TAKDIR?🌻

104 16 1
                                    

Jantung Sakura berdegub dengan kencang, rasanya kakinya tidak mampu lagi menopang badannya

Disana suaminya terbaring kaku menggenggam tangan seorang wanita yang tidak di kenalnya

Penglihatannya kini buram, air matanya jatuh melewati pipi mulusnya. Bibir mungilnya bergetar, rasanya pasokan oksigen di bumi sudah habis, sesak tak tertahankan

"Naruto." Gumam Sakura tak berdaya, dirinya lekas di dekap oleh sang ayah. Pria paruh baya itu mendekap sang putri sembari memejamkan mata, dirinya tak kuasa melihat putri semata wayangnya itu hancur

Sedangkan pria di sebrang sana menatap dua orang yang terbaring kaku itu dengan tajam. Rahangnya mengetat saat mata tajamnya melihat pria asing itu mati dengan menggenggam tangan istrinya

Ya ISTRINYA, Hinata atau bisa di sebut penghianat. Begitulah pikirnya

Sasuke tak kuasa menahan amarah yang menggebu-ngebu di hatinya

Istrinya berselingkuh? Sial

Dengan pelan Sasuke melangkahkan kakinya ke jasad istrinya. Dadanya semakin sakit saat itu benar-benar istrinya, Hinatanya

Tangannya mengepal kuat saat matanya berpindah menatap sesosok pria asing yang mati bersama istrinya

Kebencian tiba-tiba merayap di dadanya, inikah balasan yang dia terima atas semua perlakuannya kepada Hinata?

"Penghianat." Gumam Sasuke sambil memandang kedua jasad itu dengan penuh kebencian

Lalu mata tajam itu beralih menatap sesosok wanita berambut gulali yang sedang menangis

Mungkin dia istri dari lelaki brengsek ini. Tanpa ragu kaki Sasuke melangkah mendekat ke arah Sakura dan keluarganya

"Apa kau tidak tau bahwa suamimu berselingkuh dengan istriku? Hm?!!" Ucap Sasuke saat sampai di hadapan Sakura dengan nada tingginya

Sakura yang ditanya dengan nada marah itu sontak terkejut, dirinya menatap mata hitam pekat itu dengan kedua mata hijau teduhnya

Kedua mata itu saling beradu, tatapan penuh kebencian dan tatapan keputus asaan

"Naruto tidak mungkin selingkuh, dia sangat mencintaiku." Sahut Sakura dengan nada yang bergetar

Ayah dan ibu Sakura tak kalah kaget dengan interaksi anaknya dengan seseorang yang baru mereka lihat

Mendengar jawaban Sakura membuat Sasuke berdecih

Di tatapnya lagi kedua mata hijau itu seraya berucap

"Ternyata kau sangat bodoh." Hardik Sasuke sembari meninggalkan Sakura dan keluargnya yang sontak terkejut mendengar ucapan Sasuke

"Ayah, ibu...Naruto." gumam Sakura diiringi dengan suara dentuman saat tubuh mungil itu terbentur dengan lantai keras rumah sakit, ya Sakura kehilangan kesadarannya

Mata itu mengerjab perlahan, mencoba menyesuaikan cahaya yang hendak masuk ke kedua matanya

"Narutoooo." Panggil Sakura kuat saat ingatannya kembali ke kejadian tadi malam

"Ibu Ayah aku harus melihat suamiku." Ucap Sakura sambil lekas bangkit dari tempat tidurnya.

Setelah melihat ke sekelilingnya ternyata dia sudah di rumah orang tuanya.

"Ayah kenapa kau membawaku pulang...hiks..hiks.. aku mau melihat suamiku...ayah....hiks...hiks.." isak tangis Sakura pecah saat dirinya merasa benarbenar hancur

Sang ibu lekas memeluk putrinya, putri semata wayangnya. Dirinya terasa tersayat sayat saat mendengar tangisan Sakura

"Kau tidak aku izinkan untuk meninggalkan rumah ini Sakura." Tukas sang Ayah dengan tegas. Dirinya tidak mau harga diri putrinya di injakinjak oleh keluarga suaminya di sana

"Ayah tolonglah izinkan aku melihat suamiku untuk yang terakhir kalinya ayah. Aku mohon....hiks...hiks..." pinta Sakura sambil diiringi tangisannya

"Aku ingin melihat Naruto ayah..hiks." ucap Sakura sekali lagi sambil terus memohon kepada sang Ayah

Sang ayah yang tidak tega melihat keadaan putrinya akhirnya mengizinkan Sakura untuk melihat suaminya meskipun dengan berat hati

"Pergi dan lekas pulanglah." Jawab sang ayah sembari memeluk erat putrinya

"Jangan lupa telfon ibu saat kau tiba disana ya sayang." Sambung sang ibu yang kini sedang menghapus air mata di wajah cantik anaknya

Sakura lekas beranjak dari rumahnya menuju bandara hendak terbang ke tokyo, tempat suaminya

Setelah lepas landas Sakura memandangi awan dan langit biru dengan gusar, dirinya tak sabar ingin cepat sampai di kediaman keluarga suaminya

Rasanya seperti mimpi, kini kakinya sudah berpijak di halaman rumah keluarga Naruto, suaminya

Pandangan matanya memburam seiring dengan isak tangis yang di tahannya

Kenapa? Kenapa Tuhan mengambil suaminya? Kenapa harus suaminya

Kaki Sakura terus melangkah mendekati Naruto yang terbaring kaku. Menghiraukan dirinya yang kini menjadi pusat perhatian semua orang

"Naruto." Gumam Sakura pelan sambil terus mendekat ke arah Naruto

Namun lengan Sakura ditahan dengan keras, langkahnya di paksa berhenti oleh seseorang

PLAK

"Beraninya kau datang kesini!!." Suara tamparan itu rasanya memikkan telinga

Dengan gemetar Sakura memegang pipinya yang memerah. Dengan pelan mata hijaunya menatap sesesok perempuan yang berdiri didepannya

"Shion...." Ucap Sakura sembari menahan rasa panas yang mulai menjalar di pipinya

"Beraninya kau datang dengan tidak tahu malu ke upacara terakhir kakakku." Ucap perempuan yang di panggil Shion itu.

Shion adalah adik perempuan Naruto, hubungan keduanya memang tidak berjalan dengan baik

"Shion izinkan aku sekali saja melihat Naruto. Aku mohon...." Pinta Sakura sembari memohon

"Ibu tolong usir wanita ini." Pinta Shion kepada ibunya yang sedari tadi tak ingin memandang wajah Sakura

"Ibu aku mohon biarkan aku menemaninya ibu, izinkan aku menyentuh wajahnya untuk yang terakhir kalinya ibu. Hikss...." Ucap Sakura lagi yang kini memohon kepada ibu mertuanya, Ibu Naruto

"Kau dasar wanita yang tidak tau malu." Hardik Shion sembari mendorong Sakura untuk menjauh dari ibunya

"Biarkan saja dia nak." Ucap sang ibu yang membuat Sakura lega

Terima kasih tuhan, begitulah suara hati Sakura

Sakura hanya bisa memandang dari kejahuan, saat tubuh suaminya melebur bersama api yang membakarnya

"Ternyata Si bodoh ini ada disini." Suara berat itu mengagetkan Sakura, matanya beralih ke sosok lelaki tampan yang terlihat sangat acak-acakan

"Apa kau melihat pasangan sehidup semati itu di bakar oleh api?" Sambungnya lagi

"Kau sama menyedihkannya dengan mereka." Ucapnya lagi dengan nada suara yang lebih dingin

Kini Sakura memandang lelaki itu dengan tatapan tajam

"Seharusnya kau lihat dirimu. Kau jauh lebih buruk dariku." Ucap Sakura pelan tetapi sarat akan kemarahan

Kakinya melangkah menjauh dari sosok itu dengan cepat. Ternyata itu adalah Sasuke, Sasuke yang mendengar ucapan Sakura tertegun sesaat

Mata hitamnya memandang tajam ke arah kobaran api yang melahap tubuh istrinya, si penghianat itu

"Aku membencimu Hinata." Gumam Sasuke dengan kebencian yang mendalam di hatinya

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hai dukung aku dengan cara vote dan komennya❤🤗🥰

ENDLESS LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang