2.03

940 84 96
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

Wang Yibo memutuskan mengambil cuti dadakan karena ingin merawat Xiao Zhan yang tidak bisa berjalan akibat ulahnya semalam. Dia segera menuju dapur untuk melayani Xiao Zhan yang sedang berbaring di kamar sembari meratapi nasib pinggangnya yang malang. Ketika membuka mata, lelaki manis itu sudah disambut oleh rasa remuk di sekujur tubuh. Berbanding terbalik dengan Wang Yibo yang tampak ceria dengan senyum puas bertengger di kedua sudut bibir sebab dia telah berhasil memadamkan hasrat yang membara dengan sempurna.

Menuruni anak tangga dengan langkah ringan. Wang Yibo mempercepat langkah untuk tiba di dapur dan betapa terkejutnya dia ketika mendapati dua manusia yang telah mengisi dapur di pagi buta itu. Tidak pernah sekali pun si kembar bangun pagi ketika libur sekolah, biasanya mereka akan kompak bangun di atas jam dua belas. Entah apa yang terjadi, Wang Yibo tidak banyak memedulikan hal tersebut. Namun, sedikit bersyukur jika kebiasaan buruk si kembar benar-benar telah menghilang.

"Selamat pagi!" sapa Wang Yibo dengan penuh semangat.

"Pagi, Pa," jawab si kembar terdengar begitu lemah dan layu.

Hal itu berhasil membuat atensi Wang Yibo memusat sepenuhnya kepada si kembar. Ketika melihat wajah Chen Yu dan Xiao Sa secara bergantian, alis Wang Yibo sedikit terangkat. Dia menemukan sepasang lingkaran hitam yang menggantung pada mata si kembar seperti mata seekor panda. Wang Yibo jelas mengetahui penyebab utama anak-anaknya tampak seperti itu, mungkin karena terlalu asyik bermain game hingga begadang sampai pagi.  Namun, tetap saja dia membuka suara, bertanya untuk sekedar basa-basi, "Apa tidur kalian nyenyak?"

"Luar biasa nyenyak," sahut Xiao Sa tanpa sadar suaranya sedikit meninggi dan terselip nada kekesalan.

Chen Yu segera menggenggam tangan Xiao Sa yang sedang memegang roti, takut-takut roti itu berpindah tempat pada wajah sang ayah mengingat kepribadian sang adik yang sedikit emosional. Kemudian dia bertanya demi mengalihkan topik pembicaraan, "Di mana Mama?"

"Mama?" Wang Yibo tersenyum ketika kembali mengingat kegiatan panas mereka semalam. "Mama tidak bisa turun karena kelelahan."

Ekspresi wajah Wang Yibo segera berubah menjadi datar dan dingin. Sedikit melirik kepada si kembar sebelum kalimatnya berlanjut, "Itu karena kalian terlalu lama di rumah makan. Andai saja kita pulang dengan cepat …."

Papa bisa lebih puas melakukannya, lanjut Wang Yibo dalam hati. Tidak mungkin kalimat itu dikatakan terus terang dengan mudah di hadapan si kembar.

"Salah kami?" Xiao Sa menatap tidak percaya kepada Wang Yibo. Di sini posisi mereka adalah korban, tetapi mereka yang disalahkan.

"Ya, salah kalian. Maka dari itu kalian harus dihukum. Tidak ada uang saku selama liburan!" ucap Wang Yibo menggunakan nada ketus. Kemudian segera meninggalkan dapur dengan kedua tangan membawa nampan yang dipenuhi makanan. Meninggalkan si kembar dengan jejak ketakutan yang tampak terlalu jelas di wajah mereka.

.

"Istriku, bangun …." Wang Yibo menepuk halus pipi Xiao Zhan yang masih terlelap nyaman dalam tidur.

Pada tepukan yang ketiga, bulu mata panjang bergerak seiring kelopak mata memisahkan diri, menampakkan iris indah yang tampak begitu sayu dan lembab. Wang Yibo tersenyum di kala netranya dipenuhi wajah manis sang istri. Mendapati Xiao Zhan yang ingin duduk, dia pun menarik tubuh lelaki manis itu dengan lembut hingga membantu punggung bersandar di kepala ranjang dengan sangat hati-hati.

THE GLOOM S.2 (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang