Barista Tampan Jadi Anjing Om-Om Cina

1.1K 12 6
                                    

20.000-30.000

0895406159020

Paket hemat 50 ribu 50 cerita

"Gathan Bagaskara, namamu?" tanyanya angkuh sambil memandang rendah pelayan cafe dengan paras rupawan tersebut. Tak mau kalah, pelayan yang sudah mencoba bersikap ramah sedari awal itu balas menatap pelanggan rese-nya dengan tatapan yang lebih ganas lagi. "Saya tanya KAMU! Kalo memang punya mulut jawab pertanyaan saya, dasar TOLOL!"  ini pertama kalinya pemuda dengan badan proporsional itu mendapat bentakan.  Pelanggan yang ia hadapi kali ini terus menerus menuduhnya jika minuman di kopi yang ia buat mengandung lalat.

"Anda mau apa? Saya bisa habisin anda  sekarang juga, saya udah coba tahan-tahan ya dari tadi!" Gathan menarik kerah baju Cuong Lien yang tahun ini genap berusia 50 tahun, kacamata pelanggannya itu sampai terjatuh ke lantai. "Eh apa-apaan kamu? Tolong.. TOLONG saya mau dibunuh!" Gathan yang lagi lagi dituduh langsung melepaskan cengkramannya dan mengurungkan niatnya untuk melemparkan pukulan keras.

"Anda lecehin saya dari tadi, terus masukin lalat di setiap minuman yang saya bawakan, sekarang anda mau apa lagi?!" Meski sedang diliputi oleh kemarahan akibat anu-nya diremes oleh om-om bangsat, Gathan masih bisa menjaga tutur katanya sesopan mungkin. "Kalau anda mau laporin saya, saya juga bisa laporin balik!" Ia tak takut berhadapan dengan Cuong Lien yang meminta tolong pada manager di kafe tersebut.

Untung saja kafe yang sangat instagrammable tersebut sedang sepi dan hanya ada mereka bertiga, termasuk sang manager yang juga keturunan cina sama seperti Cuong Lien. "Ada apa ribut-ribut begini, Than?" tanya Hendrik pada pegawainya yang langsung ditanggap cepat oleh Lien. "Dia mau hajar saya sampe mampus! Saya jelas gak terima diginiin!" Ia menggertak keras meja hingga beberapa minuman kekinian tersebut tumpah.

"Maaf, Bos. Tapi saya difitnah dan dilecehkan, bos bisa cek cctv," Adunya pada sang manager yang sedang mencoba mengetahui apa yang telah terjadi.

"Pelanggan ini sengaja memasukkan lalat ke minumannya sendiri untuk menjebak saya! Saya berani sumpah, Bos!" Gathan membela dirinya tanpa ada keraguan, yang membuat Lien kaget karena aksinya melecehkan pemuda tersebut tertangkap oleh kamera pengawas.

Tapi karena sama-sama berdarah Tionghoa, dan usia mereka yang tak terlalu jauh, membuat Lien mengancam sekaligus bekerja sama pada Hendrik untuk menutupi kasus ini. "Koh, kita udah saling kenal, masa lu gak percaya sama oe? Parah banget, Koh." Usut punya usut ternyata dirinya telah menjalin persahabatan dengan manager kafe Kopi Kenangan Jiwa itu, dan sudah lama dirinya mengincar Gathan untuk dijadikan 'anjing peliharaannya'

Karena sadar akan bekingan yang Lien punya, Hendrik akhirnya menerima kerja sama tersebut dan langsung memarahi Gathan yang tak becus dalam bekerja. "Ga usah kita liat cctv, saya percaya sama koh Lien kalo dia ga mungkin melecehkan kamu!" Jelas saja pemuda dengan seragam barista ketat yang membuat badan sixpacknya terlihat menggoda itu langsung tak terima. "Ta--Tapi saya ga mungkin boong, saya udah kerja sama Koh Hendrik udah lama, mana mungkin saya ngada-ngada." Ia menarik napas dalam-dalam karena begitu kesal, bicaranya terdengar sangat gemetar saking tak terima jika dirinya dilecehkan.

"Serius, Koh, tadi om ini remes anu saya." Gathan mati-matian meyakinkan sang manager yang tetap berpihak pada Koh Lien. "Saya juga udah kenal lama sama dia, bahkan jauh lebih lama dari pada kenal sama kamu, Gathan. Sekarang tutup mulut kamu dan cepat minta maaf." Takut kafenya dibuat bangkrut oleh Koh Lien yang merupakan seorang pengusaha ternama, Hendrik memaksa Gathan mengakui jika dirinya lah yang memang bersalah. "Gak! Saya gak mau! Anu saya diremes, lalu saya difitnah jika kopi yang saya buat ada lalatnya, mana mungkin saya sudi minta maaf ke dia. Saya bisa viralin ini biar om mendapat hukuman pidana." Gathan berwatak keras, sedikit bar bar dan badboy, ia beranjak ke ruang cctv berada namun langkah gusarnya terhenti seketika.

"Ibumu lagi sakit keras, Gathan. Adik mu juga. Om Lien ini bakal ngebiayain semua biaya operasi untuk keluarga kamu kalo kamu minta maaf sambil bertekuk lutut di kakinya." Hendrik berteriak seperti itu, yang sukses bikin Gathan bimbang. "Bangsat, kalo bukan demi nyelamatin nyokap dan adek gua, gua gak bakal ngelakuin tindakan memalukan begini." kesalnya dalam hati sambil pelan-pelan membalikkan badan tegapnya dan melangkah kembali ke arah Hendrik dan Lien. "Biayanya mahal, dan operasinya berjalan besok, anda sanggup gak?!" tanyanya ketus bersamaan dengan raut muka tampannya yang amat sangar.

Tapi Koh Lien malah menikmati itu dan makin terangsang karena mendapat 'anjing nakal' setelah sekian lama memimpikannya. "Mantep banget dah lu, mukanya ganteng, beringas macho, badan gede apalagi kontolnya. Aaah... Cocok jadi anjing gue." ungkapnya kegirangan dari dalam hatinya. Ia sempat mencengkram kontol Gathan untuk menebak seberapa besar ukuran anu si pelayan ganteng tersebut, dan hasil akhirnya sangatlah memuaskan dirinya.

"Hanya 30 juta? Gue bahkan punya 50 juta. Gue transfer ke rekening loe sekarang juga." Dengan nada dan ekpresi angkuh, Lien memperlakukan Gathan seperti seorang babu yang siap dihina. "Sudah gue transfer, sekarang lakuin apa yang gue suruh, jangan membantah atau nyokap dan adek loe bakal gue bunuh!" Mendapat ancaman yang membuatnya kesal, Gathan kali ini gak bisa melawan.

"Lepas apron dan kemeja putih loe, sekarang! Ga usah pake lama!" Sangat ketus dan begitu merendahkan, Gathan yang memakai apron coklat dan kemeja putih berlengan panjang super ketat terpaksa menurut walau dalam hati ingin membunuh Koh Lien. "Oke juga badan loe, anjing montok begini enak dipelihara." Lien mengomentari badan Gathan kepada Hendrik yang mangut-mangut setuju.

Tanpa mengatakan apapun, pemuda yang kerap membentuk badannya di gym itu kini telah menanggalkan pakaian atasnya dan sudah bertelanjang dada. "Aw! Ja--Jangan macem-macem, Om!" Mulutnya langsung dibekap oleh Hendrik dari belakang, ia mendadak menjerit karena dada bidangnya yang sangat sekal itu diremas dan digrepe oleh Koh Lien dengan sangat keras. "Mantep! Pasti loe sering fitness ya?" Lien tergoda akan puting merah muda yang rasanya ia ingin isep sampe membengkak.

"Ehmp! Ehmp!! Huummmpppp!!!" Gathan menggeleng-gelengkan kepalanya supaya bekapan telapak tangan dari bos-nya itu bisa lepas dari mulut mungilnya. "Sekarang loe make ini dulu ya, gua udah bawain hadiah buat loe dari jauh-jauh hari." Karena telah memantau Gathan sejak lama, tentu saja Lien sudah membeli banyak peralatan penyiksaan seperti sebuah kalung anjing lengkap dengan rantainya.

"Makein aja, Koh. Biar dia gak galak-galak lagi jadi anjing, biar sekarang nih anjing ada majikannya supaya jinak dan nurut." Hendrik ikut mendukung aksi pelecehan yang dilakukan oleh Lien, ia juga menganut paham Bdsm. "Sekalinya loe gua pakein kalung anjing ini, loe gak akan bisa lepas dari jangkauan gue."  Ia sempat kesulitan ketika memasangkan collar tersebut ke leher jenjang Gathan karena mendapat sedikit perlawanan dari pemuda itu.

"Cakep. Pantes juga loe gue pakein kalung anjing gini, haha. Sekarang... Gue mau borgol kedua tangan loe biar gak kabur."




Lika Liku Seksual ( 4 season) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang