Hyunsuk meratapi nasib saat nuansa rumah mewah memenuhi pandangannya. Awalnya Jihoon mengajak ia untuk makan malam bersama hari ini, ya sekalian hitung-hitung makan gratis tentu saja Hyunsuk langsung setuju.Siapa sangka jika makan malam bersama itu justru akan mereka lakukan di rumah keluarga dari pria itu sendiri. Membuat Hyunsuk yang awalnya antusias, seketika terpaku diam di posisi tempat duduknya saat ini.
Bahkan saat mesin mobil sudah mati dan Jihoon yang kini membukakan pintu mobilnya, tetap tidak pergerakan sedikit pun dari pemuda satu ini.
"Ayo" ajak Jihoon kembali menawarkan uluran tangannya.
Bukannya meraih uluran tangannya, Jihoon justru di buat keheranan sebab tatapan tajam dari calonnya saat ini, belum lagi bibir itu yang terus saja mencebik dan sesekali terpout lucu.
Hyunsuk mendelik saat Jihoon dengan berani mencubit pipinya, "ayo turun sayang" ajakan lembut itu seketika membuat Hyunsuk sedikit salah tingkah, namun gengsinya masih cukup tinggi saat ini. Itu sebabnya, daripada terlihat tersipu, pemuda itu justru menepis tangan Jihoon dan segera melangkah keluar dari mobil.
Tangannya bersedekap didepan dada dengan dagu sedikit terangkat untuk menatap tepat di mata Jihoon yang memang lebih tinggi, "kok kamu nggak bilang dulu sih, kalau kita bakalan ketemu sama orang tua kamu" kesalnya.
Jihoon terbengong di tempat, 'apa ini?' pikirnya lalu terkekeh, "iya, iya maaf. Aku salah" bujuk Jihoon, sepertinya dia mulai mengetahui lebih jelas bagaimana sifat Hyunsuk sedikit demi sedikit.
Langsung saja digandengnya tangan mungil itu, "lagian kita cuma makan malam kok disini" walau urung, langkah Hyunsuk tetap saja mengikuti kaki Jihoon.
"Makan malam mulut kamu," kesal Hyunsuk lalu berhenti melangkah, "lihat ini baju aku, cuma jaketan. Ha lucu, katanya mau ngajak nikah, tapi kalau semisalnya orang tua kamu punya penilaian buruk sama pertemuan pertama kita ini, giamana?"
"Bisa-bisa nggak di retui"
Hyunsuk tidak sadar saja jika kini Jihoon sudah mati-matian menahan senyum lebarnya. Apakah disini Jihoon bisa mengatakan jika Hyunsuk sesungguhnya juga mau menikah dengannya?.
Menyadari ucapannya barusan, Hyunsuk segera terbatuk. Berusaha memudarkan kegugupannya, "ya udah ayo masuk" ajaknya kemudian, "tapi ntaran kalau ditanya, aku jawabnya gimana?" Sorot mata itu seketika berubah serius. Karena mau bagaimana pun ia sadar jika dirinya itu tengah di kontrak (?) Sama Jihoon.
Tatapan itu tetap lembut, dengan senyumnya yang menawan, "jawab saja sesuai kenyataan. Nggak perlu sembunyiin apapun"
"Eh?"
Baru saja Hyunsuk ingin bertanya kembali, tetapi Jihoon sudah lebih dulu membuka pintu dengan ukiran kayu mahoni yang terlihat mewah itu.
Bersamaan dengan pintunya yang terbuka, Hyunsuk segera mengubah raut wajahnya. Gugupnya saat ini benaran bukan main, bahkan mengalahkan ujian nasionalnya dulu saat di bangku sekolahan.
Sedangkan di dalam rumah, terdengar perdebatan kecil dari arah meja makan.
"Jeongwoo, tunggu Abang kamu dulu!" sahut seseorang yang baru saja memukul tangan remaja yang di panggil Jeongwoo tadi.
Sedangkan disisi lain, dapat Hyunsuk lihat seorang pria dominan yang hanya mengamati perdebatan keduanya. Hingga dirinya terkesiap saat kepala itu tiba-tiba menoleh pada dirinya dan juga Jihoon.
"Nah, akhirnya datang" suara pria dominan yang sudah berumur itu terdengar cukup dalam dan menginterupsi, membuat Hyunsuk secara tidak sadar semakin menggenggam erat tangan Jihoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bucin Kontrak [Hoonsuk]-Drop
Fanfictionkawin kontrak? Memang terdengar klise dalam dunia hiburan sejenis cerita novel ataupun sinetron, tapi apalah daya jika hal itu benar terjadi adanya diantara Jihoon dan Hyunsuk?. "Oke, kalau gitu catat dulu kontraknya"-Hyunsuk "Siapa bilang kita butu...