SATU

5.1K 99 4
                                    


Perkenalkan, nama aku Adinda Yuanita umurku 23 tahun. Aku lulusan baru dan kebetulan sudah mulai bekerja beberapa bulan yang lalu sebagai staff keuangan.

Tidak ada yang bertanya? Biarlah, aku hanya ingin bercerita.

Diluar matahari sudah lama muncul dari persembunyiannya tapi aku masih malas beranjak dari posisiku sekarang. Saat ini aku sedang berbaring diranjang sambil mengamati pria yang sedang tertidur disebelahku.

Kaget ya? Belum apa - apa aku sudah pamer tidur dengan laki - laki. Hahaha santai saja, memang begini kisahku dimulai.

Namanya Mikael Sanders. Iya, itulah nama pria tampan yang masih meringkuk disebelahku ini. Secara teknis dia itu adalah bosku, atau lebih tepatnya lagi bosnya bosku.

Aku tidak pernah mengenalnya sebelum ini, maksudku mengenalnya sebagai bosku. Aku mengenalnya sebagai partner setiaku diranjang. Apa ya istilahnya? Seperti friends with benefit tapi kami sama sekali bukan teman.

Entah bagaimana kami bisa berakhir diranjang yang sama seperti ini tapi yang jelas kami sangat mengenal satu sama lain, secara fisik lebih tepatnya.

Aku tidak tahu menahu tentang latar belakangnya dan kuharap dia juga tidak mencari tahu tentang siapa aku diam - diam. Satu hal yang aku tahu pasti darinya adalah dia bukan karyawan atau bahkan pengusaha biasa. Aku bisa tahu dari penampilan dan isi apartemennya ini. Tidak perlu aku gambarkan, kalian pasti sudah tahu apa yang aku maksud.

Mewah dan mahal.

"Dingin?" Suara serak itu menggema didalam kamar bernuansa abu - abu ini.

Mike terbangun disaat aku berusaha mendekat, menempelkan pipiku diatas dadanya. Dia langsung membawaku kepelukannya, rasanya hangat karena seluruh tubuhnya mendekapku posesif.

Aku tersenyum senang karena Mike selalu tahu keinginanku tanpa aku mengungkapkannya.

Perlu kuingatkan sekali lagi kalau kami bukan sepasang kekasih, kami hanya partner diatas ranjang. Seks, bercinta, saling memuaskan satu sama lain seperti itulah definisi hubungan kami berdua.

Dulu, sebelum kami resmi melakukan hubungan ini kami sempat membuat sebuah perjanjian tidak resmi hanya untuk kami berdua. Seperti sebuah acuan agar kami tidak saling merugikan satu sama lain. Perjanjian itu berupa poin - poin penting tentang aturan main kami. Tidak banyak hanya ada empat peraturan yang harus kami taati selama terlibat hubungan ini.

Pertama, kami dilarang melakukan kekerasan yang membuat salah satu pihak tidak nyaman. Kasarnya kami bebas melakukan variasi apapun saat melakukan seks, selama membuat pasangan mengerang nikmat termasuk mengikat atau menampar bokong masing - masing.

Itu bagian favoritku.

Kedua, dilarang mencampuri urusan pribadi masing - masing. Itu artinya kami tidak boleh banyak bertanya tentang latar belakang masing - masing kecuali memang kalau salah satu atau kedua belah pihak setuju.

Ketiga, apabila salah satu pihak tertangkap basah terlibat hubungan intim dengan orang lain berarti perjanjian selesai dan pihak yang melanggar harus membayar denda sesuai dengan yang disepakati. Jadi intinya kalo kamu ketahuan main ranjang dengan wanita lain atau pria lain kamu harus membayar denda 500 juta alias kamu akan langsung miskin seketika.

Sebenarnya maksud dari poin ini bagus, agar kesehatan kami tetap terjaga. Karena melakukan hubungan intim dengan beberapa orang tanpa diketahui riwayat kesehatannya dapat berakibat buruk terhadap kesehatan diri sendiri.

Benar kan?

Dan yang terakhir yaitu apabila pihak wanita diketahui hamil pihak pria tidak memiliki keharusan untuk bertanggung jawab atau bahkan menikahi. Intinya kalau kamu hamil ya gugurkan, kalau tidak mau hamil bermainlah aman.

Mengingat peraturan terakhir ini aku rutin pergi kedokter setiap bulan untuk meminta suntikan agar bayi - bayi mungil itu tidak muncul diperut rataku ini. Umurku baru 23 tahun dan aku belum siap menjadi seorang ibu setidaknya untuk waktu dekat ini.

Jadi, sudah siap untuk mendengar ceritaku?

I WANT MORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang