak mungkin, dia hanya seorang manusia biasa di muka bumi ini. 

"Saya boleh bertanya?"

"Ya, silahkan."

"Sekarang jam berapa ya kalau boleh tau?"

"Ahh iya sebentar..."

Akupun memeriksa jam tanganku. 

"Sekarang jam 2 siang..." secara tidak sengaja, aku melihat sebuah jam tangan yang dia pakai di lengan kanan nya.

"Ahh... sudah waktunya saya balik kalau begitu. Selamat bekerja nona, semoga anda bisa lebih tenang untuk menghadapi masalah apapun."

Dia menyimpan pakan ikan itu di salah satu kantung jaketnya. Kemudian dia mulai berjalan menjauh dengan tongkat.

Apa dia setua itu untuk berjalan memakai tongkat? Aku terus berpikir dann mulai menebak-nebak umur dia. Dia tidak terlihat sangat tua, dia juga tidak mudah juga. Suaranya sedikit rendah dan mempunyai beban sendiri. Entah kenapa aku tidak bisa menebak dia.

Tiba-tiba ada orang yang mendekatinya. Terlihat di sana kalau dia membantu pria itu berjalan ke arah tujuannya. Kenapa dia membantu orang itu?

Tekk

Aku mulai sesak dan jantungku sedikit berat. Entah kenapa aku tidak memikirkan sebuah kemungkinan itu. Kemungkinan kalau dia adalah orang buta...

.

.

.

.

.

I Just Plain Blind [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang