Kebetulan jadwal Farah hari ini shift pagi bareng Mba Dita dan Fajar.
Setelah opening dan briefing selesai, mereka bertiga duduk di kursi indoor untuk sarapan pagi bereng satu meja bersama. Menu nya sama semua nasi uduk dan yang buat beda adalah gorengan masing masing yang mereka makan sebagai pendamping sarapan.
"Nasi uduk nenek genit emang ga ada obat ya rasanya kaya masakan rumahan cok." Kata Fajar sambil menyuapkan nasi kemulutnya .
Mba Dita yang mendengar hanya mengangguk sebagai persetujuan, soalnya sekarang mulutnya penuh dengan nasi.
Farah juga setuju, tangan kanannya sedang memegang gelas untuk minum. Tak lama terdengar suara menjijikan.
Farah sendawa.
Sontak membuat Fajar dan Mba Dita saling menatap.
"Jorok!" kata Fajar gemes lalu tangannya menoyor kepala Farah. Yang bersangkutan hanya nyengir nyengir ga jelas sambil melipat kertas nasi uduk yang ada di atas piring.
"Protes aja lo. gue udah susah payah ngeluarinnya biar ga kebablasan keluar dari belakang." Kata Farah enteng.
"Dikasi tau malah ngeyel, makan juga ada adapnya bocah!" sambung Mba Dita.
"Iya deh nurut sama orang tua." Kata Farah sambil terkekeh.
Fajar yang mendengar pun menoleh ke arah Dita dan ikut tertawa.
"Sialan lo." Mba Dita kesal lalu membersihkan piringnya.
Selesai sarapan mereka bertiga kembali ke area Bar. Biasanya kalau masih pagi begini masih sedikit customer yang datang, jadi mereka bisa duduk nyantai di lorong Bar sambil ngobrol random.
"Eh Jar tukerin uang ke tukang parkir sana gadak uang pecah ni." Kata Farah.
Hari ini Farah yang berjaga di Cashier. Setelah menghitung modal awal kasiran dan nyetor uang penjualan Farah berniat nyuruh Fajar.
Yang bersangkutan malah memutar bola matanya malas.
"Cepet tolongin gue." Bujuk Farah. Kaya nya Fajar udah pewe duduk nyender sambil memainkan ponsel jadi malas mengiyakan permintaan Farah.
Melihat Fajar juga tak bangkit akhirnya keluar kata kata maut.
"Yauda kalo ga lo aja yang Cashier biar gue yang nukerin." Sambung Farah datar berniat melewati Fajar untuk keluar.
Jelas saja raut wajahnya terlihat kesal. Mendengar itu Fajar akhirnya mau tak mau keluar buat nukerin. Soalnya Fajar malas membuat laporan harian Cashier apalagi kalo ada minus kepalanya mendadak berapi.
"Eh iya iya gue tukerin." Kata Fajar tanpa ekspresi lalu segera merampas uang yang ada ditangan Farah meninggalkannya begitu saja.
"Tengkyu ganteng." Sambung Farah sambil terkekeh.
Melihat Farah tertawa Fajar tak menjawab tapi mengeluarkan jari tengahnya ke arah Farah.
Mba Dita yang dari tadi hanya diam mendengarkan sambil membuat minuman juga terkekeh.
"Maenannya ngancem ya sekarang." Ejek Mba Dita ke Farah.
Farah yang sedang membuat laporan menoleh dengan raut terseyum jahat.
"Biar keliatan kerja Mba." Lalu Farah tertawa pecah. Mba Dita hanya geleng geleng mendengar jawaban Farah.
***
Fariz Alaric hari libur gini menghadiri acara seminar bareng Angga. Ya kalian pikir bareng siapa? Fariz kan nolep.
Bercanda ya Riz.
KAMU SEDANG MEMBACA
How to Breathe
Novela Juvenilkesulitan happiness reaksi yang berlebihan and... Don't expect to much here.. You just imagine