Chapter 154 : Mengubah Arus

266 8 0
                                    


ARTHUR LEYWIN

Aku menggertakkan gigi saat melihat tubuh Cedry jatuh lemas di tanah. Musuh pemakai kapak dengan paksa menarik senjatanya keluar dari tanah dan siap untuk mengayun ke bawah. Mencibir sombong dengan gigi kuningnya, tapi kemudian aku melihat pisau tipis yang menonjol dari tubuh nya.

Tubuh pemakai kapak merosot, Jona-teman Cedry muncul. Dengan tarikan tegas, ia menarik bebas belati berlumuran darahnya dari tubuh pria yang baru saja ia tusuk, kemudian berlutut di samping Cedry.

Idiot. Apa yang kau lakukan-di tengah-tengah pertempuran?

Aku cenderung akan meninggalkannya; itulah yang akan dilakukan Gray. Tapi aku teringat pembicaraan tadi malam-sebelum aku pergi ke atas panggung, dan pesta riang setelahnya. Aku tahu mereka tidak lebih baik dari musuh yang ku hadapi, tapi sentimen singkat saat bersama di malam sebelumnya-meskipun setengah mabuk- menarik-narik kesadaranku, menyenggolku untuk membantunya.

Dengan desah kesal lidahku, Aku berlari ke arah Jona, yang menggendong mayat Cedry lembut dalam pelukannya. Augmenter musuh, menarik ujung tombaknya keluar dari kepala seorang prajurit, menangkap bayangan Jona. Bahkan di bawah helm yang menutupi sebagian besar wajahnya, jelas bahwa ia menyeringai merasa beruntung.

Berkonsentrasi pada tanah tepat di bawah kakinya, aku menembakkan lonjakan batu pada musuh. Pemegang tombak berhasil menghindar dengan cedera fatal, menjatuhkan dirinya dengan canggung ke tanah saat ia mencengkeram sisi berdarahnya.

Aku meningkatkan output dari mana pada tubuhku dan mengubah arah, bergerak ke arah tentara yang terluka. Saat ia berbaring menggeliat di tanah kesakitan, aku menginjak dadanya untuk membuatnya tetap stabil.

Tanpa ampun, aku menjatuhkan Dawn Ballad jauh ke dada pemegang tombak dan menyaksikan cahaya keluar di matanya.

Dengan satu gerakan lancar, aku menarik keluar pedang dan mengebaskannya, melemparkan darah dari pisau, sebelum menginjak dan menarik Jona pada kerah seragamnya.

“Kau harus keluar dari sini,” aku menggeram, membuatnya gemetar.

Dia kembali menatapku, matanya dibanjiri air mata. “Cedry, kau akan baik-baik saja,” gumamnya, ia menatap jauh saat ia menempel ke tubuh teman Hal-Elf nya seperti bayi.

Peluit tajam anak panah yang masuk dan desis samar mantra mendekat menarik perhatianku, tapi dengan kedua lenganku digunakan, aku tidak bisa melakukan begitu banyak hal. Aku menjadi pelit dalam penggunaan mana-guna menghadapi skenario yang tidak mungkin dimana aku harus melawan salah satu dari Empat Scythes atau pengikut-tetapi jika aku ingin membawa Jona dan Cedry ke tempat yang aman, aku harus mengeluarkan lebih banyak mana daripada yang kuinginkan.

Suara Gray bergema di kepalaku, menghukumku, mendesakku untuk meninggalkan mereka dan menjaga manaku untuk skenario terburuk.

Mengutuk, aku memukul Jona pingsan dengan pukulan kuat pada ulu hatinya. Tubuhnya terkejut dari shock untuk kemudian aku membawanya ke atas bahuku dan menggunakan lengan lainkku untuk meraup tubuh hal elf pada pinggangnya.

Di bawah lenganku, mayat tipis Cedry seperti lebih berat dari tubuh Jona. Aku tidak bisa melakukan apa-apa tentang lengan dan rambut pirangnya yang terseret di tanah, tapi tubuh tidak sadar Jona sepertinya tersinggung, lengan menggantung ke arahnya dari bahuku, seolah berusaha untuk meraup tubuhnya.

Mengabaikan keinginan merayap untuk hanya menjatuhkan mereka kembali di tanah, aku merilis mana yang telah kusimpan. Rasa memabukkan kekuasaan bergegas keluar dari intiku, menyebar melalui anggota badanku dan mengisiku dengan kekuatan baru. Keheningan muncu dari keributan kacau di sekitarku, aku berfokus sepenuhnya pada pemanfaatan mana.

[LN] The Beginning After The End (Vol 5 - Vol 8 1/2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang