Season I: Otome Game

52 3 1
                                    

Title: Fixing Destiny

Original universe: Beast Darlin

Main Cast:
- Finn Stewart
- [Y/N]

Happy reading!

~~~~~~~~~~

Nasib mungkin bisa diubah dengan usaha.

Tetapi memperjuangkan takdir agar berubah? Tentulah mustahil.

Aku tahu itu ...

Aku tahu pasti hal itu.

Namun tetap ...

Aku tidak bisa berhenti berusaha untuk merubah garis takdir.

***

"Sudah cukup!" desis Casandra, seorang pelayan wanita dan juga rekanku di puri 'iblis' ini.

Telinga serigala kecoklatannya menekuk ke belakang, kedua mata beriris kuning keemasannya membelalak ke arahku. Ia melompat mundur sambil menghindari cipratan darah mengotori celemek putih yang ia kenakan.

"Penyusup itu sudah tidak bergerak! Kau membunuhnya lagi!" desisnya kesal sendiri.

Mendengar keluhan tersebut membuat gigi-gigi tajamku bergemeretak. Melirik dengan tatapan tajam dan sinis, aku meraung, "Peduli Setan! Siapa pun yang mencoba menyakiti Putri, tak bisa kubiarkan lepas!"

Berbeda dengan Casandra, aku tidak peduli jika pakaian dan tangan serigalaku tertutup oleh darah panas si serigala penyusup. Apa susahnya ganti baju dan mandi seusai ini?

Yang kupikirkan hanyalah menyingkirkan para pengganggu yang hendak mengusik kedamaian sang putri, tunangan tuanku sekaligus pemimpin kerajaan ini. Siapa pun yang berbuat biadab, tentulah harus dihukum!

"Jika kau terus meremukkan tubuh musuh kita, lalu bagaimana kita memperoleh informasi dari mereka?" tegur si warewolf betina, rekanku.

Namun sekali lagi aku menggeram, "Diam! Dia tidak akan memberikan kita informasi apa-apa."

Dengan satu lemparan keras, kubanting tubuhnya ke tanah. Suara retakan tulang-berulangnya terdengar sangat keras ketika menghantam tanah. Tampaknya ada tulang lain yang kuhancurkan. Tanpa mempedulikan mayat yang tidak berbentuk lagi itu, aku berdiri tegap layaknya manusia biasa.

Menghela napas panjang, telinga-telinga berbulu di atas kepalaku menyusut, sampai hilang seolah kembali bersembunyi di balik rambut pirangku. Kedua iris kuning menyalaku kembali menghijau bagai batu zambrut. Dan kedua tangan dengan cakar tajam yang telah kigunakan untuk mencabik-cabik musuh, menyusut sebagaimana tangan manusia semestinya.

"Kau urus penguburan mayatnya," titahku masih mencoba menenangkan emosi sambil mengencangkan dasi, "sebentar lagi pagi. Aku harus menyiapkan sarapan untuk Putri. Segeralah bergabung dengan pelayan lain seusai pekerjaan ini selesai."

Casandra tidak mengeluh apalagi mengelak. Ia hanya membungkuk seperti yang biasa ia lakukan di depan para bangsawan bajingan. Maka kutinggalkan ia untuk membereskan 'kekacauan malam' kami.

Kejadian ini tidak datang sekali dua kali. Semenjak Putri dari kerajaan vampir tiba di puri ini, mendadak banyak pembunuh bayaran yang menyusup.

Tentulah targetnya ialah sang putri. Kurasa mereka adalah pesuruh dari fraksi yang menolak keputusan raja kami menikahi seorang putri vampir.

Sejujurnya, aku pun sangat menolak pernikahan ini. Bukan karena tidak setuju dengan menikahi bangsawan kaum yang menjadi musuh bangsa kami, tetapi karena seseorang itu ialah [y/n].

Through The UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang