"Abang, Bang Heesung belum pulang lagi?"
"Belum Teh, Teteh tidur aja, nanti Abang Jay yang nungguin" kata Jay. Rea menggeleng
-------
Suara pagar terbuka menandakan Heesung sudah pulang
"Darimana lo?" tanya Jay. Heesung menggeleng
"Minggir, gue mau tidur"
"Gue tanya, lo darimana?"
"GUE MAU TIDUR!" lantang Heesung. Jay menggeleng
"Gini hasil didikan Mami? Gue gak nyangka bang.." kata Jay
"Apa? Lo tau apa?" tanya Heesung. Jay mengedikkan bahu
"Gini ya hasil didikan Mami yang sia-sia?"
"Mami ajarin lo buat tanggung jawab apa yang lo buat"
"Mami juga ajarin lo buat berpikir sebelum bertindak" Jay mencengkeram kerah Heesung
"DAN LO? SEENAKNYA MELANGGAR AJARAN MAMI? LO GAK MIKIRIN PERASAAN KARIN? GILA LO YA ANJING" bentak Jay dengan amarah yang meledak-ledak, ia menampar Heesung
"BELUM PUAS LO BIKIN KARIN SAKIT? LO JUGA NYAKITIN TETEH, GOBLOK" lanjut Jay dengan amarah yang memuncak. Rea yang kebetulan turun langsung melerai mereka
"BANG JAY, BANG HEESUNG, MAMI DI RUMAH SAKIT!"
------------
"Ini semua salah gue" kata Heesung dengan frustasi. Rea menggeleng
"Ini bukan salah Abang, ini bukan salah semuanya" balas Rea menenangkan Heesung. Ia menyingkir sebentar dari ruangan itu dan membuka handphonenya
------------
Teteh Karin
Malam
aku Rea, ini Teh Karin kan?-----------
Beberapa hari kemudian, Wendy sudah pulih kembali. Ia mengalami cedera pada tangan dan kakinya saat sedang bekerja. Pada hari itu, Wendy sedang membereskan pakaiannya di koper untuk kembali bekerja. Rea sedang membantunya
"Teh, kakak-kakak mu kemana sih? Udah malem kok belum pulang?" tanya Wendy. Rea membuka handphonenya lalu mengangkat bahunya
"Teteh enggak tau mereka kemana Mi, soalnya ngabarin juga enggak" jawab Rea. Wendy menatap Rea
"Gimana sih? Kan Mami udah bilang, kamu harus bisa merhatiin mereka" peringat Wendy. Rea masih diam, ia membiarkan Wendy lanjut berbicara
"Kamu udah Mami tugasin buat merhatiin, ngasih perhatian lebih ke mereka waktu Mami enggak ada" lanjut Wendy
"Kamu itu-"
"Mi, Teteh juga bisa capek" potong Rea, ini pertama kalinya ia memotong perkataan orang tua nya. Wendy tertegun
"Mami kira, Teteh enggak bisa capek, ada waktu terus-terusan buat merhatiin mereka?"
"Mami aja enggak tau, masalahnya bang Heeseung yang sekarang sama enggak bertanggungjawab nya kayak Papi"
"Mami harusnya juga bisa tau, Rea yang harus nanggung semuanya. Riki yang dibully, Rea yang sakit hati Mi.."
"Bang Heeseung yang enggak bertanggungjawab, juga Rea yang sakit hati"
"Mami tau? Bang Heeseung itu ngehamilin anak orang Mi! Anak orang yang bertaruh nyawanya cuma demi hasil dari perbuatan bang Heeseung yang jahat" Rea mengakhiri sampai situ, ia tidak mampu lagi berkata-kata. Wendy memeluk Rea, mereka menangis bersama
"Maaf Mi.."
"Enggak ini bukan salah kamu, ini salah Mami. Ini dampak Mami enggak pernah ngertiin kalian, enggak pernah ada buat kalian" kata Wendy sambil menangis. Air mata Rea semakin tidak bisa dibendung, ia kecewa sekali. Dadanya sesak, hatinya sakit.
![](https://img.wattpad.com/cover/317198055-288-k525332.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Sagara
FanfictionKeluarga yang awalnya bersatu dengan harmonis akhirnya menjadi terpecah belah karena suatu kesalahan duniawi revisi 02.05.2023 - 11.05.2023