Sorry for typo
.
.
.
.
.
.Mashiho menatap curiga pada seseorang yang kini berdiri didepannya. Sejak tadi jika ia perhatikan, orang itu jelas-jelas sudah berulang kali lewat didepan motel miliknya.
Matanya memperhatikan gerak gerik orang itu secara intens. Curiga pada sosok didepannya saat ini, terlebih ketika ia bertanya apa ada karyawan yang bernama Hyunsuk atau tidak. Belum lagi sosoknya tepat datang ketika Hyunsuk tengah tidak masuk, bukankah itu semakin mencurigakan?.
Orang itu akhirnya menghela napas lelah karena Mashiho tak kunjung menjawab pertanyaannya, "nama saya Yoshi. Dan bila anda tidak keberatan, tolong jawab pertanyaan saya tadi" ujarnya tampak lelah, "karena bos saya memiliki beberapa urusan dengannya".
'Bos?. Apa ini rentenir yang dibilang kak Hyunsuk tempo hari lalu itu?', Pikir Mashiho yang makin waspada.
Mashiho menggeleng. Dia juga seorang bos, bukankah dirinya juga harus melindungi kesejahteraan karyawannya?. Oke siap.
"Tidak ada yang namanya Hyunsuk disini" ketusnya, bahkan sangat acuh.
Ingin lebih memperlihatkan keacuhannya, Mashiho berniat melenggang pergi untuk memeriksa beberapa berkas tentang pemasukan dan pengeluaran tempat usahanya itu diruang kerja miliknya.
Lantas saja Yoshi yang melihat pergerakannya dan yakin akan segera ditinggal pergi, ingin menghentikan sosok mungil itu, sebelum sebuah suara lebih dulu menginterupsi pergerakannya.
"Maaf Kak Cio.." Yoshi mendengus, terlebih ketika melihat raut datar milik pemuda itu, seketika berubah ramah. Bahkan senyumnya terlihat sangat lebar hanya untuk menyapa seorang kenalan.
Tidak peduli dengan reaksi Yoshi, Mashiho segera memfokuskan diri kepada remaja yang menyapanya itu, "ehh, Dammie. Kenapa datang kesini dek?" Sangat lembut, bahkan nada itu terlalu menggelitik telinga.
Yedam segera menaikkan kedua tangannya keatas meja resepsionis yang tingginya cukup menutupi hingga sedadanya. Kedua tangan itu saling bertaut terlihat gugup.
"Hmn, itu kak..., Kak Hyun izin ya, lagi sakit. Tadi Dammie mau ngechat kakak, tapi hpnya kak Hyun mati" jelas Yedam sedikit khawatir jika Mashiho akan marah.
Sementara Mashiho sendiri sejak tadi sudah salah fokus dengan tingkah Yedam. Diam-diam dalam hati merutuk akan kegemasan sepasang kakak beradik ini-siapa lagi jika bukan Hyunsuk dan Yedam.
Karena melihat tingkah gugup Yedam yang terlalu menggemaskan itu, tanpa sadar Mashiho jadi pusing sendiri dibuatnya. Dia itu tipe yang tidak tahan dengan sesuatu yang menggemaskan. Sampai-sampai dirinya juga tidak mau melihat cermin dipagi hari, sebab dirinya sadar jika ia tidak kalah menggemaskannya dengan kedua orang itu.
Ah, dengan Asahi juga!. Walau sepupunya itu memiliki tingkah yang cukup ajaib, tapi ia tetap mau mengakuinya karena terkadang tanpa Asahi sadari ia sudah bertingkah imut.
"Kak?" Panggilan itu segera menyadarkan Mashiho dari lamunan panjang yang mungkin tanpa ujung bila tidak disudahi.
Dengan senyum manis, tangan Mashiho terangkat, mengusap pucuk kepala yang jauh lebih muda dengan sayang, "ya udah, ngga apa. Kak Hyun istirahat aja dulu untuk sementara waktu ya. Eh, kamu mau nomor kakak?, Siapa tahu ada kejadian seperti ini atau serupa dengan ini lagi besok-besoknya. Jadi nggak perlu repot deh, sampai Yedam harus datang kemari" mendengar saran itu, tentu dengan cepat Yedam menganggukan kepala tanda setuju. Sedangkan Mashiho mulai mencatat nomor pribadinya di sebuah note. Tangannya terangkat dan meletakkan lembaran itu pada meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bucin Kontrak [Hoonsuk]-Drop
Fanfictionkawin kontrak? Memang terdengar klise dalam dunia hiburan sejenis cerita novel ataupun sinetron, tapi apalah daya jika hal itu benar terjadi adanya diantara Jihoon dan Hyunsuk?. "Oke, kalau gitu catat dulu kontraknya"-Hyunsuk "Siapa bilang kita butu...