-Hari Selasa-

17 3 2
                                    

【baku, nonbaku, semibaku】

·—𝐀𝐜𝐭 𝐅𝐨𝐨𝐥—·

Istirahat jam pertama telah berlalu sejak 15 menit lalu, yang artinya 5 menit lagi bel masuk berbunyi. Sedangkan Jordan dan Jovan masih asik mendengarkan satu alat perekam yang merekam suara di ruangan guru. Dengan posisi mereka yang duduk berhadapan di DPR(dibawah pohon rindang).

Benar. Mereka dengan akal liciknya menaruh penyadap kecil di bawah salah satu kursi di meja salah satu guru yang akan mendampingi anak-anak baru itu.

"....dan pastikan rencana kalian berteman dengan mereka berjalan dengan mulus tanpa ada yang tau kalian punya niat tertentu." air muka Jordan dan Jovan semakin datar saat setelah mendengar balasan salah satu dari mereka.

"....dan ingat juga-", "kita terpaksa. saya permisi."

Dan satu fakta yang berhasil membuat mereka berdua mengerutkan keningnya.

"Cabut" tegas Jordan diangguki Jovan.

Koridor-koridor sudah sepenuhnya kosong. Karena memang sudah lewat bel berbunyi. Tapi, Jordan dan Jovan berbelok ke arah kantin.

"Bu es tejus dua-", "tejus apa lo?" tanya Jovan. "Lemon lemon" jawab Jordan. "Lemon dua bu" sambung Jovan menyebutkan pesanannya. "Ada lagi?" tanya ibu kantin itu. "Udah deh, mau masuk soalnya" balas Jovan.

"Ditunggu yoo"

Sambil menunggu, Jovan menyebutkan penglihatannya. "Farras, anak itu nanti yang bakal mimpin semua rencana" Jordan menoleh dengan tatapan menelisik sesuatu di memorinya. "Totalnya empat ribu" suara ibu kantin itu memecah fokus mereka. Jovan mengeluarkan lembaran berwarna ungu. 10k.

"Ambil aja kembaliannya bu, terimakasih", "Terimakasih bu" Jordan dan Jovan bangkit setelah mengucapkan terimakasih.
Bergegas menuju kelas.

"Gatau kenapa, denger nama farras gue inget bunda" ujar Jordan lalu menyeruput es nya. "Gue bisa rasain apa yang lo rasain sekarang, bunda lo bunda gue juga" sahut Jovan dengan senyum sedikit sendunya dan matanya memandang langit cerah menerawang kejadian lalu.

"Ssttt!" Jordan menarik kasar lengan Jovan di depan masjid samping kelas 9.6 . Mengumpat di balik dinding kelas, guna mengintip kedatangan anak-anak baru itu yang hendak masuk ke kelas bersama wali kelas mereka. Berbeda dengan orang yang ada di penyadap suara tadi.

"Sesuai penglihatan gue, mereka ada 9" ujar Jovan pelan. "Mana yang namanya farras?" sahut Jordan pelan juga bertanya pada Jovan. "Tas dior..." balas Jovan sedikit tak percaya. "Orkay apa gimana yaa??hehe.." sambung Jovan.

"Ayo" ajak Jordan pada Jovan untuk segera memasuki kelas. Setelah di dengar salam perkenalan mereka telah usai. Sebelumnya mereka menghabiskan es nya masing-masing dahulu, lalu di buang sampahnya ke tong sampah.

Tok.. Tok..

"Assalamu'alaikum pak, maaf kami telat..tadi ke perpustakaan dulu" ujar Jovan berbohong, yang diangguki Jordan. "Waalaikumsalam, yah silahkan duduk kalian berdua" balas pak Sean, guru IPA.

Mereka berdua berjalan menuju kursinya, dengan kontras melewati tempat duduk anak-anak baru itu. "Oh? i got you.." batin dari salah satu mereka. "I also get you" batin Jordan datar.

Melihat ada uluran tangan di depannya, Jovan pun mengangkat sedikit kepalanya untuk melihat tangan siapa itu. "Kenapa?" tanya Jovan menyeringai sangat tipis, bahkan tak terlihat orang di depannya. "Alfarras septian, lo?", "Time it!", "Salam kenal farras(?), saya jovan sunandar, panggil jovan aja" ucap Jovan membalas uluran tangan Farras dengan senyum tulus, but there is a certain intent.

"Tolong jangan tidur nak herlan" peringat pak Sean pada herlan, anak baru itu yang sempat terciduk mengantuk. "Sekarang baca terlebih dahulu halaman 127 bagian nomor 3, tentang reproduksi tumbuhan", "bapak tinggal sebentar yaa, jangan bercanda" ucap pak Sean lalu melenggang keluar kelas.

"Baik Pak!!" serentak murid-murid 9.6.

Yang lain ada yang benar-benar serius membaca, ada yang malah tidur, dan ada yang login game online dengan ponselnya yang disembunyikan di dalam baju, jangan ditiru yaa..
Sementara itu, Jordan dan Jovan termasuk yang fokus membaca.

Maksudnya membaca pikiran dan isi hati orang-orang di kelas ini. Dan buku di depan mereka hanya alat formalitas saja.

Jordan itu clairvoyant, yang artinya bisa mendengar isi hati atau bisa membaca pikiran orang-orang disekitarnya. Jordan juga disebut-sebut 'Duplicate Person' yang artinya semacam kepribadian lain(alter ego) bedanya Jordan benar-benar duplicate person(dua orang, dua raga).

Sedangkan Jovan, dia itu telepathyist campur clairvoyant sekaligus precognition. Yang artinya Jovan bisa bertelepati(berkomunikasi lewat batin) dengan mengetahui isi hati dan pikiran orang di sekitarnya(clairvoyant), juga bisa mengetahui apa yang akan terjadi di waktu mendatang(precognition/prekognisi).

–dan di perkenalan udah di kasih tau yaa mereka itu punya kelebihan masing-masing–

"Dan...jordan woii!" panggil Jovan yang masih berpura-pura sibuk membaca buku.

"Ngapa? gue lagi ngamatin sampingnya farras" balas Jordan. "Farras mau nyari data tentang kita" balas Jovan memberitahu Jordan.

Jordan menoleh ke kursi belakangnya, lalu menyeringai sangat tipis. "Tenang...udah gue siapin..." ucap Jordan yang di balas gelengan oleh Jovan. Mungkin memang anak-anak di kelas itu menganggap mereka aneh sebab hanya bersitatap tanpa suara namun menggeleng dan mengangguk.

Tapi.....dari salah satu anak kelas 9.6 ini, ada yang diam-diam mengetahui bahwa Jordan dan Jovan memiliki kelebihan.

"I got you and i hope this mission doesn't failed, again."

Jordan dan Jovan semakin dibuat linglung dengan lirihan batin orang di depan mereka.

Farras merenung, bukan membaca bukunya.












·—𝐀𝐜𝐭 𝐅𝐨𝐨𝐥—·

Hello! I'm comeback ͡° ͜ʖ ͡ –

I hope you can give me a vote in this story.

See u guys

Love~

♡.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

·-Act Fool-· || ft. 00L (lokal) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang