4

0 1 0
                                    

                                                     20 Agustus 2022

Happy reading!
.
.
.
.
.
.
Jam istirahat kali ini,Lea beserta teman-temannya memutuskan pergi kekantin.

Selama perjalanan kesana, mereka
berikhtiar dan berdoa agar tempat para makanan dan minuman enak itu tidak sedang ramai.

Tapi, Tuhan tidak mengabulkan keinginan mereka untuk sekarang.Kantin saat ini sudah dipenuhi oleh banyaknya zombie yang kelaparan.

Bedanya zombie makan manusia sedangkan mereka ingin makan yang enak-enak.

"Ramai banget guys!" Salsa berseru

"Gimana kalau kita balik kekelas aja dulu.
Kalau kantinnya udah agak sepi baru kita kesini lagi?gimana?"

Salsa, Lasti dan Bianca menggeleng menanggapi ucapan Lea. Bukannya Lea tidak lapar yah guys, sebenarnya dia  cuman malas ikut kegerombolan manusia-manusia lapar itu.

Pasti disana sangat sesak. Nanti diserempet deh, disenggol deh.haduh rumit banget pokok e.

Lea yakin kejadian itu pasti terjadi jika mereka kesana.

"Tapi gue laper Le! Gimana kalau nanti makanannya udah pada habis?lo pada juga gak mau kan?" Lasti dan Salsa mengangguk lesu sebagai jawaban untuk pernyataan Bianca.

Lea memutar bola mata malas. "Gue juga laper banget Ca. Tapi mau gimana lagi?lo mau sesak-sesakan disana?"

Bianca sekali lagi menggeleng"gak mau lah Le! bukannya kita kesana buat makan malah nanti pasti makanannya jatuh seperti yang lo bilang tadi.kita bakalan diserempet sama disenggol pasti"

"Itu tau"

"Jadi sekarang gimana?mau balik kekelas atau-----" ucapan Lea terpotong kala melihat segerombolan cowok berjalan disamping mereka.

Siapa lagi kalau bukan cowok-cowok sombong yang kurang sopan-santun itu.
Seperti kejadian tadi pagi.

Salsa yang memang sangat menyukai bukan sekedar mengagumi cowok yang dilihatnya bersama segerombolan cowok-cowok itu terpana. Rasa laparnya seketika hilang.

"Lo kenapa sih Sa?!"

"Em?gak papa Las. Guys gue pergi duluan yah?ada urusan mendadak soalnya!kalian kalau mau makan duluan gak papa! Gue pergi dulu" Salsa pergi secepat kilat.

Entah apa yang akan diperbuat gadis pendek itu.

"Gue sama Bianca mau kekamar mandi dulu Le. Lo gak mau ikut?"

"Enggak deh Las, kalian pergi aja. Biar gue yang pesenin makanan"

"Oke deh" Lasti dan Bianca akhirnya pergi meninggalkan Lea sendirian.

Kantin sekarang sudah agak sepi.Yah walaupun hanya berkurang 1 sampai 10 orang.

Sembari menimbang-menimbang, akhirnya Lea memutuskan pergi kesana.
Sudah tak tahan lagi dengan perutnya yang keroncongan minta diisi.

Tak disangka saat Lea memasuki area kantin, ternyata masih banyak orang.
Tapi tunggu dulu, kenapa Lea merasa aneh?

Murid-murid disana sekarang seakan membentuk lingkaran dan mengerumuni seseorang.

Lea berlari menghampiri, dan terlihatlah gadis culun yang tengah dianiaya ditengah-tengah bundaran.

Dan yang membuat Lea sangat terkejut adalah , cowok yang berpapasan dengannya pagi tadi sekarang tengah menarik rambut gadis itu.

Lea tak tahu masalahnya apa, sampai cowok dimol itu berbuat kekerasan pada cewek yang selalu dibully karena culun. Tapi baiknya gadis itu pintar.

Gadis itu seangkatan dengannya. Kalau tidak salah namanya Dela.Anak yatim piatu yang memiliki 2 adik laki-laki.Dela menghidupi kedua orang adiknya dengan bekerja disalah satu toko makanan sampai sekarang.

Sebenarnya Lea sangat kasihan dengan gadis itu, tapi prinsip Lea tidak ingin ikut campur urusan orang lain.

Detik demi detik berlalu, tapi cowok sombong itu belum melepaskan Dela yang malang.

Dengan pemikiran yang kuat, Lea bertekad menghampiri gerombolan disana.Tak peduli dengan prinsipnya. Sekarang yang terpenting ia harus menegakkan keadilan!

Rasa laparnya pun sudah hilang total, hanya karena melihat ketidakadilan para manusia-manusia serakah itu.

"Lepasin dia!" Lea berjongkok dan membantu Dela berdiri. Keadaan Dela sangat buruk. Cowok itu menyiramnya dengan kuah bakso lalu menumpahkan saus pada Dela.

"Dasar cowok brengsek! Lo mau ngebunuh anak orang hah?!"

Sedangkan El, Elbarack Dwinandra Arthes yang melihat seorang gadis menolong babunya, marah.

"Lo apa-apaan nolongin gadis busuk ini!nyari mati lo!?"

Lea melotot, "maksud lo apa bilang dia busuk?!"

El menyeringai lalu memasukkan tangannya kedalam saku celana dan melangkah maju kehadapan Lea
"Mau tau apa kebusukan gadis ini?!"

Lea tak takut sekalipun, "apa!"

"Gadis yang lo belain ini udah jual harga dirinya ! Dan lo mau tau kan kenapa gue hajar dia? Karena dia udah bunuh kakak gue!" El masih menyeringai, wajahnya semakin dekat dengan wajah Lea.

Jantung Lea berdetak dua kali lebih cepat.
"L...lo gak punya bukti buat nuduh orang sembarangan! Jangan karena lo orang berada,lo dengan seenaknya giniin orang!
Dasar cowok bencong! Beraninya cuma sama cewek!"

"Ayo Del, kita ke UKS"

Lea dan Dela akhirnya pergi dari segerombolan murid-murid itu.

Lea tak peduli apapun yang akan diperbuat cowok itu padanya nanti. Toh dia cuma nolongin orang yang perlu dibantu.

Sedangkan El yang sudah dibuat kehilangan harga diri untuk yang kedua kalinya didepan umum hanya karena seorang cewek mengepalkan tangannya.
Pertanda dirinya sangat marah sekarang.

El bersumpah, tidak akan membiarkan cewek itu tenang mulai sekarang!

                                   --0o0--

"Lo kenapa bisa dihajar sama cowok itu Del?"

Dela dari tadi hanya menangis, tak ingin membuka suara atau mengatakan apa yang terjadi pada dirinya hingga dihajar oleh cowok bencong itu.

"Del, cerita sama gue. Gue gak akan bilang kesiapapun masalah lo kenapa lo bisa dihajar sama cowok itu. Siapa tahu gue bisa ngasih solusi sama masalah lo"

Lea mengusap punggung Dela yang bergetar karena menangis.

Dela yang diperlakukan seperti itu kini mulai perlahan tenang.
Dia tak boleh terus-terusan menanggung masalahnya sendirian.

"L--lea?"

"Iya Del,ada masalah apa?"

"Gue takut Lea! Gue takut! "
"Gue takut cowok itu menjarain gue"
"Ini kesalahpahaman.dia salah paham sama gue Lea"

Lea berusaha menenangkan Dela.
"A__ku gak bunuh ka__kaknya,dia salah paham Le! "

"Iya Del, lo tenangin diri dulu"

"Enggak! Aku gak bunuh dia! Aku bukan pembunuh seperti yang dia pikirin! Itu salah pa--ham hiks"

"Gue tahu ini sulit bagi lo Del, gue bakalan bantu jika lo butuh bantuan gue. Apapun yang akan terjadi serahin aja sama yang kuasa, lo harus kuat ya Del!" ucap penenang Lea, menatap dalam manik mata indah milik Dela itu.

Adel mengangguk. Lalu berangsur memeluk erat perempuan didepannya itu"makasih ya Lea? Lo udah bantuin gue disaat gak ada satupun murid yang mau nolongin gue saat gue terpuruk"

Lea membalas senyuman Adel. "Yaudah, yuk sekarang kekelas. Bel udah bunyi"

Dela mengangguk, lalu mulai berjalan bersama Lea disampingnya meninggalkan ruang UKS itu.

My WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang