Hari ini kebetulan jadwal Farah off, dari pagi sampe siang Farah masih betah nyantai nyantai dirumah. Memainkan ponsel sambil nonton film atau pun sekedar baca buku buat self improvement.
Ketika sore Farah berniat joging keliling komplek. Karena semenjak pindah kesini Farah belum sempat buat sosialisasi. Cuman kenal sesama tetangga deket. Setelah siap siap untuk keliling Farah ga lupa pamit.
Farah juga baru tahu kalau di sekitar kompeknya ada lapangan di blok belakang. Ga terasa Farah sudah lari terlalu jauh keliling komplek. Tiba tiba Fariz ber iringan lari di sebelah Farah, membuat Farah kaget lalu berhenti.
"Kenapa?" tanya Fariz. Karena Farah tiba tiba saja berhenti.
Memang sebelumnya Fariz juga biasa joging di sekitar komplek. Ketika di tikungan, ga sengaja Fariz melihat Farah yang juga joging lalu menghampiri.
"Lo ngikutin gue?!"
Fariz menggeleng.
"Trus ngapain disini?" sambung Farah.
"Ya joging lah, lo ga liat?"
Farah memutar malas bola matanya.
"Iya maksud gue tuh ngapain juga jogingnya harus disini."
"Emang ada larangan joging di sekitar rumah?" tanya Fariz lalu beralih menatap Farah namun tak ada jawaban. Gadis itu mengerutkan alisnya. "Ngga kan?" sambung Fariz.
"Lo tinggal di Pondok Malibu juga?!" tanya Farah terheran heran.
Mendengar pertanyaan Farah langsung saja Fariz mengangguk.
"Gilak kita satu komplek dong." Sambung Farah.
"Lo juga? Blok berapa?" tanya Fariz. Lalu melanjutkan jalan santai yang diikuti Farah.
"Blok B. Lo?"
"Gue di J." jawab Fariz lalu Farah mengangguk.
"Eh gimana kalo kita taruan. Siapa yang nyampe Pos depan duluan traktir minum di warung deket lapangan." Ajak Farah.
"Males."jawab singkat Fariz.Gak lama kemudian tiba tiba saja Fariz tersenyum miring lalu berlari duluan meninggalkan Farah.
Awalnya Farah juga berfikir Fariz se boring itu ketika diajak taruan malah gamau. Tiba tiba Farah di kagetkan cowo itu yang baru saja lari tanpa aba aba.
"Woi curang!" teriak Farah. Kemudian mengejar Fariz yang sudah jauh didepan.
Fariz yang mendengar teriakan Farah dari jauh pun terkekeh.
Dilihat dari tindakan ga adil Fariz jelas saja bahwa cowo itu yang menang. Dengan tubuh tinggi Fariz dan kaki nya jenjang jelas kalau Farah tertinggal jauh. Tubuh mungil Farah saja hanya seketek Fariz gimana mau menang kalau gitu.
"I win and you lose." Ejek Fariz dengan senyuman seraya menaikkan kedua alisnya yang merasa menang.
Farah yang baru saja sampai dengan nafas terengah engah memegang kedua lutut nya dengan tubuh membungkuk, melirik Fariz dengan tatapan membunuh karena kesal.
"Beli minum dulu sana gue haus." Kata Fariz yang angkat bicara duluan sebelum Farah. Terlihat dari raut wajah gadis itu makanya Fariz memotong duluan.
Farah tak menanggapi langsung saja gadis itu memasuki warung untuk membeli dua botol minuman segar.
Awalnya Farah sengaja ngajak Fariz taruhan karena Farah tau bahwa dia yang akan menang bukannya kalah. Disamping itu juga Farah ga bawa uang karena emang niatnya cuman joging.
"Buk utang dulu ya, soalnya saya ga bawa duit rumah saya di komplek sini kok buk." Kata Farah meyakinkan pemilik warung.
Fariz yang mendengar dari luar hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan Farah.
KAMU SEDANG MEMBACA
How to Breathe
Teen Fictionkesulitan happiness reaksi yang berlebihan and... Don't expect to much here.. You just imagine