●Tiga●

244 19 2
                                    

"Ini dimana..." kau pun berusaha bangkit dengan nichirinmu sebagai tunjangan keseimbangan, walau akhirnya gagal karena ternyata kakimu ikut terkilir.

"Kejutan."

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
🍂                               🍂
🍂  Me; chapter 3    🍂
🍂                               🍂
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

Normal PoV

"K...kau!" Seketika rahang (Name) mengeras saat melihat siapa sosok dihadapannya.

"Tidak usah marah seperti itu, kau jadi tambah manis nanti." Muzan melangkah mendekat lalu menyamakan tingginya dengan (Name) yang sedang terduduk akibat terjatuh tadi.

"Bisa bisanya gadis biasa sepertimu berhasil mencuri hatiku." Muzan meraih pipi gadis dihadapannya, mengelusnya dengan pelan, walau tak lama kemudian tangannya itu ditepis dengan kasar.

"Jangan sentuh aku, makhluk menjijikan."

Muzan lagi lagi terkekeh, lalu duduk diatas tanah dengan satu kaki dilipat dan diangkat "Kau tahu, diantara banyaknya oni, akulah yang paling tampan." Seru Muzan dengan percaya dirinya.

(Name) mengernyitkan matanya, urat urat kepala timbul dikepalanya karena menahan emosi.

"Makanya kubilang oni itu menjijikan, yang rupa nya seperti dirimu saja dibilang tampan, bagaimana dengan oni yang lain?" Senyuman diwajah Muzan memudar, tangannya langsung melesat mencengkram leher (Name).

Sekitar leher yang memerah menjadi saksi kalau cengkraman Muzan lumayan kuat.

"Kenapa kau sangat angkuh dan sombong?" Suara bariton milik Muzan seakan mampu menusuk gendang telinga saking rendah dan tajamnya.

Sudut bibir (Name) terangkat ditengah menahan sesak nafas "Hah? Apa katamu?"

"Angkuh? Sombong?"

"Maaf, tapi...

"aku bukan cermin~" senyum (Name) merekah saat merasakan cengkraman dilehernya melemah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"aku bukan cermin~" senyum (Name) merekah saat merasakan cengkraman dilehernya melemah. Urat urat Muzan mengeras, tapi tidak ada niat tuk membalas.

Pria bermanik merah pekat itu berdiri dan berbalik "Kau hanya perlu waktu untuk mengerti diriku."

"Tidak, aku tidak akan mengerti dirimu. Tidak akan pernah." Sahut (Name) tak mau kalah.

"Kau akan menelan perkataanmu sendiri, nona."

Setelah Muzan berkata seperti itu, (Name) langsung terjun bebas akibat ada pintu Shoji yang terbuka lebar ditempat dia terduduk.

"Sampai jumpa lagi, aku selalu mengawasimu jadi berhati hatilah."

"Dan kuharap kau tak mengingat kejadian ini."

🍂🍂🍂🍂🍂

Gadis itu meringis kesakitan dikala bokongnya mendarat ke tanah lebih dulu, saat bangun dari duduknya dan berusaha membersihkan bajunya yang kotor, sosok seseorang menghampirinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Me (Muzan x reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang