DELAPAN BELAS

725 22 0
                                    

Selamat membaca 🤗



"Apa kamu menyayangiku Mike?"

"Apa kamu perlu bertanya seperti itu? Apa kamu tidak merasakannya?"

Mike membawaku kepelukannya setelah mengatakan hal tersebut. Aku belum puas, aku mau jawaban bukan pertanyaan dari pertanyaan. Dengan sedikit dorongan aku melepas pelukan Mike kemudian duduk menghadapnya.

"Aku mau jawaban yang jelas" protesku.

Mike menatapku penuh tanya, dia bangkit ikutan duduk menghadapku.

"Jadi kamu mau kita bagaimana sekarang?" Katanya dengan nada malas.

"Aku nanya kamu, kok malah kamu balikin sih?" Ungkapku jengkel.

"Bukankah kamu sudah tahu perasaanku sekarang?"

Aku menggeleng.

"Apakah masih belum cukup?" Tanyanya lagi.

Aku mengangguk.

"Aku mau kejelasan untuk hubungan kita, supaya aku bisa mengatur hatiku" Jelasku.

"Maksud kamu apa?" Nadanya sudah mulai serius.

"Kalau kamu mau aku berhubungan hanya denganmu maka kamu juga harus melakukan hal yang sama" Tegasku.

Mike bangkit untuk duduk kemudian menatapku.

"Tentu saja, aku sekarang hanya melihatmu" Terangnya.

Aku memutar mata, masih belum mendapatkan jawaban yang aku inginkan.

"Aku tidak mau kalau hanya menjadi teman tidurmu saja" Ucapku kesal.

Mike memiringkan alisnya, terlihat bingung.

"Kamu ingin apa? Kita menikah?" Tanyanya dengan nada sedikit mengejek.

Aku memandangnya dengan kesal.

"Aku tidak akan tahu apa maumu kalau kamu tidak mengatankannya. Please permudah ini semua Adinda.." Pinta Mike, nadanya berubah lembut.

Aku yang sudah kesal langsung bangkit, memungut pakaianku kemudian berjalan menuju kamar mandi.

Dasar menyebalkan, tidak peka !

***

Aku masih lumayan kesal dengan Mike sepanjang perjalanan sampai kami sampai di Jakarta kembali. Dia mengantarku hanya sampai lobby kemudian dia langsung pergi karena ada panggilan mendadak entah dari siapa.

"Jangan tunggu aku, nanti akan aku hubungi kalau aku sudah free" Ucapnya enteng kemudian menarikku kepelukannya diakhiri dengan kecupan di pipi kananku.

Aku memutar bola mataku kesal. Aku tahu, aku tidak memiliki hak untuk menanyakan itu panggilan dari siapa dan dia akan pergi kemana.

Kenapa susah sekali sih untuk menanyakan tentang kejelasan hubungan dari kami. Aku cuma mau dia mengakuiku sebagai kekasihnya, pacarnya, hanya itu. Kalau dia sudah menegaskan kejelasan hubungan kami aku pasti akan dengan tenang melepasnya kemanapun.

Dan kalaupun aku memergokinya sedang berduaan dengan gadis lain aku juga punya hak untuk marah dan sakit hati. Kalau mengambang seperti ini aku jadi galau dan gelisah tidak jelas.

Oh, Tuhan.. kenapa aku harus terlibat dengan yang namanya Mike.

***

Kembali ke Jakarta berarti kembali ke rutinitas. Bekerja di kantor milih Bapak Mike yang misterius dan terhormat. Sejujurnya aku ingin sekali keluar dari tempat ini dan memulai usaha baru. Tapi aku masih bingung ingin melakukan apa.

I WANT MORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang