_____________
Dalam kegelapan malam tanpa suara sedikitpun seorang gadis kecil berusia 10 tahun sedang terduduk sendirian di halaman rumahnya sambil memandang bintang di langit. Senyum kecil terlukis dari bibirnya sebelum hilang dengan kehadiran seorang pria dewasa.
"Mengapa kau berada di sini? Ayo masuk ke dalam!" kata pria itu dengan nada setengah membentak.
"Natasha gak mau masuk Yah," tolak gadis kecil bernama Natasha itu.
Pria yang ternyata adalah ayahnya itu sedikit terbakar amarah. Sekali lagi dirinya mengajak Natasha masuk ke dalam rumah.
"Ayo masuk jika tidak kau tidak akan tidur di dalam rumah malam ini," ujar Nevan, pria dewasa itu.
"Natasha gak mau masuk ayah," tolak Natasha lagi membuat Nevan sangat marah.
"YA SUDAH JANGAN MASUK KE DALAM RUMAH! MALAM INI KAMU TIDUR DI LUAR! DASAR ANAK TAK TAU DIRI!" bentak Nevan membuat air mata perlahan turun dari mata indah Natasha.
Nevan kemudian pergi dari situ meninggalkan Natasha yang tetap diam dengan air mata yang terus mengalir.
"Ibu, ayah udah berubah Bu. Ayah gak sama dengan ayah yang dulu waktu ibu masih ada. Ayah yang sekarang gak sayang Nata lagi Bu. Hiks dia bukan ayahnya Nata lagi," kata Natasha dengan isakan air mata.
"Sayang." Panggilan itu membuat Natasha menghapus air matanya.
"Tante."
Orang itu adalah tantenya. Adik sang ayah. Dirinya menghampiri keponakannya itu bersama dengan anaknya yang seumuran dengan Natasha. Dirinya langsung mendekap erat tubuh Natasha begitu duduk di samping anak itu.
"Udah gak usah dipikirin. Jangan nangis lagi ya! Ayah kamu sebenarnya sayang banget sama kamu hanya dia sedang capek aja," kata Adinda menenangkan Natasha.
"Udah Nat. Kan ada aku sama mama," kata Icha, anak Adinda menenangkan Natasha.
Natasha tersenyum senang mendengar itu. Dirinya menjadi tenang karena setidaknya masih ada yang menyayanginya.
Sementara itu sepasang mata melihat dari dalam rumah dengan senyum sinisnya.
"Kamu akan membayar perbuatan ibumu kepadaku Nata."
_____________
7 tahun berlalu. Natasha si gadis cantik yang sangat suka melihat indahnya malam kini genap berusia 17 tahun. Hari ini tepat harinya merayakan sweet seventeen. Namun, semua terasa biasa saja baginya. Tak ada hal yang istimewa.
"Selamat siang Bu. Apa kabarnya di sana? Kangen sama Nata gak? Nata kangen banget sama ibu. Ibu yang tenang ya di sana. Sekarang Nata udah dewasa, Nata udah mulai ngerti dunia ini kayak apa. Hari ini Nata datang ke sini mau rayain sweet seventeen bareng ibu. Di rumah Nata gak dianggap jadi anaknya ayah jadi Nata ke sini aja."
Natasha Florenza, 17 tahun usianya sekarang, tak ada kebahagiaan dalam hidupnya, tak pernah ada senyum yang tampak di wajahnya saat dia di rumah. Dia hanya merasakan kenyamanan di kubur sang ibu. Dia hanya menampakkan senyumnya di kuburan sang ibu dan juga di sekolahnya.
"Selamat ulang tahun, selamat ulang tahun, selamat ulang tahun Natasha, selamat ulang tahun."
Natasha menyanyikan sendiri lagu ulang tahun untuknya. Setelah itu dia mengucapkan doa lalu meniup lilin.
"Selamat ulang tahun Natasha."
Sebuah suara yang datang membuat Natasha terkejut sekaligus terharu. Tak disangka satu-satunya sahabatnya datang ke kuburan ibunya dengan membawakan kue ulang tahun untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Ekspetasiku
Poetry"Teruslah berekspektasi sampai ekspetasimu menghancurkan hatimu."-Icha Ayuningtyas _________________________________________ "Apakah salah bila aku berekspektasi? Aku hanya ingin punya harapan."- Natasha Florenza ____________________________________...