R*

0 0 0
                                    

Tampak dari jauh, orang-orang mengerumuni Mading sekolah. Seperti ada berita heboh di pagi ini. Zhafira tak ada keniataan untuk melihat atau bergabung dalam kerumunan itu. Dia pergi menuju ke kelasnya.

"Apa! Zhafira suka Jengkol! What the what ottoke ottokajji?" Suara dari kerumunan itu. Zhafira berhenti dan melirik siapa yang mengatakan itu. "Woy, anak kalangan rendah gak punya selera. Dasar aneh" kata mereka. "Liat nih foto mu, benar-benar bukan level kita. Hih jijik"sambung mereka. Zha segera melihat apa yang tertempel pada papan mading itu.

Dan yang ia dapati adalah foto kemarin saat dirinya ke pasar, dan sedang memilih bahan baku untuk jualan keluarganya. Zha kebingungan siapa orang yang melakukan ini. Dalam benaknya apa cowok baik itu ah tapi tidak mungkin.

"Hahahah, mangkanya jangan main-main dengan Genk Adelardo!" Kata mereka menujuk ke arah Zhafira. Zhafira lalu didorong oleh seseorang hingga terjatuh. Kerumunan itu pun pergi dari Zhafira. Zhafira hanya menghela nafasnya dan menyeka tangisan yang hampir jatuh ke pipi.

Zha berlari menuju loteng sekolah Xantara. Dan menumpahkan air mata nya disana. "Ya Tuhan! Apa aku salah!? Perkara suka jengkol? Dagang jengkol? Tapi masakan ibu aku enak dan gak bau sama sekali. Apa perlu aku beri ke mereka?" Ocehan Zha pada langit. Zha terus mengoceh sembari menangis, seperti anak kecil yang merengek minta permen.

"Kau benar-benar lucu yah" suara dari belakang Zha. Zha membalikkan badannya, ia kembali bertemu dengan cowok itu. " Kau" sebut Zhafira. "Iyah, aku." Kata cowok itu. Zhafira dan cowok misterius selalu bertemu seperti ada maksud tertentu.

"Bagaimana kau tau aku disini?"tanya Zha. "Mungkin takdir," kata cowok itu dengan memberikan sapu tangannya. "Soal foto di Mading itu adalah perbuatan dari Arrayan, sahabat ku."imbuhnya . Zhafira lega ternyata sih cowok manja itu yang melakukan hal ini.

Zhafira menghapus air matanya dengan sapu tangan dari cowok itu. Zha kemudian menatap wajah nya tampak menenangkan hati, lagi-lagi ia bertanya pada diri sendiri, mengapa salah satu dari Genk Adelardo yang dirinya temui ini sangatlah berbeda.

Sangat berbeda 200%.

Gak ada angin gak ada hujan, cowok itu memeluk Zhafira. Pupil mata nya membesar karena ia baru pertama kali di peluk oleh seorang cowok selain ayah dan juga adiknya. Cowok itu pun mengelus rambut Zha dengan sangat lembut.

Zhafira yang menyadari segera melepaskan pelukannya dari cowok itu dan meninggalkan nya.

"Ah..malu banget" kata zhafira yang tersipu malu. Zha menuju ke kelasnya.

Jam istirahat, Zhafira tidak seperti murid lainnya yang suka membeli jajan , karena apa ? jajan di sekolah Xantara setara dengan hotel bintang lima. Gak ada tuh cilok, cilor, ataupun seblak. Semua yang tersedia disana berupa sushi, pizza sampai yang paling mahal es krim ditaburi caviar.

Untung sekolah nya menyediakan makanan, dengan hanya mengantri saja. Zha segera mengambil piring. Walaupun hanya makanan ini Zha amat bersyukur.

"Dubrak!"suara dari belakang badannya. Sepertinya terjadi kegaduhan. Zha pun menengok kebelakang punggungnya, dan yang ia dapati adalah Genk Adelardo sedang membully salah satu murid. Zhafira menghela nafas panjang lalu menghabiskan makanannya.

Zha tiba-tiba di siram oleh segerombolan murid cewek. Dan terus mengatainya, bau jengkol tak hanya itu mereka pun menyebut nya yang lebih parah, dasar rakyat jelata miskin, bodoh gak tau diri . Zha menutup matanya dan hanya bisa bersabar. Ia tau dirinya tak bisa berbuat apa-apa selain bersabar.

Hingga akhirnya, Arrayan Adhitama tepat di depan matanya. Zhafira menatap wajah Arrayan penuh amarah. Arrayan pun mengatakan bahwa, "kau berani-beraninya mengejek diriku di depan semua orang kan. Dan ini adalah balasannya." "Tidak lupa juga, dengan jengkol mu itu. Jika kau berani mengolok-olok  aku lagi , kau akan menderita." Imbuhnya pada Zha yang hanya diam.

Arrayan pergi meninggalkan nya, Zhafira yang penuh amarah pun menarik baju dari ketua Genk Adelardo itu. Dan memutar lengan Arrayan hingga kesakitan tak hanya itu dirinya pun mendorong Arrayan ke tembok dan menguci badan Arrayan dengan tangannya.

"Aku gak peduli , kamu mau berbuat apa!" Teriaknya. "Kau mau aku menangis dan menyerah hanya karena perbuatan mu itu. Dasar anak manja!"imbuhnya. Zha melepaskan emosi nya yang meluap-luap itu. Zhafira pun memegang kerah baju Arrayan dengan erat. Lalu ia pun mengatakan bahwa dirinya tak akan menyerah. Dia akan terus berusaha untuk bisa lulus di sekolah ini. Walau ia harus berhadapan dengan Genk Adelardo.

Zhafira dan Arrayan saling menatap satu sama lain. Zhafira melepaskan tangannya dan pergi dari kegaduhan itu. Dirinya pun menuju ke toilet sekolah dan menumpahkan air matanya di sana.

Disela-sela tangisannya ia tersadar kalau mempunyai sapu tangan dari cowok misterius itu. Tangisannya pun tak tertahankan lagi. Menurutnya ini adalah hari paling bahagia jika dilihat dari seberapa tidak menyakitkan nya.  

.
.
.
...

What's the next?

Kebahagiaan hadir setelah kesedihan. Begitu pula sebaliknya.

|

Unknown

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang