♩✧♪●♩○♬☆
"Ck! Sekarang bagaimana caraku untuk menyingkirkan dia?! Aku harus memikirkan cara untuk merebut kembali apa yang seharusnya menjadi milikku!" Ucap Zenith
Disaat Zenith sedang prustasi memikirkan cara untuk merebut tahta dari Arabella, datanglah seorang pria berambut hitam panjang dengan mata berwarna merah seperti batu ruby.
"Apakah anda ingin menjadi kuat, tuan putri?" Tanya pria itu
Zenith tersentak dengan kedatangan pria itu.
"S-SIAPA KAU?!"
"Opss... Tenang saja tuan putri, saya tidak akan melukai anda. Justru saya datang kesini untuk membantu anda"
".... Membantuku? Dengan cara apa...?" Tanya Zenith ragu-ragu
Lalu pria itu menyodorkan sebuah permata berwarna merah darah.
"Pakailah permata itu saat pesta perayaan kenaikan tahta" Ucap pria itu
Zenith merasa ini adalah kemenangan telak baginya.
'Akhirnya! Akhirnya aku mencapai tujuanku!' Batin Zenith
"Terima kasih, tu- eh?"
Pria itu menghilang sebelum Zenith sempat berterimakasih padanya.
"Kemana perginya pria itu? Padahal aku belum sempat berterimakasih padanya..." Ucap Zenith
Akhirnya Zenith memutuskan untuk tidur.
♩✧♪●♩○♬☆
Saat pesta perayaan kenaikan tahta.
"Selamat, tuan putri. Kami bawakan permata dari negara kami untuk anda"
"Selamat, tuan putri. Kami..."
'Hah... Ini melelahkan... Padahal aku hanya perlu duduk disini dan tersenyum kepada mereka, tetapi kenapa rasanya sangat melelahkan, ya?' Batin Arabella
"Selamat, kak! Karena telah menjadi kaisar!" Ucap Zenith
'Ada apa dengannya?' Batin Arabella
"Ya. Terima kasih, Zenith" Jawab Arabella dengan senyumnya
Tiba-tiba sebuah asap hitam keluar dari tubuh Zenith.
"Hehe. Aku pasti akan membunuhmu, Arabella!" Ucap Zenith sembari menerjang Arabella
'A-apa? Dia menggunakan sihir hitam... Sial! Aku tidak pernah meminta Lucas untuk mengajariku sihir!' Batin Arabella
Saat sebuah sihir hendak menyerang Arabella, datang lah Lucas yang memakai wujud Arthur.
Mata Arthur yang awalnya berwarna abu-abu kini berubah menjadi merah.
"A- Lucas...?"
'Wah... Aku tidak menyangka dia benar-benar menggunakan permata itu...' Batin Lucas
"MENYINGKIRLAH KAU! JANGAN MENGHALANGI AKU!" Teriak Zenith
"Haha. Maaf, tuan putri. Saya tidak bisa membiarkan anda melukai yang mulia" Ucap Lucas lalu mengikat Zenith dengan rantai sihir
"Apakah ini sihir hitam?" Tanya Arabella sembari melirik Zenith
"Benar, yang mulia"
"Kaisar sebelumnya sudah melarang penggunaan sihir hitam, tetapi kenapa malah putri kesayangannya yang melanggar larangan itu dan menggunakan sihir hitam?" Ucap Arabella dengan muka datar
Para tamu undangan seketika berbisik-bisik.
"Terlebih lagi kau menggunakannya disaat para tamu dari negara lain pun datang kesini. Kau ingin membuat malu obelia?" Tanya Arabella
"A- itu..."
Sedangkan Lucas yang sedari tadi diam dibelakang Arabella menahan tawanya.
Lalu ia berkata pada Zenith tanpa suara, "bodoh. Kau benar-benar menggunakannya?"
Zenith tersentak. Ia baru menyadari bahwa pria itu mirip dengan Lucas atau Zenith lebih mengenalnya sebagai Arthur.
"Yang mulia"
"Ng? Ada apa, Arthur?"
"Wah... Yang mulia memanggil Tuan Muda Edellyn dengan namanya?" Bisik salah satu tamu
"Apa mereka memiliki hubungan khusus?" Bisik yang lain
Dan banyak lagi...
"Bukankah pengguna sihir hitam harus dihukum?" Tanya Arthur
"Ya, kau benar" Jawab Arabella
"Hee... Bagaimana kalau hukumannya adalah hukuman mati?" Tanya Arthur sembari tersenyum (smirk) kearah Zenith
"Ya... Memang biasanya hukumannya seperti itu" Jawab Arabella
"Kalau begitu, saya saja yang membunuhnya" Ujar Arthur
"Ya, ba-"
"Disini"
"A-apa?! Kau ingin membunuhnya disini?! Kau gila?! Sudahlah, dia akan dihukum pacung tiga hari lagi! Mengerti?!" Ujar Arabella
"Baik, yang mulia!"
"Hah... Kita sudahi pesta kali ini. Terima kasih atas kehadiran anda semua" Ucap Arabella
"SEGALA KEAGUNGAN DAN BERKAT KEPADA MATAHARI OBELIA!" Ucap seluruh tamu
Lalu mereka semua bubar.
♩✧♪●♩○♬☆
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
let me avenge my sister's death
CasualeArabella de alger obelia, sang putri pertama yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari sang kaisar. ia tinggal diistana yang jauh dengan istana sang kaisar, walaupun istana itu tampak masih layak huni. Arabella memiliki kepribadian dingin dan...