Harapan Baru

2 0 0
                                    

_____________

Natasha POV:

    Di lorong sekolah yang sepi ini, diriku berjalan sendirian dengan wajah lesu. Aku masih merasakan sakit karena orang yang aku cintai ternyata berpacaran dengan saudari tiriku. Padahal diriku sudah berharap sama dia. Dasar lelaki. Semuanya kang PHP.

"Argh,,, lo ngapain?" tanya gue mengerang karena rambut gue ditarik seseorang.

"Ini balasan atas perilaku lo pagi tadi." Dhea semakin kuat menarik rambut gue.

"Sialan lo," umpat gue.

    Sialan nih anak. Sakit banget kepala gue. Dasar penikung sialan. Gak berperikesaudaraan. Lah? Emang dia saudara gue? Najis banget gue ngakuin dia jadi saudara gue.

"Lepasin Dhe. Kepala gue sakit bego," pinta gue sembari meringis.

"Gak bakal gue lepasin," ujarnya menarik rambut gue semakin kuat.

"Woi apa yang lo lakuin! Lepasin dia." Suara cowok menggema di lorong sepi ini.

"Siapa lo?" tanya Dhea tanpa melepaskan rambut gue.

"Gak perlu tau siapa gue. Lepasin dia, dia kesakitan begi," ujarnya.

"Apa peduli lo? Gak bakal gue lepasin nih anak," ucap Dhe. Emang sialan nih anak.

"Lepasin atau gue laporin elo ke BK," ancam cowok itu membuat Dhea ngelepasin rambut gue.

"Ck, gue gak bakal biarin lo bebas gitu aja," ucap Dhe ngelepasin rambut gue dengan kasar lalu pergi dari tempat ini.

    Sialan nih anaknya Mak Lampir. Pagi tadi emaknya nyampur apa sih ke makanannya, udah nikung crush gue, narik rambut gue lagi.

"Thanks ya udah nolongin gue," ucap gue ke cowok yang nolongin gue.

"Iya sama-sama."

"Btw gue Natasha, elo siapa?" tanya gue sembari mengulurkan tangan padanya.

"Gue Alvaro," balasnya menyambut tangan gue. Gila nih tangannya lembut plis hangat banget. Bisa jatuh cinta nih gue.

"Oh ya, kelas lo dimana?" tanya Alvaro.

"XI MIPA 1."

"Kok lo bisa nyasar di sini? Bukannya XI MIPA 1 di lantai atas ya?" Sekali lagi Alvaro bertanya sama gue.

"Gue suka main ke tempat ini. Kayak lebih nyaman lagi soalnya sunyi di sini. Lo sendiri kelas lo dimana?"

"XII MIPA 4."

"Oh kakel berarti ya, tapi kan kelas lo di lantai 3 ya, kok bisa lo di lantai dasar?"

"Alasannya sama kek elo manis."

    Salting? Tentu aja ges. Siapa yang gak salting dibilang manis sama cowok? Jantung gue jedag-jedug. Memerah pipi gue dibuatnya.

Author POV

"Mau ikut gue gak?" tanya Alvaro.

"Kemana?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku dan Ekspetasiku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang