Mana yang lebih menyakitkan, melihat lelaki yang kamu impikan ternyata selingkuh atau mengetahui kebenarannya bahwa kamu adalah selingkuhannya? Talia tersenyum kecut, tidak pernah dalam imajinasi terliarnya bahwa ia akan menjadi selingkuhan seseorang yang sudah mengikat janji suci.
"Talia? Kok belum tidur?"
Refleks, Talia sedikit tersentak saat ia sedang memikirkan mau menuangkan susu coklat atau susu strawberry ke dalam gelas yang sedang ia pegang.
"Mama.. kaget tau."
Kartika tertawa mengejek. "Kamu kayak udah tua aja kagetan/"
"Ya siapa yang gak kaget cobaaa.. aku lagi serius lihat kulkas jam 2 pagi begini, eh ada yang ngomong dari belakang."
"Maaf ya, sayang."
"It's ok, Mam." Talia meraih susu coklat pada akhirnya. "Mau susu juga gak?"
"Enggak, Mama mau ambil air aja." Kartika menyalip Talia menuju dispenser. "Kamu belum tidur apa kebangun?"
"Kebangun, Ma. Aku kepikiran deadlineku terus. Jadi tidurnya gak tenang."
"padet banget apa deadlinemu, Thal?"
"Aku kayak baru pindah divisi gitu, lho, Ma. Jadi masih banyak yang harus dialihkan ke aku dan baru aku pelajari juga. Mungkin empat bulan lagi bakal lebih terbiasa."
"it's ok ya nak, semuanya bagian dari proses journey kamu. Walaupun berat tapi jalani dengan lapang dada ya, sayang. sakit gara-gara kecapekan masih bisa Mama terima dari pada sakit gara-gara stress."
"Iya Mamakuuu."
"Emang tempat temenmu sebelah mananya kantor?"
"Gak deket sih , Mam. Kita beda building juga. Abisnya kostan dia penuh. Mungkin bulan depan aku bisa pindah satu building deh."
"Kalo bisa ya pindah ke rumah aja kamu bulan depan."
"Begitu sih maunya." Talia terkekeh. "Duluan ya, Mam. Aku mau lanjut tidur abis ini."
"Ok, sayang. have a good sleep, ya?"
"You too Mam."
Niat berbanding balik dengan kenyataan. Setelah pada akhirnya susu yang Talia bawa tersebut habis, nyatanya ia malah masih memandang langit-langit kamarnya dengan kosong. Mau lanjut tidur sudah tidak bisa. mau nekat begadangpun ini masih terlalu lama dari jam bangun tidurnya. Talia takut harinya tidak produktif.
Tangan Talia meraih ponselnya di samping bantal. Ketika jemarinya mengetikkan sebuah nama di bar pencarian instagram, ia kontan menghapusnya kembali. Tidak. Itu salah. Inilah mengapa ia menjalani hubungan symbiosis dengan Bara. Talia ingin lepas dari jeratan orang itu. orang yang telah membuat dunianya jungkir balik dalam artian harfiah.
Bara.
Ok, bagus juga untuk mengisi waktu luang. Sebagai gantinya, Talia mulai mengetik nama Bara Brahmana dalam barpencarian. Ada satu akun dengan foto profil yang familiar bagi Talia. Ini untuk pertama kalinya Talia mencari tahu mengenai Bara secara personal. Apa yang sebelumnya Talia tau hanya gambara umum Bara seperti kerja dimana, umur, dan background umum yang sekiranya penting untu diketahui.
Ternyata Bara suka berkuda. Pantas saja jika Talia melihat bagaimana Bara menindihnya, Talia merasa ada sesuatu yang berbeda. Posturnya seperti ada rutinitas yang selalu cowok itu lakukan. Dan kini Talia tahu alasannya apa.
Dari pop up komentar yang Talia baca, beberapa teman Bara suka berkomentar untuk memberi dukungan atas aktivitas Bara. Beberapa ada yang mengusili Bara dengan bilang bahwa Bara selalu sendirian. Membaca hal itu, Talia hanya berharap bahwa mereka akan tetap berfikir bahwa memang Bara masih sendirian. Terlebih pada faktanya Talia hanya sebatas teman bersenang-senang Bara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bara dan Talia
RomanceJemari Bara masuk ke dalam celana dalam Talia. "Ini yang bikin aku selalu gak fokus beberapa hari ini." Bara merasa agak terusik saat Talia terkejut karena tindakan Bara. "Stand still, Talia. Don't move!" Bara melanjutkan tindakannya dalam celana Ta...