DUA PULUH SATU

1K 31 0
                                    

Selamat hari minggu 😉

( Yang mau saling follow boleh yuk.. biar sama2 banyak followersnya, DM aja nanti aku folbek 🙇‍♀️🙇‍♀️🙇‍♀️ )

.
.
.

"Jadi tadi itu siapa?" Mike berbisik tepat disamping telingaku.

Aku yang sedang berbaring membelakanginya langsung memutar bola mataku. Kepo banget !

"Dia penggantiku selama aku pergi?" Tanyanya lagi karena aku tidak menjawab.

Aku berbalik menghadapnya, dia sedang berbaring menyamping sambil menatapku penuh ingin tahu.

"Kita baru saja ketemu, terus kamu mau ngajak aku ribut?" Tanyaku kesal.

Mike tersenyum kemudian mengusap pipiku lembut.

"Hei, kenapa marah? Kan aku cuma tanya" Ucapnya dengan nada lembut.

"Ya tapi nada bicara kamu kaya ngeledek aku" Balasku sambil menepis tangannya.

Dengan jengkel aku langsung berbalik membelakanginya, kemudian menarik selimutku hingga menutupi seluruh tubuh dan kepalaku.

"Oh God, sorry kalau begitu" Dia tertawa kemudian meraupku kepelukannya.

Ah, aku nggak bisa nafas !

Asal kalian tahu saat ini sudah sekitar pukul tiga pagi, dan aku baru saja bisa bernafas lega beberapa menit lalu. Mike sangat berbeda kali ini, bagaimana menjelaskannya ya? Dia sangat tidak sabaran, menuntut, sedikit kasar tapi anehnya aku suka.

Oh iya satu lagi, dia berkali - kali mengatakan kalau dia merindukanku dan sebagainya. Aku yang mencoba tidak melibatkan hati disini tidak bisa berkutik saat dia terus menghujaniku dengan kata - kata penuh kerinduan, pujian bahkan dia mengatakan kalau dia menyayangiku.

God, apa aku harus minta kejelasan hubungan kami? Tapi aku takut.

Aku jadi berpikir, apakah benar Mike hanya melakukannya denganku seperti yang sering dia katankan secara tidak langasung. Dia juga sering mengatakan kalau tidak ada wanita lain diluar sana. Untuk membuktikannya apakah aku harus melakukan saran dari Adam? Tapi untuk itu aku harus harus mempersiapkan hatiku untuk kemungkinan terburuknya.

"Melamun lagi?" bisik Mike membuatku kembali sadar.

Aku diam, kemudian menatapnya sebentar.

"Apa kamu sudah menikah?" Lirihku.

Dia melepas pelukan kami kemudian melihatku dengan heran.

"Just make it clear, kalau kamu beneran single" Lirihku tanpa berani menatap matanya.

"Temanmu tadi bilang begitu?" Tanyanya dengan tatapan menyelidik.

Aku hanya menggeleng dengan gugup. Kulihat Mike memiringkan sebelah alisnya, tidak percaya dengan responku.

"Oke, terus dia mengatakan apa lagi?" Tanyanya kembali.

Mike menopang kepalanya dengan sebelah tangan. Dia menatapku dengan penuh tanya.

"Nothing, hanya aku berpikir kalau kamu terlalu menyia - nyiakan aku" Jawabku lirih, aku tidak berani menatap matanya.

Mike bangun, dia duduk menatapku yang masih berbaring. Aku tetap pada posisiku, berbaring sambil melihatnya yang menatapku dengan ekspresi herannya.

"Hei, aku disini.. apa yang kamu maksud dengan menyianyiakan kamu?" Ucapnya sedikit tersinggung.

Apa perkataanku keterlaluan?

I WANT MORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang