1

4 1 1
                                    

                                       17 Agustus 2022

Note:
semoga cerita ini bnyk yg     baca..amin.....

Happy reading!......
-O-
-O-
-O-
-O-
-O-
-O-

"Tunggu Lea bunda!"

"Enggak sayang, bunda harus pergi"

Anak kecil berambut panjang itu menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menangis sesegukan.

"Jangan tinggalin Lea bunda! Lea mohon, Lea mau ikut bunda pergi"

Wanita paruh baya itu berjongkok lalu tersenyum,"gak bisa sayang, kamu disini aja sama ayah yah,bunda pergi"

suaranya terdengar samar-samar, dikarenakan hujan deras disertai guntur dan kilat diluar.

Perempuan yang sangat mirip dengan gadis itu pun akhirnya benar-benar pergi setelah meninggalkan pelukan dan kecupan singkat untuk anak semata wayangnya.

"BUNDA! JANGAN TINGGALIN LEA!?"
teriaknya walaupun orang yang dipanggil tidak akan berbalik dan memeluk untuk yang terakhir kali sebelum kegelapan menghampirinya.

"Hahh!hahh!"

Lagi. Mimpi buruk itu lagi. Sudah kesekian kalinya mimpi itu datang menghampiri malam tidurnya.

Ia lelah,sangat lelah bahkan.

Kenapa setiap kali ia ingin melupakannya....mimpi itu selalu datang mengingatkannya pada kejadian malam itu?

Kepalanya mulai sakit, ia meremasnya dengan kuat.

Tak berselang lama, pintu bercat hitam itu diketuk seseorang.

Gadis itu menoleh lalu menghela napas gusar, tak ayal juga turun untuk membuka pintu.

"Monyet eh monyet! astagfirullahalazim Lea! Gue pikir hantu goblok! "

Baru saja membuka pintu,gadis itu sudah disembur dengan siraman liur yang sangat bau dan lengket tentunya.

Bagaimana tidak?Gadis itu sekarang sudah seperti nenek lampir. Rambut acak-acakan,bundar mata hitam bak panda, dan piyama yang sangat kusut.

Laki-laki yang mengetuk pintu itu heran,apakah gadis itu tidur dengan berjoget atau apa?

Gadis yang dipanggil Lea itu reflek menutup matanya. Dan mengusap wajahnya dengan tak ikhlas.

Hidungnya kembang kempis, pertanda beberapa detik kemudian akan terjadi perang dunia ketiga.

Cowok yang berdiri didepannya pun yang tahu akan hal itu, dengan sigap berlari kabur. Tak mau terkena patah tulang karena masih pagi.

"DION!!!!!!SINI LO! KABUR YAH LO!?"
Lea berlari kencang agar bisa meraih tubuh kurus sepupu anjingnya itu.

"SINI GAK LO! DION!!"

Altara yang baru datang dari arah dapur serta tak tahu apa-apa menjadi korban keganasan anak dan keponakannya yang baru saja tiba dari luar kota.

Lea yang sudah gemas ingin mencubit pinggang kerempeng sepupunya itu, lantas menambah kecepatannya memutari tubuh ayah yang sangat dicintainya.

"Aww, aww sakitt ogeb! Aww,om tolongin Dion om!aww!"

"Rasain! Siapa suruh nyiram muka gue pake mulut bau jengkol lo itu hah?!"

"Ampun Lea,ampun gusti nu agung!!"

Lea yang juga sudah ngos-ngosan akhirnya memilih berhenti.Ia melap keringat didahinya yang bercucuran seraya menormalkan pernapasannya.

Lelaki tinggi berjangkung itu menghela nafas.akhirnya sepupu perempuannya itu sudah tidak lagi garang.

Tapi keberuntungan tidak berpihak padanya. Lea ternyata berhenti bukan karena peperangan sudah usai sampai disitu, melainkan berhenti untuk mengumpulkan energi agar strong  mengejarnya sampai ketitik dimana kelemahannya sudah habis!

Lea lanjut berlari memutari tubuh Altara yang masih bugar walaupun umurnya sudah terlampau cukup tua.

Dion yang tak diberi kode untuk kabur terpaksa harus menyerah sampai disitu.
Tubuhnya yang kurus juga tidak memudahkannya menghindar dari raksasa bersiluman perempuan itu.

"Mau kabur kemana lagi lo?!"
"Gue gak akan biarin tulang-tulang lo kabur sebelum gue remukin sampai akar-akarnya!ngerti?!"

Altara yang melihat kelakuan putri satu-satunya yang kelewatan batas pun mencoba mencari celah agar Dion selaku ponakan kandungnya dari saudara ibu Lea bisa bebas.

"Udah Lea, kasihan sepupu kurus kamu!"

Dion cemberut ketika mendengar perkataan pria paruh baya, yang tak lain dan tak bukan pamannya sendiri.

Apakah tidak ada kata-kata lain selain bahasa "kurus" itu?

"Pfttt, janji gak kurus!khmm,jadi apa masalahnya lo bangunin tidur nyenyak gue pagi-pagi buta kayak gini hah?!jawab?!"ucap Lea bariton setelah berdehem karena tadi ingin sekali ngakak ditempat.

"Jadi gini om,Lea mau saya culik buat bantuin saya belanja peralatan masak dirumah.soalnya mamah belum pulang dari Surabaya"bukannya menjawab pertanyaan Lea, Dion malah menghadap kearah Altara.

Altara yang sudah tak lagi menjadi benteng pertarungan, dan sekarang sudah duduk manis diatas kursi makan manggut-manggut sendiri tanpa bersuara.

"Boleh om?!"

Lea melotot dan mencubit pinggang tak sixpack Dion.Jangankan sixpack, berisi saja jauh.Lea pikir hanya tulang retak saja yang ada didalammya.Lea memang kampret jadi sepupu.

"Awh sakit bego!eh eh iya deh iya neng Lea cantik jelita" cengir Dion

"Kalau Lea mau yaudah,tapi pulangnya cepet!"ucap Altara setelah menyesap kopi hitam yang pastinya pahit.

"Siap om, saya Dion bersaksi....eh berjanji akan menculik dan mengembalikan ananda Lea dengan selamat sentosa tanpa luka secuil pun!"

Lea yang masih ingin tidur beranjak pergi kekamarnya.Tak mempedulikan kedramatisan Dion yang kurang perhatian itu.

Hormat kanan yang tak dibalas, membuat Dion berbalik kearah terakhir Lea berdiri guna meminta persetujuan.

Tapi apalah daya, sepupu pemalasnya itu sudah tak ada diposisi, melainkan berjalan  diatas tangga menuju lantai atas dengan langkah gontai, tak bersemangat sama sekali.

Dion menghela napas  untuk kesekian kalinya,lalu mulai mengambil ancang-ancang menormalkan pernapasannya.

Tangannya naik turun,lalu dengan percaya diri menyugar rambut panjangnya kebelakang.

"Okey Dion saatnya mengeluarkan jurus ampuh meluluhkan hati neng Lea tercinta!"

Dion berlari keatas kamar Lea setelah memanjatkan doa dengan dramatis.

                                    --0o0--

Assalamualaikum w.b.

Hay semuanya☺perkenalkan saya author baru di my first story.......

Yang tentunya hanya cerita absurd🙏

Maaf jika kalian tidak suka

Author gak minta lebih kok!

Yg paling penting kalian  harus baca cerita ini yah?!

Ok itu aja......

Salam dari bagian tengah Indonesia

Dan author mau ngucapin selamat HUT RI ke 77

Indonesia Merdeka!!

My WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang