Kebahagiaan Palsu

4 0 0
                                    

_____________

Author :"Apa yang akan kamu lakukan di luar rumah jika di dalam rumah mempunyai masalah? Apa kau akan menjadi manusia dengan kepribadian dingin? Atau akan menunjukkan kebahagiaan walaupun itu palsu?"

Natasha :"Aku akan tetap menunjukkan kebahagiaan. Ya walaupun itu palsu tapi itu lebih baik daripada menunjukkan kepribadian yang membuat orang-orang menganggap kita sombong."

_____________

"Good morning world. Hopefully today's test from you is not too difficult," ucap Natasha yang baru saja bangun dari tidurnya.

    Saat mencoba membuka pintu ternyata pintu gudangnya sudah terbuka. Senyum kecil terukir dibibir Natasha. Namun, kembali hilang saat dirinya membuka pintu dan menemukan ibu tirinya sedang berdiri di depan gudang.

"Selamat pagi Natasha. Bagaimana tidurmu? Pulaskah? Harus pulas dong sayang biar kamu itu punya tenaga untuk menghadapi apa yang akan saya lakukan pada kamu hari ini," kata Rara memperlihatkan senyum sinisnya.

'Huh tak sesuai ekspetasi. Ku kira ayah yang membukakan pintu ternyata Mak Lampir ini,' batin Natasha.

"Sangat pulas tante, bahkan saya sempat bermimpi loh dan di dalam mimpi saya itu ada tante yang sedang diusir dari rumah ini oleh ayah," balas Natasha menatap Rara tajam.

"Oh itu tidak akan pernah terjadi sayang. Karena apa? Karena itu semua hanya ekspetasi kamu aja. Dan ekspetasi kadang berbeda dengan realita. Jadi bersiaplah menghadapi realita yang akan terjadi nanti. Byeee," ujar Rara sembari pergi meninggalkan Natasha.

"Ck dasar Mak Lampir. Lihat aja suatu hari nanti kamu yang akan diusir dari rumah ini," gumam Natasha kemudian pergi menuju kamarnya.

_____________

    Dengan semangat membara Natasha memasuki gerbang sekolahnya. Senyum lebar ditunjukkannya kepada setiap penghuni sekolah. Menunjukkan kepada mereka bahwa dirinya begitu bahagia. Setidaknya pagi ini dirinya bisa mendapat kesempatan diantar oleh sang ayah.

"Drama queen. Hidupnya menyedihkan tapi tetap tersenyum," kata Sofia memperhatikan tingkah Natasha.

"Hei Sofia, selamat morning bestie," ucap Natasha menyapa Sofia sambil tersenyum.

"Semalaman gak makan, gak lelah lu?" tanya Sofia.

"Gak dong say. Kan tadi gue sarapan dulu," jawab Natasha.

"Muka lo masih keliatan pucat walaupun lo udah sarapan," kata Sofia.

"Masa sih? Ck padahal kan gue dah pake make up," ujar Natasha menunjukkan wajah sedihnya.

"Drama queen," ujar Sofia.

"Siapa yang lo sebut dengan drama queen ha?" tanya Natasha berpura-pura kesal.

"Yang jelas elu," jawab Sofia.

"Oh ya? Gak kebalik tuh? Kan elu yang biasanya banyak drama," kata Natasha.

"Dih elu kali yang banyak drama. Hidup kok drama mulu," balas Sofia.

"Dih hidup lo tuh yang kebanyakan drama," sambung Natasha.

"Widih ada anak tak dianggap nih," kata Dhea yang muncul sambil menggandeng seorang cowok.

'Rafa,' batin Natasha melihat cowok yang digandeng oleh saudari tirinya itu.

"Duh ada anaknya Mak Lampir," balas Sofia.

"Sof," desis Natasha memperingatkan Sofia untuk diam.

"Siapa yang lo bilang anak Mak Lampir bitch?" tanya Dhea marah.

Aku dan Ekspetasiku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang