bab 22

8 3 0
                                    

Happy reading 💐

"Jadi bocah itu sudah mulai mencari tau tentang silhouette high school..." Ujarnya bermonolog sembari menatap ke arah foto yang sudah dia tempel dan di tandai di dinding.

Dia menyeringai, mulut nya tak berhenti menyebat rokok.
Sesekali dia membenarkan tatanan mejanya. Merasa bosan dia berdiri dari duduknya berjalan ke arah rak buku yang ada di samping kiri meja kerjanya.

Dia mengambil sebuah buku berwarna coklat dengan tulisan the dream. Tak ada yang sepesial dari buku yang dia ambil, buku itu terlihat usang dan kertas bukunya juga mulai menguning tanda kalau buku yang dia pegang sudah lama.

Pria itu mulai membuka lembar demi lembar, di lembar pertama terdapat sebuah foto seorang pria dengan jas laboratorium dan dua anak laki-laki berusia 10 tahun. Pria itu mengusap foto dalam buku tersebut.

Sepertinya hari ini dia sedikit terlalu emosional, entah kenapa dia sendiri pun tak tau. Pria itu kembali membuka lembar berikutnya, terdapat sebuah kata yang membuatnya dirinya selalu tertarik.

Indah namun penuh dengan tipuan
Hidup itu penuh dengan teka-teki
Manusia bisa berubah seiring berjalannya waktu
Iblis yang sebelumnya baik bisa menjadi picik lantaran termakan oleh keangkuhan
Kesalahan fatal tidak akan bisa di ubah melainkan hanya menyisakan penyesalan

S. 1991

Pria itu menghela nafas panjang lalu kembali menaruh buku itu kembali. Membaca buku itu hanya akan membuatnya tak fokus.
Dia mengepal tangannya dengan kuat, kilasan balik ingatan di masa lalu kembali berputar di dalam pikirannya seperti layaknya sebuah film.

Prangg

Pria itu menjatuhkan semua barang yang dia tata dengan rapi di atas meja, menimbulkan suara bising. Wajahnya memerah, otot-otot lehernya terlihat, rahangnya mengeras . Dia marah ingatan-ingatan itu semakin membuatnya geram dan muak.

"ARGKHHH BRENGSEK!!! Tak akan aku biarkan siapapun yang berani ikut campur dalam urusanku, dan mencoba menggagalkan rencana ku itu lolos dari genggaman ku sekalipun harus mengorbankan nyawa"

"HAHAHA kau harus bertanggung jawab atas tragedi itu kak" pria itu menatap dengan tajam sebuah bingkai foto dua orang anak remaja dengan seragam sekolah berwarna putih bertuliskan logo silhouette.

Dia harus melakukan sesuatu, dia tidak akan membiarkan bocah ingusan itu menggagalkan rencananya.

"Terus saja mencari, kau tidak akan menemukan apapun bocah. Kau sudah terlanjur terjebak di dalam kandang macan, cari saja jalan keluarnya"

Setelah mengatakan itu dia merogoh sakunya mengambil sebuah benda pipih (ponsel). Pria itu mulai menghubungi seseorang.

"Bagaimana keadaannya? Apa dia masih saja terus memberontak?"

"Kami sedang berusaha memberikan dia suntikan obat penenang tuan"

"TOLONG LEPASKAN AKU!!!!"

"LEPASKAN, CAIRAN APA LAGI YANG INGIN KALIAN BERIKAN PADAKU??!!!"

Terdengar suara teriakan dari seberang sana membuat pria itu sedikit menjauhkan ponselnya dari telinganya.

"Urus dia, jangan sampai dia kabur. Aku tidak mau tau gimana caranya kalian harus tetap mengawasi, jangan biarkan dia mati kelaparan, karena kematiannya ada di tanganku"

"Baik tuan, sesuai perintah anda"

..........

Malam ini semua murid sedang menikmati makan malam di kantin, kecuali Abe, Barra, Akari, dan Kara. Mereka bersepakat untuk memilih makan malam di dalam kamar asrama.

Silhouette (slow update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang