A*

2 0 0
                                    

Setelah kejadian di hari itu, benar sekali hidup nya menderita. Setiap hari foto-fotonya terpampang di mading. Tak hanya itu wajahnya pun dijadikan meme untuk guyonan para murid sekolah Xantara. Hari-harinya disekolah amatlah berat dibandingkan tahun lalu.

"Rayan kenapa kau melibatkan, cewek itu?" Tanya Arvin Samudera. Rayan yang tengah memainkan game mendorong meja di depannya. "Dia musuhku, tidak peduli jika dirinya adalah cewek. Musuh tetap musuh" katanya. "Tapi yan, kau sudah sangat keterlaluan" ucap Arvin. "Ah! Berisik!" Kata Arrayan pergi dari tempatnya.

"Aduh" suara dari Gabriel Angkasa dan Bisma Xanders yang di dorong oleh Arrayan. "Kenapa tuh ? "Tanya mereka pada Arvin. Arvin hanya menghela nafasnya. Ia tau Arrayan pasti benar-benar akan melakukan hal yang lebih parah lagi. Karena Arrayan telah memilih musuhnya itu, bagi Arrayan musuhnya harus benar-benar berlutut dihadapan dirinya.

Arrayan pergi menggunakan mobil sport Lamborghini Aventador nya, melaju sangat kencang di jalan. Dirinya melampiaskan amarahnya dengan cara seperti itu. Tak hanya itu ia pun memukuli pengguna Lamborghini yang ikut melaju kencang.

Saat dirinya memberhentikan mobilnya, Arrayan melihat Zhafira yang tengah membantu orang tuanya. Berjualan sarapan dan juga risol . Arrayan mengepalkan tangannya menahan amarahnya. "Dasar rakyat jelata!" Imbuhnya.

Tapi disamping itu, ada Arvin yang juga membantu Zha berjualan. Bagaimana bisa sahabat nya sangat dekat dengan musuhnya itu. Arrayan segera keluar dan menuju gerobak dagangan Zhafira.

"Hem Hem" deham Arrayan. Ibu-ibu yang tengah membeli berteriak histeris melihat Arrayan di samping mereka. "Arrayan! Minta foto" ucap ibu-ibu menarik Arrayan menjauh dari Zhafira dan Arvin.  Zha melihat wajah Arvin seperti menanyakan hal, Arvin hanya mengangguk kan kepalanya.

Saking lamanya berfoto, dagangan Zhafira sampai habis. Arvin dengan sigap membantu Zha membereskan barang dagangannya. Tanpa disengaja tangan Zha dan Arvin bersentuhan. Arrayan melihat dari kejauhan terlihat kesal.

"Oh oh, maaf" kata Zha. Pukul 6 sore akhirnya Zha kembali ke rumahnya. "Makasih yah," ucap Zha pada Arvin. Arvin hanya memasangkan senyum manisnya itu. Dalam hati Zhafira dirinya sangat beruntung bertemu dengan cowok itu. "Tunggu siapa nama kamu?" Tanya Zha. Cowok itu pun mendekat kan badannya dan berbisik ke telinga Zhafira. "Arvin Samudera" ucapnya. Zhafira diam membisu selama beberapa detik.

"Ha...!" Teriaknya mengagetkan Arvin. "Ups, maaf" sambungnya. Arvin tertawa melihat keluguan Zhafira. Mereka tertawa bersama. Arrayan pun datang merusak kebersamaan mereka.

"Arvin!kenapa kau ada disini. Bersama dengan musuhku !"kata Arrayan menunjuk ke arah Zhafira. Zhafira pun menanggapi nya, "oh cowok manja, kenapa kau ada disini juga ? Kamu mau beli jengkol?" Kata Zha menantang Arrayan.

Zha dan Rayan menatap sinis satu sama lain. Arrayan pergi meninggalkannya dengan mobilnya itu. "Arvin, kenapa kau berbeda dari teman-teman mu itu, kau seperti pangeran yang amat baik" tanya Zhafira. "Itu karena kau adalah bidadari nya"ucap Arvin yang akan meninggalkan Zhafira.

Zhafira membeku mendengar perkataan dari Arvin. "Zhafira terima kasih untuk hari ini" pamit Arvin.

"Dasar cewek Jengkol!" Teriak Rayan mengobrak-abrik isi kamarnya. "Tunggu pembalasan ku nanti."imbuhya.

Zhafira melihat ke arah langit melihat-lihat bintang yang bersinar di langit yang gelap itu. Dia merasakan kebahagiaan dan juga penderitaan sekaligus. Kebahagiaan itu hadir dengan adanya Arvin Samudera yang selalu membantunya itu. Dan penderitaan itu adalah perbuatan dari Arrayan Adhitama,membuatnya harus memanjangkan ususnya itu.

Dirinya terus bertanya-tanya, Arvin Samudera kenapa berbeda. Baik senyuman nya dan sikapnya sangatlah menenangkan hati. Berbanding terbalik dengan Arrayan cowok brengsek.

Genk Adelardo

Isi pesan wa

Aku ingin kita adakan pesta satu malam di gedung DPR (Sorry, bukan Dewan Perwakilan Rakyat yah, tapi Darling Park Residens). Semua orang harus Hadi di pesta itu. Tanpa terkecuali!

Apapun yang diperintahkan oleh Genk Adelardo para murid Xantara harus melaksanakannya. Zhafira tentu saja bodo amat dengan hal itu. Namun, Arvin mengajaknya untuk bisa datang di pesta tersebut.

Ini baru pertama kalinya ia akan pergi ke pesta para anak orang kaya, bukan selevel dengan dirinya. Lingkungan yang amat kelas atas.

"Aku mohon datanglah" isi pesan dari Arvin kepada Zhafira. " Baiklah aku akan datang kesana" balasnya.

Zhafira segera mencari- cari pakaian yang pantas ia pakai  dipesta itu. "Gedubrak!" Suara dari balik pintu kamarnya. "Ayah , ibu ada apa?" Tanya Zha. "Kau mau berkencan dengan siapa? Biar ibu pilih kan bajunya" kata ibu menghampiri Zha.

"Kencan?" Tanya Zha. " Bukan bu ini--"ucap Zha yang tak selesai. "Sudah, biar ibu pilihkan. Wira!" Kata ibu meneriaki anak bungsu.

"Kau akan berkencan dengan siapa? " Tanya ayah. " Hei! Cowok yang membantu kita lah pak, siapa namanya Er Ar apin Upin. Loh Upin Ipin " kata ibu yang menebak-nebak. Sontak perkataan ibu membuat seisi rumah tertawa, yah begitulah ibu Amirah orang yang receh.

"Arvin Bu," ucap Zha. "Nah iyh itu" jawab ibu. Sembari memilihkan baju lamanya , ibu Amirah berkata bahwa Arvin sangatlah berbeda, dia anak orang terkaya. Ibu Amirah bisa beruntung jika berbesan dengannya. "Arvin kan orang kaya yah Zha, kenapa gak nyalon jadi kades aja. Nanti ibu pasti pilih dia, kalo nggak jadi mantu ibu aja deh." Kata ibu.

"Hahahah" tawa dari keluarga Zhafira tak tertahankan. Walaupun hidup dengan sederhana, kebahagiaan selalu hadir lewat ibu nya. Yang membuat guyonan receh , mencairkan suasana. Zha memandangi wajah ibunya, bagaimana jika dirinya suatu hari nanti harus berpisah dengan ibunya itu. Rasanya dunia akan begitu hancur.

......

What's the next?

Kau sumber kesedihan tetapi, bisakah kau menjadi kebahagiaan untukku juga?

|

Unknown

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang