After Confession

143 10 9
                                    

Seminggu dirumah sakit, Chan merasa sangat bosan dan meminta pulang. Changbin juga lebih senang jika Chan lebih dekat dengannya. Capek juga bolak balik antara rumah, rumah sakit dan perusahaan tempatnya bekerja. Jadi, jika Chan sudah bisa pulang.. Mungkin, dia juga bisa bekerja meskipun yaa tidak boleh terlalu berat. Kemanapun Chan pergi, dia selalu mengantungi buku catatan kecil dan bolpoint. Mengantisipasi.. Jika ada orang yg ingin berbicara dengannya. Bang Chan masih belum diperbolehkan berbicara.

"Kau boleh pulang sekarang. Tapi, bukan berarti sudah sembuh.. Perlu banyak istirahat", ungkap Changbin

Dia mengemasi barang-barang Chan kedalam tas dan berniat membawanya pulang. Seminggu kedepan, Changbin akan tinggal di apartementnya. Chan tidak protes dan membiarkannya saja.

..

Ke esokan paginya, Chan merengek ingin ikut bekerja bersamanya. Changbin jengah dan menyuruhnya bersiap. Chan hanya perlu mengganti pakaian dan merapikan rambutnya sedikit. Tampilannya masih tampan seperti biasanya. Perban dilehernya membuat Changbin merasa miris dan trauma. Dia bertekat untuk melindungi Chan mulai dari sekarang.

..

Bang Chan baru tahu, Changbin memiliki mobil. Pantas saja dia bisa leluasa pergi kesana kemari. Keduanya menaiki mobil Changbin untuk berangkat bekerja bersama.

"Aku masih pegawai-mu kan?", tanyanya

Dia menulis diatas kertas notes dan memperlihatkannya pada Changbin, disaat mereka berhenti di lampu merah.

"Siapa yang berani memecatmu?. Ketika aku sendiri yang menjadi penyokongmu !", seru Changbin

Chan tersipu, benar.. Kenapa pula dia khawatir. Toh, kecelakaan kemarin diluar kehendaknya. Chan bukannya sengaja mencelakai dirinya sendiri untuk mendapat ijin cuti. Tapi.. Dia memang sempat terkena insiden yg tidak mampu dihindarinya. Bukan salahnya kan?.

..

Sesampainya di kantor devisi desaign grafis majalah. Chan disambut penuh haru.. Sebagian pegawai langsung mengerubunginya dengan serentetan pertanyaan. Chan bingung menjawab yg mana dulu, seperti orang bodoh dia hanya memegangi bolpoint dan tidak berniat menulis apapun.

"Jangan membuatnya bingung!. Pegawai baru juga belum diperkenankan untuk berbicara. Kalian, jaga dia baik-baik.. !",seru Changbin

Semua orang mengangguk patuh. Lalu, kembali duduk di desk masing-masing. Chan masih belum mendapat pekerjaan apapun. Dia menulis dicatatannya, menanyakan apa ada yg bisa dibantu?. Kemudian menyerahkannya pada Seungmin. Tetangganya itu menggeleng, pekerjaannya tidak terlalu sulit.. Dia bisa mengerjakannya sendiri. Chan mengoper catatan itu pada Felix rekan kerja yg duduk disampingnya. Felix nampak berfikir, lalu memberi Chan beberapa tugas ringan mengkomposisi warna pada rubrik sport.

Chan bekerja dengan riang. Dia mengutak atik komputer dan bermain warna disana sini. Semua orang sibuk pada pekerjaannya sendiri. Ketika waktunya istirahat makan siang, Han berencana mengajak semua orang untuk makan bersama. Tapi, Manager Seo segera menyeret Chan pergi. Dia beralasan ada pekerjaan yg perlu diselesaikan dan Chan bertugas membantunya. Han dan yg lainnya mengangguk paham, tidak mempermasalahkan Manager Seo yg membawa pegawai baru pergi.

..

"Kau hanya bisa makan bubur.. ", seru Changbin

Chan mengangguk, tentu saja dia tahu hal itu.

"Kalau kau tahu, kenapa berniat pergi dengan mereka?", gerutu nya

Chan menulis di notesnya, bahwa dia hanya ingin berkumpul bersama mereka.

"Seminggu ini, aku akan memesankan bubur untukmu di kantor selama makan siang. Bawa saja bubur itu kekantin dan makan bersama mereka", ujar Changbin

Chan mengangguk patuh, Changbin sungguh perhatian dengannya.

MR. Perfect (ChangChan Shipper)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang