5

0 0 0
                                    

"Lelah?" Tanya Rain singkat. Tampak Reyhan yang sedang memijat pundaknya sendiri dengan sebelah tangannya. Wajahnya juga sedikit meringis.

"Tidak begitu, kau pasti lelah bukan? Berdiri di bawah terik sinar matahari seharian"

"Tidak lelah, aku hanya membungkukkan badanku seharian tidak mengangkat beban berat"

Rain duduk di belakang badan Reyhan, ia mengulurkan tangannya pada pundak Reyhan dan mulai memijitnya. "Kau pasti lelah Rey, pekerjaanmu bukan pekerjaan yang biasa kau lakukan. Ototmu pasti terkejut"

"Rain, kenapa kau memijatku?"

"Kau lelah, butuh pijatan. Ayahku bilang pijatanku paling enak jadi biasanya aku memijat ayah setelah dia pulang kerja seharian" pijatan Rain naik ke kepala Reyhan. Reyhan memejamkan matanya sesaat, ia membenarkan perkataan ayah Rain dalam hati. Pijatan Rain memang membuatnya nyaman dan melegakan otot otot yang tegang.

"Setelah ini kita makan ya? Aku sudah menghangatkan makanannya" Rain.

"Iya, aku sedikit lapar"

"Rey.."
"Ya?"
"Apa menurutmu orang tuamu dan ayahku cemas?"
"Tentu saja Rain, tidak ada orang tua yang tidak cemas ketika kehilangan putra putri mereka"

"Menurutmu, apa teman teman sudah kembali ke rumah masing masing?"

"Mungkin ada yang telah kembali tapi hanya jasadnya"

"Maksudmu?"

"Badai sangat besar saat itu Rain, mustahil orang yang tidak bisa berenang bisa selamat seperti kita. Kecuali jika mereka memakai pelampung. Kau tahu sendiri jumlah pelampung sangat terbatas yang memakai hanya beberapa mahasiswa saja termasuk kita berdua"

"Teman temanmu?"

"Aku yakini mereka selamat, mereka memakai pelampung seperti kita dan mereka mahir berenang"

"Mudah mudahan perkataanmu benar"

"Amin"

Reyhan meraih kedua tangan Rain "sudah ayo kita makan. Setelah ini istirahat, mengumpulkan energi untuk esok hari"

"Kita tidak akan disini selamanya kan?" Rain menatap Reyhan cemas. Dia ingin pulang sebetulnya.

"Tidak ada cara untuk pulang" Reyhan.

"Hamili aku"

Reyhan tertegun "Kau yakin?"

"Hanya itu cara satu satunya Rey"

"Dengar! Bagaimana reaksi ayahmu nanti jika aku merusak anak satu satunya. Habis aku"

"Kita bisa menjelaskan situasinya Rey, kita tidak akan pulang jika terus begini "

Reyhan menganggukkan kepalanya "sudah makanlah terlebih dahulu. Nanti kita pikirkan lagi"

******

"Coba kita telusuri setiap pulau di sekitar ini" ucap kepala tim SAR. Beberapa kapal di kerahkan untuk mencari sisa korban yang belum ditemukan. Mereka berpencar memeriksa setiap pulau di sekitar TKP.

Salah satu kapal menghampiri pulau terdekat, Belum ada yang mereka temukan ketika mereka sampai di tepi pantai. Namun akhirnya mereka memutuskan untuk menyusuri isi pulau tersebut, takut jika ada mahasiswa yang berlindung di dalamnya.

Benar saja, 2 jam kemudian ada Haikal dan Mahen yang mereka temukan dari dalam sana. Masih dalam keadaan baik baik saja meski agak kurus. Tim SAR mengefakuasi keduanya dan segera di bawa pergi dari pulau tersebut. Keduanya terlihat berpelukan sembari menangis ketika berada di atas kapal.

The Island Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang