Season Transition

5 0 0
                                    

Senguang mematikan layar teve di tengah ruang kerja, kemudian kembali mengistirahatkan punggung di sandaran empuk sofa. Sementara pandangannya mengarah kepada sesosok gadis yang sedari tadi malah main ponsel di sofa seberang.

"Sekali lagi, ada apa dengan akhir ceritanya?" tanya si pria berseragam serba hitam tersebut.

Barulah sosok di depannya, Alicia, mau berpaling dari layar ponsel.

"Cliffhanger," balasnya santai, "tidak bisa kulanjutkan. Nanti malah jadi melenceng genre."

Namun tampaknya Shenguang tidak puas mendengar jawaban tersebut. Ia menghela napas seolah sedang putus asa. Respon yang membuat kening Alicia mengkerut tipis.

"Kau tampak tidak puas dengan hasil film yang ini," tebaknya.

Dia tidak sepenuhnya salah, tetapi juga tidak sepenuhnya benar. Sang supervisor mengakui bahwa sinematografi film tersebut sangat memuaskan. Aksi pasa aktor dan juga semua properti pendukung. Jujur saja Shenguang cukup menikmatinya.

"Enam dari sepuluh," katanya kini membuat Alicia tegang.

"Kecil sekali!"

"Dua angka lebih kecil dibanding naskah terakhirmu. Bukannya bagus?"

"Bagus dari mananya?"

"Ada perkembangan dari enam ke delapan."

Alicia lantas membungkam. Tidak tahu apakah pria yang sering ia panggil 'Cae' ini sedang memuji atau mengkritik. Ataukah keduanya?

"Tapi, tetap saja, seharusnya kau lakukan revisi sedikit di akhir. Sisakan sedikit teror dan itu akan jauh lebih membekas di ingatan penonton," lanjut Shenguang.

Terjeda beberapa detik sampai Alicia menganggukan kepala. "Baiklah, lain kali kupastikan meletakan sedikit teror di akhir."

Lawan bicaranya bergeming. Tidak memberikan respon puas atau validasi seperti yang Alicia harapkan. Malah, ia berkata, "Kadang-kadang kita boleh sedikit membumbui kenyataan yang kita tulis di dalam naskah, walau hal tersebut kita ambil berdasarkan kisah nyata. Supaya lebih estetik dan lebih berkesan pada audience."

Dan sekali lagi Alicia mengangguk. Bedanya kali ini diikuti sebuah seringai. Walau terkadang ucapan dan perilaku atasannya ini sering tidak bersahabat. Namun jika soal pekerjaan, dia memang selalu berusaha memberikan yang terbaik. Termasuk ketika memberikan pendapat jujurnya.

Sengguang bangkit dari sofa kemudian beranjak mengambil berkas dari dalam laci meja kerjanya. Berkas bersampul map fail hitam yang khas--pasti perintah menjalankan misi baru untuk party.

"Emperor ingin sesuatu yang berbau permainan," tutur Shenguang sembari memberikan map tersebut kepada Alicia.

"Permainan?" ulangnya, "oh, kurasa aku tahu harus ke mana."

"Cepat sekali?"

Kawannya mengangguk. "Aku ingat seseorang pernah menceritakan pengalaman gila terjebak pada suatu permainan."

"Oh, itu bagus. Jadi, kau sudah menemukan protagonisnya?"

Sang nona admiral tersenyum lebar.  

"Tentu sudah," katanya penuh kebanggaan, "yaitu sang pemilik nama 'Alicia' yang asli."

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Through The UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang