🐭🐭

830 150 12
                                    

"MAMA PAPA! ADEK UDAH BOLEH NIKAH KAN?"

Teriakan Jisung melengking didalam rumahnya, membuat Mama dan Papanya saling bertatapan heran.

"Sayang, anak kamu kayaknya kemasukan deh habis nganterin kue ke tetangga depan." Jeno berucap pelan disamping sang istri, takut juga kalau anak gemoy yang galak kayak maung seperti istrinya itu mendengar ucapannya.

"Husss jangan ngomongin anak sendiri kayak gitu." Renjun menatap tajam suaminya membuat Jeno seketika diam.

"Mama .. adek mau nikah." Jisung mendekat ke arah mamanya yang sedang bersantai bersama sang Papa pada sebuah sofa besar yang terletak di ruang tengah rumah mereka, ia lalu mendusel manja setelah menolak tubuh Papanya agar menjauh.

'Sabar Jeno, dari milyaran kecebong punya kamu. Cuma dia aja yang jadi nih, sabar .. harus banyakin sabarnya menghadapi hasil bercocok tanam.'

"Emangnya ada yang mau nikah sama adek?" Jeno bertanya dengan suara meledeknya.

Jisung melirik papanya kesal. "Mama, Papanya dicerein aja gak sih? Nyebelin banget."

"Hehh enak aja kamu, Papa dapetin Mama kamu tuh penuh perjuangan. Mana mama kamu galak banget kayak maung, dicolek dikit aja Papa hampir tinggal nama."

Jisung tertawa mendengar ucapan sang Papa.

"Gak nanya tuh." Jisung menjulurkan lidahnya, mengolok sang Papa. Membuat lelaki tampan itu mati-matian menahan diri untuk tidak menyentil dahi sang anak saat istrinya sudah melemparkan tatapan ancaman kepadanya.

"Mama, pokoknya adek mau nikah muda kayak mama." Lagi, Jisung berkata sambil menunjukkan wajah menggemaskannya.

"Kok tiba-tiba? Bukannya kata adek, adek mau sekolah yang tinggi kayak papa. Adek mau ngelanjutin kuliahnya aja di luar negeri, kok tiba-tiba mau nikah muda?" Renjun menatap anak manisnya itu penuh kelembutan.

"Palingan anak kita kesemsem om-om kaya raya, sayang." Ucap Jeno asal, sengaja menggoda anaknya lagi.

"KOK PAPA TAU? PAPA NGINTIP YA TADI? AYO NGAKU!" Jisung memekik menatap Papanya meminta jawaban.

"Hehh jadi benar? Papa asal ngomong aja tadi. Om-om mana yang mau kamu embat? Jangan aneh-aneh kamu Dek." Jeno memijit keningnya seketika.

Renjun juga ikutan syok, tapi ia berusaha tenang lalu kembali bertanya kepada anaknya.

"Om-om siapa yang adek suka? Kok bisa? Adek pasti cuma bercanda kan?"

Jisung menggeleng. "Om yang itu, tetangga depan rumah kita Mama. Omnya ganteng banget, Adek suka. Adek jatuh cinta sama Om Jaemin." Jisung berucap dengan matanya yang berbinar cantik.

"Namanya Om Jaemin?" Jeno memastikan pendengarannya.

"Iya Papa. Namanya Om Jaemin, Na Jaemin nama lengkapnya. Ganteng banget, adek sampe menganga liatnya. Adek mau Om Jaemin, Pah .." Jisung berucap tak main-main.

Renjun dan Jeno saling bertatapan lalu tersenyum maklum. Mereka sangat paham sekali dengan sifat anak mereka ini.

Apapun yang ia inginkan, harus selalu ia dapatkan.

Itulah Lee Jisung, anak manja kesayangannya Papa Jeno dan Mama Renjun. Kesayangan dan kebanggaannya keluarga Lee dan Keluarga Nakamoto.

Dan kali ini, anak mereka pertama kali menyukai seseorang. Di panggil Om-om begitu, mereka jadi berpikir seberapa jauh umur lelaki itu dengan anak manis mereka.

Tidak. Mereka bukan tipe orang tua yang akan mempermasalahkan umur dari pendamping hidup anak mereka kelak. Mereka hanya penasaran akan siapa lelaki dewasa yang dimaksud Jisung.

Om Jaemin, Nikah yuk!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang